Tuesday, December 29, 2009
Viewer discretion is advised *** seriously !
Ada rasa benci yang terasa mengiris dengan perih.
Sebuah luka menganga.
Memerah.
Berdarah.
Merintih tak ada arti.
Menjerit apalagi.
Semua tak bisa membuat rasa sakit itu menjadi sedikit lebih bisa ditoleransi.
Yang bisa dilakukan hanyalah
menerima perih pedih sakit itu dengan lapang
dan berharap pada kuasa yang ada
agar rasa itu cepat hilang
pada detik terakhir
saya masih juga merasa seperti adegan terakhir film tersebut.
sekarat dengan pisau di genggaman
sekarat dengan dua buah pilihan
berusaha hidup dengan luka besar menganga
atau mati
menghilangkan eksistensi seorang saya
menghilangkan semua kewajiban sebagai seorang manusia yang dicipta
menghilangkan sebuah konsep mengenai masa depan
menghilangkan kerja keras manusia-manusia yang menganggap diri mereka sebagai tuhan saya
ada yang pernah berkata bahwa mati adalah tindakan yang mudah, yang sulit adalah berusaha untuk hidup.
Ah, itu menurut saya hanyalah permainan kata-kata.
mati juga sebuah usaha yang sulit
terlebih saat kematian harus dibuat sendiri.
ada perang di dada
dan pertanyaan-pertanyaan what if yang terus berputar-putar di kepala.
"Kamu tak bisa dikubur di tanah gereja,"
begitu ungkap sebuah film yang sampai saat ini masih saya renungi isinya
"Hidup ini bukan punya kamu. Sudah ada tertulis di bintang mengenai dirimu dan kamu harus menjalani takdir itu,"
Tidak ada pilihan dalam hidup
ah, terasa dingin sekali hidup itu.
sedingin pisau yang ada dalam genggaman
pilihan ada di tangan
pilihan menolak takdir
ataukah sebenarnya takdir yang menunjukkan jalan ini?
ah, sekali lagi sebuah kebimbangan...
mengapa hidup ini tak ada manual..
atau sebenarnya dulu pernah ada
dan karena orang-orang seperti saya --yang selalu membuang buku manual dari semua barang yang saya beli--
akhir manual mengenai hidup itu tak lagi diterbitkan
ah, kenapa saya terus meracau.
sesaat pisau di genggaman terasa semakin berat
dan mata pisaunya memandangi saya dengan menantang
are you gonna do it, punk?
ya, saya ingin mati... gumam saya...
kenapa? suara di kepala saya bertanya
apakah harus ada alasannya ...
bukankah butuh bertahun-tahun bagi seorang manusia untuk menemukan alasan bagi dirinya untuk hidup. bahkan ada yang sampai sekarang ada juga yang belum menemukan alasannya....
bolehkan jika itu berlaku juga buat mati?
mati dulu...
baru nanti...
nanti.... saya akan kabari kamu alasan yang tepat untuk smua ini....
veronika decided to die menggambarkan keabsurdan mencari tahu mengapa seorang ingin mati dengan cantik....
ada orang yang mencoba menghancurkan gambaran indah di kepala saya dengan mencerca penulisnya sambil berkata,
"saya kenal dia dan dia menulis itu semua karena dia tahu apa yang ingin dibaca oleh masyarakat luas. Saya yakin dia tak berpikir demikian, itu hanya sebuah bunga-bunga saja"
crap!
kenapa tiba-tiba saya teringat pada lelaki yang mengucapkan kalimat itu...
crap!
kenapa tiba-tiba ada rasa marah menggelora di dada.
"Kalo lo masih marah, berarti lo masih peduli"
kutipan yang selalu nempel di kepala
yang diucapkan oleh seseorang sambil tersenyum sinis
crap...
kenapa tiba-tiba dunia saya yang tadi dingin sepi sendiri
terasa sempit karena kenangan-kenanga norak mengenai orang-orang yang pernah hadir dalam hidup saya bermunculan satu per satu
bagaimana orang bisa mati saat dipandangi oleh wajah-wajah familiar itu
saya dan pisau dingin itu terpaku
sekarat dengan dua buah pilihan
berusaha hidup dengan luka besar menganga
atau mati
hanya ada dua pilihan itu...
dan darah masih terus mengalir
menunggu
dan terus menunggu
apakah hidup masih layak dipertahankan
saat keinginan untuk hidup dan mati
tak ada lagi yang menggebu
akhirnya saya hanya bisa mangu
menunggu takdir menuntun tangan saya yang sudah terasa kaku...
jakarta, 29/12/10
sori, tapi saya harus nulis ini...
maaf kalau ini mengganggu ....
