Wednesday, November 28, 2007

sahabat lama

kenapa kamu terlihat begitu tua, teman?
mana senyum yang dulu sering ada di wajah kamu?
kemana larinya sinar tawa di mata kamu?
mungkin memang sudah terlalu lama kita tidak bertemu
sehingga sudah tidak ada yang bercanda dan mengajak tertawa kamu
jadi aku terima saja, saat kamu bilang itu semua salahku...
semoga besok-besok aku bisa luangkan waktu
untuk sekedar menyapamu
dan mendengar lelucon kecil yang telah banyak dikumpulkan di kepala kamu ...

sekali lagi sori, yah.. temanku...
:)

Thursday, November 22, 2007

22-11-07

Kamis di Konfiden... kali ini nonton program dengan nama "DI RUANG TENGAH." judul yang bikin penasaran karena katanya ini membahas mengenai keluarga (gue selalu cinta sama film yang ada cerita keluarga). ini pengalaman nonton gue....

DINNER AT 8
sutradara: Momphelio Santalana

film dengan sutradara asing dan cerita mengenai orang asing... ndak kena di hati gue ( bukan nasionalis, tapi tipikal bule ndak bikin gue antusias hehehe). Tapi sang film maker lumayan merhatiin detail dalam pembuatan filmnya, wardrobe perlu diacungin jempol dan propnya niat banget dibuatnya... angle2nya juga asyik buat di tengok.. but as the story goes.. it's just your typical american movie... :) asyik ndak tuh komentar gue .. hehehe.. hidup film indonesia 'lah!

BONCENGAN
sutradara: Riza Saputri

asyik! lucu.. the casting is a little off, tapi ide cerita sederhana dan lucu khas film maker Banyumas yang membahas hal2 kecil yang ironis dalam kehidupan sehari2 kita...  :) just love it!!!!

KINANTAN
sutradara: Robby Ertanto

seperti malam itu gue nonton bareng temen2nya sang sutradara, jauh sedikit riuh (kalau ndak boleh di bilang norak para penontonnya--sori yah.. karena menurut gue ngobrol, cekikikan dan protes saat adegan seks selesai itu kindda annoying) ... gue sudah siap melihat sebuah film yang keuren (teori gue, orang yang berani ngajak temen2nya untuk liat karyanya--pastinya karya itu keren banget.. karena temen adalah kritikus paling parah sedunia)

well, sayang film tidak memenuhi ekspektasi gue... padahal temanya mengenai transeksual (satu subjek favorit gue untuk dibahas) .. ide ceritanya lumayan mengenai penerimaan transeksual dalam keluarga (although it's not new tapi bolehlah) ... gue menonton film ini dengan kacamata beda, bukan sebagai penonton, tapi sebagai pemerhati gay,lesbian dan transeksual di Indonesia.. jadi posisi gue agak berbeda dibanding pada film2 sebelumnya... so, jangan diambil ati 'ya..
berikut adalah beberapa hal yang bikin mata gu mengernyit sebel saat liat film ini...
 
1. kalau pemain utamanya ndak mau cukur bulu kaki untuk jadi bencong, well jangan di shot duong kaki berbulu itu... dan seharusnya si pemeran juga ngerapiin alis.. Bencong adalah orang2 yang sangat aware sama hal2 yang prinil dan kalau mereka dandan itu sumpeh keren banget! kamera itu bisa milih apa yang diperlihatkan ke penonton dan apa yang tidak (itu namanya konstruksi realitas) , hanya karena banyak film mengusung mempertontonkan kaki memakai stoking sebagai konsep seksi, ndak perlu semua orang mengikuti hal itu, lho

2. adegan si bencong dijemput sama saudara... agak kaku yah... bayangin, kalau tiba2 lo tahu abang lo jadi bencong dan dagang di jalanan... apakah lo akan meluk2 dia dan meletakkan tangan lo di punggung abang lo yang udah jadi cewek itu.. I'm not saying that orang tidak bisa menerima kondisi itu.. tapi pastinya doung ada kecanggungan...