Wednesday, December 23, 2009
kadang...
Sekedar fiksi namun tidak belaka sifatnya...
An imaginative creation or a pretense that does not represent actuality but has been invented.
The act of inventing such a creation or pretense.
A literary work whose content is produced by the imagination and is not necessarily based on fact.
The category of literature comprising works of this kind, including novels and short stories.
A lie.
A literary work whose content is produced by the imagination and is not necessarily based on fact.
The category of literature comprising works of this kind, including novels and short stories.
Law Something untrue that is intentionally represented as true by the narrator.
Friday, December 18, 2009
Nyaman!
sebuah pengalaman dari sebuah malam
Di sebuah ruang keluarga yang luasnya menyamai sebuah rumah sederhana, saya dihadapkan pada sebuah pengalaman yang begitu menakjubkan.. sebuah ironi sebenarnya, tapi ah, tahu apa saya... baiknya dibaca saja dan beri pendapat Anda pada saya.
***
"Music is the food of love," begitu ujar seorang pianis ternama Indonesia mengutip kata-kata Shakespeare di hadapan sekitar 40 orang berada di ruang tamu maha luas itu. Sang pianis--yang pada tulisan ini tidak akan disebutkan namanya, membungkuk takzim kepada para tamu-tamu yang termasuk dalam kelompok 2% rakyat Indonesia yang bisa hidup senang di negaranya.
Memang hal ini tak mengejutkan, karena hanya orang-orang dengan kapasitas demikian yang mampu menghadirkan seni kelas tinggi dalam kenyamanan ruang keluarga sendiri. "Ini bukan konser,"jelas sang pianis, "ini adalah dinner with music."
Saya hanya bisa termangu tak mengerti konsep-konsep yang dilemparkan saat itu. Kepala saya masih mencerna kejadian di depan saya. Ruang keluarga yang maha luas, lukisan ternama yang berjajar di dindingnya, dan sebuah bukit kecil sebelah teras belakang. Semua hal itu membuat saya lebih mengerti mengenai konsep jelata dan maha raja.
Tapi semua kebingungan, keheranan, dan kekikukan saya berada di sana, dihapus bersih saat jari-jari sang pianis menyentuh tuts dan menghadirkan lantunan lagu-lagunya.Saya memejamkan mata membiarkan telinga saya saja yang menikmati semua itu.
Saat banyak orang mendeskripsikan suara piano dengan kata lantunan, malam itu, suara yang keluar dari instrumen tersebut terdengar seperti seperti lecutan ke gendang telinga saya. Tarian jari sang pianis di atas tuts seakan memiliki nyawa dan kemauannya sendiri dengan intensitas berbeda tiap bagian lagu yang dibawakan.
Ada satu lagu yang membuat saya terkesan. Sebuah gubahan pribadi sang pianis yang diberi judul “To Adam G.” Lagu tersebut, menurut sang pianis adalah sebuah ucapan terima kasih kepada Adam Gyorgy—pianis ternama asal Hongaria—yang telah mendukung sebuah proyek seni di Indonesia.
Saat mendengar lagu itu, saya merasakan apa yang dimaksud dengan ucapan terima kasih.
Sang pianis membuka lagu itu dengan nada-nada yang dimainkan secara perlahan dengan intensitas mendalam dan penuh rasa hormat, persis seperti orang yang sedang memaparkan kenapa dia bersyukur atas sesuatu. Namun perlahan-lahan tempo permainan dipercepat sampai akhirnya menggantung seakan menunggu jawab.
Saya tak tahu kenapa saya menjadi larut dalam lagu ini. Saya tak tahu kenapa saya merasakan lagu ini hidup dan sedang menceritakan dirinya dengan jelas kepada saya.. Ah, bagi seorang yang tone deaf, saya terkejut mendapati ini terjadi pada saya.
Ah, bapak pianis.. bless your soul. Terima kasih sudah memberikan pengalaman musik yang begitu manis bagi manusia seperti saya.
Ternyata memang benar apa ucapan Henry Wadsworth Longfellow yang mengatakan “Music is the universal language of mankind.” Bagi manusia jelata seperti saya, musik akan terdengar sama di telinga orang-orang yang hanya ada 2% saja jumlahnya di negara ini. Sama-sama indah!
Wednesday, December 09, 2009
:p
'Cepat pulang,' ujar lelaki itu padanya tadi malam melalui telepon genggam.
'Ah, sepertinya masih lama nih,' jawab dia dengan nada suara yang ringan.
SIAL
Ingin sekali rasanya lelaki itu membanting telepon untuk melampiaskan kesal di hatinya.