(ada seorang yang cerita pengalamannya menerima om-nya sebagai transeksual.. dia memeluk om-nya walau ada rasa kecanggungan.. walau demikian sosok perempuan di diri om itu tidak membuatnya merasa bahwa omnya berubah menjadi seorang tante, tapi tetep om-nya dis....)

3. adegan seks... mmm... sama kaya entri gue sebelumnya.. adegan seks jadi keharusan untuk film2 yang menyinggung tema2 seperti padahal (menurut gue) ndak esensial ini adegan.. hanya untuk menarik jeritan dan protes2 para penonton... (or it's that really what the film maker want?)

4. adegan ibu memeluk foto anak, dan si anak bersimpuh hanya dengan memakai beha... well, mungkin ini cuma sebuah analogi or simbol (padahal sepanjang film, pembuat film tidak berkutat pada simbol.. kok ujug2 ada gitu yah,....) tapi gue nangkepnya.. segokil2nya lo.. ndak mungkinlah lo hanya pake gitu aja di depan emak lo... it's kindda common courtesy aja.. banyak orang nga ngerokok di depan emaknya, ndak nyium pacar di depan emaknya, ndak nonton bokep di depan emaknya....well, wearing only a bra in front of your mom, when she's stressed out coz u are a transexual.. is one of those thing...

hahahah...

THE LAST BELIEVER
sutradara : Tumpal Tampubolon

Acung jempol!!!!
i love this film... ide sederhana, yang menjadi sebuah film liar imajinasi...ngiri sama kemampuan pembuat filmnya mendapatkan ide nan brilian itu... ini film favorit gue untuk program ini.....

sepertinya karya sutradara ini bakal gue tungguin di festival2 selanjutnya...





Wednesday, November 21, 2007

sayangnya

sayangnya g cinta berat sama kerjaan
sayangnya masih banyak yang harus g pelajari di sini
sayangnya sudah terlanjur nyaman sama orang sekitar

jadi hal printil seperi
pengisian form dan attitude NYONYA BESAR
bisa gue anggep kaya angin bau yang bentar lagi bakal ilang...

:(

sebel

pagi-pagi udah mau nulis hal yang bikin sebel ..... :(

lagi sebel sama orang berpangkat
yang pake seragam coklat
yang tiba-tiba sok ngatur rakyat
kemane aje lu waktu kita macet berat?

21-11-07

masih di Konfiden hari Rabu kemarin ...
dapat kesempatan nonton program kompetisi 8 "TABIR CERITA"--yang berisi 4 film-- di teater kecil. Sayang telat 5 menit jadi mengendap2 di bioskop yang gelap. Untung mbak2 yang nganterin gue ke tempat duduk tanggap banget, "Di sini aja yah, yang paling deket.." katanya sambil menyenteri (ini bahasa indonesia bukan sih?) jalan ke tempat duduk itu.... Wah, dia tahu bahwa gue udah ngak sabar untuk duduk dan menonton cerita orang2... thanks, mbak! kursinya pilihan Anda enak banget! :)

TRIP TO THE WOUND
sutradara : Edwin

Sayang seribu sayang, gue telat--padahal cuma 5 menit doang-- tapi yang namanya film pendek telat sedetik pun Anda punya kemungkinan untuk kehilangan film pertama...  film pertama ini durasinya cuma 7 menit.. JADI aja deh gue cuma dapet buntutnya yaitu tangan yang lagi grepe2 pahanya Ladya Cheryl di mobil.... dan ngomong "Kamu ada luka, ya?"
Damn! ndak ngerti gue.... terus bete deh...

LIPSTICK
Sutradara: Rina Yanti Harahap

waduh, gue bingung nih mau review film ini... sinopsis yang ada di program keren banget, tapi kok yang gue liat di layar berbeda yah... atau memang ide itu indah bila di wacana saja, saat turun pada tataran praktek... berantakan jadinya.. :( itu yang gue rasa di film ini... saya salut sama ide dan bayangan gambar keren yang ingin dibuat sama film makernya, sayang kok gue ndak dapet yah.... :(

oh ya kerennya lagi, pagi sebelum nonton film ini temen gue, Naboi, cerita mengenai sebuah film pendek dari ostrali yang punya ide besar yang sama dengan ini... kebetulan banget yah...