'Kenapa kamu bisa begitu riang? Kenapa kamu bisa begitu senang? sementara aku di sini setengah mati kehilangan?'
tapi kalimat yang sudah melingkar-lingkar di kepala itu urung diucapkan.
'Oh, begitu. Ya sudah jaga diri baik-baik ya, sayang.' hanya itu yang bisa diucapkan untuk menekan segala rindu yang sudah meradang.
Kenapa kamu masih butuh yang lainnya, kalau dahulu kamu pernah bilang bahwa bersamaku adalah segalanya?
SIAL
kenapa aku jadi cengeng seperti ini, batin lelaki itu dengan resah.
Mungkin karena aku sudah lupa rasanya teh hangat, baju rapi di gantungan dan sarapan lengkap sebelum berangkat kerja.
Ah, begini rasanya kehilangan...
cepat pulang yah, sayang....
***
FILM PENDEK BODYSHOP: sebuah pengalaman menonton
Monday, December 07, 2009
The Damned United (2009)
Awalnya saya tertarik sekali dengan novel kontroversial milik David Peace ini, namun karena satu dan lain hal, saya tidak diberi kesempatan untuk membaca benda itu.. Tapi karena memang dunia bergerak dengan cara yang sangat misterius, saat redaksi majalah saya diminta untuk memilih film dalam acara JIFFEST, saya tertawa saat melihat salah satu pilihan film yang ditawarkan adalah THE DAMNED UNITED ini... :) akhirnya rasa penasaran saya bakal tertuntaskan.
Apa bisa saya ceritakan mengenai pengalaman menonton film ini, yah?
"Gila itu orang laki banget!" begitu komentar saya saat menuruni tangga-tangga di bioskop. Manusia bernama Brian Clough adalah alasan kenapa saya bisa jatuh cinta sama laki-laki! wahahahaa... gokil! keyakinan, impian dan kegilaannya bikin saya ternganga! saya hanya bisa berharap bisa punya kepercayaan dan keyakinan terhadap diri sebesar yang dia punya.. bila saat itu terjadi, pasti saya akan merasa benar-benar merasakan hidup sepenuhnya... hahahha :)
Untuk membahas filmnya.. saya cuma bisa mengacungkan jempol pada film makernya... mereka --entah makan apa-- bisa memecah konsentrasi pd adegan-adegan penting (sebenernya ini yang mau gu protes!) di satu sisi, dialog yang kuat dan situasi yang mencekam membuat gue mau mencerna lebih dalam (secara inggris brit yah bahasanya...) tapi si film maker yang gokil ini, ngasih angle yang superb yang bikin mata saya lupa bahwa saya mau memperhatikan ekspresi aktor dan omongannya....
wakssss.... saya panik.....
menonton jadi sebuah kerja keras... memahami bahasa kriting, liat ekspresi, menangkap jalan cerita dan mengagumi keindahan gambar yang SUPERB (err... gue udah ngomong ini yah sebelumnya... hehehe)
Seru Pisan!!!!
you crazy englishman.. i luv your movie!
hehehe...
*untuk mbak yang mondar mandir di depan saya saat saya menonton film ini, karena ingin memilih tempat duduk yang lebih nyaman(?) .. mungkin dengan membaca ini Anda mengerti mengapa saya membentak Anda dan mas-mas Anda.... *
*dan untuk mas-mas yang nemenin si mbak-mbak tadi, aih.... yang bener aja kamu telat nonton film ini, pantes aja kamu tidak tahu bagaimana jadi LELAKI! *
punten , dua poin di bawah ini harus gue sertakan karena beneran gue sebel banget sama dua manusia ndak tahu sopan itu.... :(
My Brother My Hero
Sunday, December 06, 2009
Festival Film Pendek Konfiden 2009- 21 November 2009
Festival Film Pendek Konfiden 2009-
SABTU, 21 November 2009
SEJARAH
Fronteira
Emil Heradi/FFTV-IKJ
Fiksi/2008/26’00
Panjang sekali film ini, itu pendapat saya saat menonton film ini. Banyak sekali lapisan cerita yang mau disampaikan sehingga saya merasa seperti terseret-seret dalam sebuah cerita yang semakin lama semakin melebar. Aih… saya jadi tercenung memandangi sebuah film yang menurut saya lebih baik untuk dijadikan film panjang.
Hal yang mengagetkan saya adalah aktor film ini—karena biasanya anak sekolah film ini entah bagaimana selalu punya cara mendapatkan aktor-aktor ciamik--- kenapa di film ini saya tidak mendapatkan itu yah?