MATA LOBANG
sutradara Elysabeth Ongkojoyo

Setiap nonton Konfiden, kita harus milih film favorit kita, nah film ini jadi fav gue untuk program ini-- walau tanpa antusiasme berlebihan ...

pembukaan film ini adalah logo sebuah institut kesenian yang beken.. wah, berat nih bawaannya, begitu batin gue waktu liat logo segede gaban itu... semoga film ini kuat ngebawa logo itu... dan ternyata dia lumayan bisa ... selamat!

ide cerita yang ironis--cukup manthap juga.. cuma ketara yang bikin anak jaman sekarang karena ada over ekspose sex scene (yang menurut gue pengambilannya bagus banget--paling tidak beberapa level di atas video sex amatir lah). Kalau orang dulu, adegan ini  bisa hanya diwakilkan dengan suara dengusan atau apalah.. tapi anak muda ndak bisa gitu bukan? hehehehe...

B, 4 ANGKA, 2 HURUF
sutradara: Athpal Sofie Paturusi

mmm.... gini kayanya kalau orang teater main film... ndak ngerti, lama dan ahh.... pokoke kulo mboten ngertos..  sehingga  can't say anything about it.. mungkin perlu otak yang lebih komplek dari yang gue punya untuk memahami ini... sorry :(





Tuesday, November 20, 2007

20/11/07

Selasa malam, gue kembali nonton salah satu festival yang sukai : Festival Film Pendek Konfiden 2007. Hari itu gue cuma bisa nonton satu program yang ditayangkan di Teater Kecil pk 7-8.30-. Judul programnya adalah "ETALASE HARI INI" yang berisi 3 film pendek. Menurut empunya program, yang mau ditonjolkan di sini adalah kata perjuangan...

berikut adalah pengalaman gue menonton ke-3 film tersebut:

MATI BUJANG TENGAH MALAM (DIE SINGLE AT MIDNIGHT)
sutradara: Fajar Nugroho

ada ekspektasi tertentu saat gue lihat nama Fajar Nugroho di buku program. Gue inget dulu dia pernah bikin film berjudul Jogja Needs A Hero dan itu nempel banget di kepala gue... nah dengan berharap melihat sesuatu yang similar, gue memandangi layar di Teater Kecil malam itu.

temen gue pernah bilang 'jangan berharap, karena harapan itu bikin kita nggak menghargai apa yang kita dapat'
well... omongan itu pas banget sama apa yang gue alami saat nonton film ini. Gue mengharap adegan lucu namun sinis, yang gue dapat cerita tanpa ketawa. Gue mengharapkan ide out of the box, tapi yang gue dapatkan adalah hal2 yang sudah pernah gue tahu sebelumnya.... mmmmm....

tapi setelah pulang-tidur- dan memikirkan ulang tentang flm ini, gue kudu mengakui bahwa film ini baik kok.. cerita yang runtun dan berkait dengan awalan sampai ending yang tersusun rapi, sehingga yang meninggalkan pertanyaan di kepala gue. Komplain gue cuma soundtracknya yang menurut gue kebanyakan dan karakter Armand yang cum laude, punya pacar keren, tapi kok tidak pede... ahhh.. tapi yang terakhir ini mungkin karena belum banyak gue kenal karakter orang, jadi yang abu2 kaya gini gue ndak dapet...

tapi overall, it's a good movie with a great idea...

MERAH PUTIH DI JAM 7 LEWAT 10
sutradara : Christ Oscario

pertama2 gue mau bilang salut sama sang film maker karena menentukan waktu masuk sekolah itu jam 7.10... :) banyak film yang bilang masuk sekolah itu jam 7 teng.. tapi sekolah gue, waktu masuk sekolah itu jam 6.55... jam 7 teng itu waktu guru masuk kelas... jadi kalo liat orang bilang masuk sekolah jam 7, gue rada merasa teralienasi dari kelompok orang normal. saat liat jam masuk 7.10, yang gue pikir wah..... ternyata ndak cuma gue yang aneh....