Tapi seperti film2 keluaran sekolah ini, gambarnya selalu jempolan dan prop-nya selalu cihuy!
Sabotase
Hadrah Daeng Ratu/FFTV-IKJ
Fiksi/2009/15’00
THIS IS MY PICK ! Lagi-lagi dari sekolah itu, jadi tentunya cantik gambar dan pemilihan lokasinya bikin saya merasa bahwa di sekolah ini ada daftar lokasi-lokasi asyik untuk berbagai film… hehehe… kenapa saya memilih film ini? Karena ceritanya jelas, fokus dan digambarkan secara sederhana, selain itu pemerannya semuanya cihuy! Hehehe *adegan anak kecil nangis sambil mukul ibunya sendiri itu paling keren! So natural! * Me likey!!!
Tan Malaka
Erik Wirawan/FFTV-IKJ
Fiksi/2008/24’00
Mungkin ada virus yang menjangkiti film maker di negara ini yah? Namanya ndak bisa jadi raja tega motong cerita? J belakangan ini saya nonton film yang selalu jadi mbleber ke mana-mana ceritanya. Aih…. Jangan dong.. (eh siape elo, det.. nyuruh orang! Hehehe.. namanya juga usaha J )
Sekali lagi jempol diacungkan untuk pengambilan gambar, setting dan prop yang menurut saya SANGAT SEMPURNA!!! Aih! Pada makan apa sih anak-anak sekolah ini.. hehehe…
Tapi panjangnya itu lho, bung… memang saya sadar bahwa sulit sekali memotong, memilih dan mengisolasi satu cerita dalam hidup yang pernuh warna dari seorang yang begitu besar. Tapi tidak mustahil, kan? Hahaha… saat keluar dari film ini, saya mendengar bahwa film ini rencananya mau dibuat film panjang ya? Well, selamat!!!
Kompetisi 2
WAKTU
Sampai Besok
Lucky Kuswandi, Naya/fridayni8htfilm
Fiksi/2009/24’00
THIS IS MY PICK! This is my kindda movie.. hahaha.. * secara* saya adalah orang yang sangat cheesy dan menye-menye.. hehehe… jempol buat lokasi, ide dan pemainnya…. Obrolan-obrolan wajar antara sepasang kekasih (jadi inget sebuah film kesukaan yang isinya obrolan cerdas antar dua orang) bikin mau ngak mau gue jadi hanyut secara emotional sama ceritanya… halah…
“Help me pack!”
“No, I’m reading a book. ”
“But you’ve read that book.”
“Yeah, but I want to read it again.”
Halah, a tear almost rolled on my cheek. Damn! Sempurna banget script itu!
I’m familiar with that feeling karena baru beberapa hari sebelum ini gue ngebantuin seorang sahabat pindah ke seberang samudra dan gue sama sekali ndak mau ngebantuin masukin satu baju pun ke kopernya… hahahaha…(‘ting.. if you are reading this.. ketawa dong!)
Nemesis
William Chandra/RGB Pictures
Fiksi/2009/14’10
Film yang indah, mata saya benar-benar menikmati suguhan ini! Dengan cerita yang padat dan fokus, film ini suguhan yang sempurna… No more to say kecuali, terima kasih sudah membuat film indah ini… J
The First Nation on Mars
Nala/ FFTV-IKJ
Fiksi/2008/08’20
“Sebuah joke yang terlalu lama,” begitu ujar seseorang saat membicarakan film ini. Well, kalo saya sih tak merasa demikian. Lucu, menghibur, tapi tak membuat saya ingat akan film ini tahun depan.
Hide and Sleep
Ismai Basbeth/Hide Project
Fiksi/2008/16’00
Menurut saya ini satu contoh cerita bleber ke mana-mana lagi… walau saya akui idenya baik sekali di tambah angle-angle keren… yah, sayang ceritanya ndak terbungkus rapi sehingga saya jadi bingung mau memahami apa.
Film Pendek :
SINEMA BESAR
Charlotte et Véronique, ou Tous les garçon s’appellent Patrick
Jean-Luc Goddard
Fiksi/1957/21’00
NDAK NONTON.. ASYIK NGOBROL!