Ide film ini keren! mengupas "beda" dengan cara sederhana tanpa melebih-lebihkan dan tanpa memberi penilaian... acungan jempol sama ide membuat sang kepala sekolah yang "manusiawi" --ini bagian favorit gue--

sayang mungkin ada kendala bujet jadi adegan hujannya terlihat ....mmmm... ngga meyakinkan.. hehehehe...

tapi overall great film! Congratzz untuk film makernya!

DI ATAS REL MATI
sutradara : Nurfitria Napiz, Welldy Handoko

dalam program ini, this is my favorite film! mungkin memang gue suka banget sama dokumenter kali yee... tapi nilai plus dari film ini selain keren banget ceritanya, gue jadi mendapat pengetahuan baru mengenai anak-anak pendorong lori di daerah ancol, yang sama sekali tak pernah gue tahu sebelumnya....

karena dokumenter, akting dan jalan ceritanya terasa enak untuk dilihat... mmmm... ekspresi yang demikian ini yang ndak bisa dicontek oleh aktor Indonesia... salut berat untuk film makernya.. saat nonton ini gue kebayang usaha keras mereka untuk masuk ke kelompok ini sampai bisa mendapatkan kisah2 tulus dan komentar2 jujur dari para pendorong lori ini...

setelah nonton film ini, gue cuma menarik napas sambil tersenyum dan berkata "GILA, Negara gue kaya banget kisahnya!!!"

:)
well, segitu dulu folks pengalaman gue , kalau mau ngerasain pengalaman yang sama nonton film2 seru, call me aja.. ntar sore gue nonton lagi !

Wednesday, November 14, 2007

define yourself!

few minutes ago a friend told me that if she were asked to define herself she would answer "I'm not a simple person, there's nothing simple about me"

my answer for the same question differs from her.. my answer would me "I'm a simple person, I don't know why people think that I'm complicated"

after talking a few minutes about how we'd define ourself.. i gotta thinking... who am I to define myself.... definition should be an agreement.. one can not define something on their own, rite?  there's should be an agreement.. We never actually ask a cat, how it define it self... we--human (with power and all)-- define cat as we like it.... we (human) agreed --with out the consent from the cat-- on calling cat, cat....

mmmm.....
so what's the use of defining ourself, when all it matters is the agreement among others--outside ourself?

hehehe
:)
just a stupid thought to kill time while waiting for the traffic...


 


Monday, November 12, 2007

Dipanggil 'yang...

few days ago i got another chance to talk to one of my friend
and the conv. goes something like this.....

Me: Y'know, actually I don't really like it when people called me 'det...
My friend: really... that's strange.. what do you like to be called? Ber?
Me: naaaa.... well, I don't know about anybody else.... but i love to be called 'say.....
My friend: -no comment-

but if a face can say a thousand word,  i know that he has a mouthfull of things to say to me.. but doesn't have the heart to say it..... coz he too nice of a person... wakakakakak.....


i remember a gazillion years ago, i said the same joke to another friend...
and the reaction is the same....

kenapa yah?
doesn't everyone want to be called say if given an opportunity to be called one??
hehehe....

:)

Sunday, November 11, 2007

1 cerita dari konser kemarin malam

'kenapa namanya keroncong merah putih?' itu pertanyaan Adoy, yang tidak disangka adalah jawaban yang dikeluarkan oleh si empunya keroncong "Agar bisa terus berkibar sepanjang masa"..... DEG.... gue yang cuma diceritain kejadian itu merasa terharu mendengar optimisme itu... entah optimis terhadap Sang Merah Putih, atau pada kelompoknya sendiri..

itu salah satu cerita yang gue simpan di kepala setelah nonton Paparan Musik Cozy Street Corner--malam minggu, 10 November 2007 yang lalu... Malam itu gue pulang sambil menyenandungkan lagu keroncong bandar jakarta berulang2 ditingkahi tatapan aneh bapak yang beberapa kali membenarkan lirik yang gue nyanyikan... :) thx 'pik

cerita yang lain2nya menyusul yah karena banyak banget kerjaan gue belakangan ini, jadi kudu sabar yah.. lagian kalian gue ajakin pada nga mau, sih....:)

Wednesday, November 07, 2007

dan damai di bumi

hembusan rintik hujan mengetuk jendela
dengungan pelan printer tanda dia siap bekerja
lagu lagu koleksi Wednesday Slow Machine menemani
lompatan jari di keyboard mungil
sepi ....
tapi ada rasa damai di dada
padahal Natal belum tiba...

seandainya tiap hari seperti ini
terasa lengkap tidak kekurangan tidak kebingungan
 
atau mungkin ini hanya perasaan gue saja
karena semua deadline sudah terpenuhi?


Tuesday, November 06, 2007

annihilation (sebuah kritik terhadap film 'Tentang Cinta')

tadi malem gue dan roti gambang 'iseng' --boong ding .. gue emang pengen banget-- nonton film berjudul TENTANG CINTA... main attraction film ini adalah Fedi Nuril selain karena his ever- so-perfectly-carved face, beberapa film dia sebelumnya masuk dalam rating 'yeah.. lumayanlah' dalam sistem rating pribadi gue...

well, ternyata GUE DIBOHONGI! dengan poster film terpampang  wajah (yang menurut sepatu ungu memperlihatkan keindahan sebuah hidung-lho?) Fedi Nuril segede dosa (gue?) ternyata manusia itu jarang sekali terlihat dalam scene-scene film itu.. oh tidak!!!!!!

penilaian gue soal film itu .. waduh... brantakan banget yah.. keluar dari bioskop banyak sekali pertanyaan dan keanehan mengenai jalan ceritanya. wwaaaahhhhh.......

tapi gara2 nonton film itu, gue jadi keinget sama sesi kuliah gue mengenai annihilation --sejujurnya gue ndak tahu bahasa indonesia yang bener apa untuk kata ini--
tapi yang gue mengerti, annihilation itu proses penghilangan...

annihilation itu sering terjadi dalam film-film indonesia terutama film yang ditujukan pada remaja. Misalnya... adanya proses annihilation terhadap karakter guru dalam film remaja Indonesia. Jadi, walaupun film misalnya Eiffel I'm in Love mengambil setting di sekolah, guru2 sebagai sosok dominan dalam sekolah (kenapa disebut dominan karena guru adalah sosok yang digugu dan ditiru) tidak diperlihatkan sama sekali... ada adegan di mana pacar tita dengan seenaknya masuk ke kelas tita dan nyelonong keluar saat gurunya datang, membuat gue berpikir "eih.. kamarana wae si guru meni ninggal2in kelas dan cuek kitu..."

hehehe.. nah proses annihilation ini parah sekali terjadi di film Tentang Cinta .. film ini menghilangkan semua konsep yang gue kenal dalam masyarakat. Pertanyaan-pertanyaan seperti sakralnya sebuah pertunangan, pentingnya sebuah pekerjaan dan proses jatuh cinta dengan debaran rasa sepertinya dinafikkan begitu saja untuk sebuah pengambilan gambar atau klimaks cerita.... padahal menurut gue detail2 kecil itu bisa mendukung cerita sehingga gue --sebagai penonton-- nggak cuma bisa melongo liat scene demi scene yang seakan ditempelin tanpa perhitungan panjang...

well, ini cuma sedikit kritik gue sama film 'tentang cinta' dari sony gaokasak.....I'm not saying bahwa film ini buruk sekali, tapi ayolah... kalau mau benar2 digarap sepertinya, ide film mengenai cinta ini bagus sekali.. tapi jangan lupa sama logika yang ada duong...

bagi yang mau tahu sebenernya gimana sih film ini, tonton aja gih... ntar diskusiin bareng gue... :)