Le Lion Volatil
Agnés Varda
Fiksi/2003/12’00
J Aih… emang bener yang di ucapkan saykoji… tentang cinta… hahahaha J
Afrique sur Seine
Mamadou Sarr, Paulin Vieyra
Dokumenter/1957/21’00
Ini bukan film, ini puisi yang cantik di layar film… J
“Paris where is your street paved with gold?”
gubrak!! Tiba-tiba saya merasa sangat sedih melihat film ini… it’s ironic! Seorang Indonesia menekuri sebuah film yang dibuat oleh seorang Afrika yang memaparkan upaya kaum kulit hitam itu mencoba menciptakan rumah baru di Prancis. Rasanya surreal berada di bioskop itu dengan film itu mendengar kalimat-kalimat itu terucap. Masalah mengenai citra diri, penerimaan dan upaya-upaya kesetaraan adalah konsep yang sudah lama ada, dan sayangnya akan terus ada. Film ini membuat saya berpikir. Aih, hidup itu ternyata tidak mudah sama sekali!
Kompetisi 3
KENANGAN
Kabar Gembira
Nicholas Yudifa A.W./ FFTV-IKJ
Fiksi/2008/23’00
Semoga ndak bosan sama komentar yang sama terhadap kumpulan anak-anak cerdas yang entah bagaimana selalu mendapatkan setting, angle dan pemain yang ciamik! Heheheh… mata saya merasa nyaman sekali.. walau entah bagaimana, saya merasa mengenali cerita ini dari dahulu. Tapi tetap, terima kasih dan ditunggu karya selanjutnya!
Hujan Tak Jadi Datang
Yosep Anggi Noen/56 Films
Fiksi/2009/16’00
Bingung, gregetan dan kembali bingung. Aih, beginikan definisi selingkuh di mata orang selain saya? Keluar nonton jadi malah binun sendiri…
Anak-anak Lumpur
Danial Rifki/FFTV-IKJ/Jakarta
Fiksi/2009/20’00
THIS IS MY PICK! Pas nulis pengalaman nonton ini, saya baru sadar kalo ini anak IKJ juga.. wah, pantes… J hehehe.. saat nonton tiba-tiba saya teringat novel klasik berjudul Tak Putus Di Rundung Malang… ucapan seorang teman yang berkata , “shit happens, teman!” dan di film ini.. shit really happens dan saya merasa bersyukur bahwa film ini bukan dokumenter, karena harusnya hal ini tidak boleh terjadi di dunia nyata… L
Non kompetisi:
PIJAKAN YANG TIDAK KOKOH
Pabrik Dodol
Ari Rusyadi/FFTV-IKJ
Dokumenter/2009/10’00
Saya selalu iri terhadap channel NG atau Discovery yang kerap memperlihatkan bagaimana sebuah pabrik menciptakan sesuatu. Tapi karena film ini, saya tak iri lagi.. Keren pisan, euy! Ndak jadi iri sama orang bule yang bikin film-film itu, karena kita juga punya dan juga keren.
Karena Aku Sayang Markus
Danial Rifki/FFTV-IKJ
Fiksi/2007/18’00
Filmnya sih ndak tercerabut dari ingatan sampai sekarang, tapi ndak bikin saya emosional membayangkannya…
Traffic Jam
Tam Notosusanto/Salto Films
Fiksi/2008/17’00
Sebagai orang Jakarta yang sering terjebak macet, entah kenapa saya tak merasa sedang melihat/berada di tengah kemacetan saat menonton film ini. And that’s all that I could say.
Festival Film Pendek Konfiden 2009- PEMBUKAAN
Ini adalah tahun ke-3 saya menonton dan menggilai festival ini. Menonton film-film pendek ini membakar semangat saya untuk –paling tidak mencoba barang satu kali saja—membuat film. Walau sampai tahun ke-3 ini belum ada satu gerakan pun yang mengindikasikan bahwa saya sedang merintis ke arah itu, tapi paling tidak setiap kali saya berlarian ke FFPK ini semangat untuk membuat film tetap terjaga –walau belum tahu kapan terlaksana—hehehe…
Hal yang terasa berbeda dari festival kali ini menurut saya adalah jadwalnya yang dirasa terlalu sebentar, filmnya yang terasa sedikit dan durasi film yang rasanya terlalu panjang… tapi tetap saja hal itu ndak membuat saya surut untuk berada di pusat keriaan film pendek Indonesia ini.
Saya hadiri di Hari Pembukaan FFPK ‘09 (19 nov) sedikit telat, maklum ada perhelatan lain yang harus diurus di akhir November ini… (oh ya biasanya FFPK di awal Nov, ya?) jadi saya harus duduk di lantai dingin galeri cipta bukan di studio kineforum.
Selain itu, saya juga tak sempat dengar kata pengantar dari direktur festival mengenai apa yang terjadi di festival untuk tahun ini. Untung buklet jadwal sangat membantu –benda yang tiap tahun menjadi semakin mungil ini terlihat amat menarik untuk tahun ini J.
Dari buklet jadwal, saya baru tahu bahwa jumlah film pendek yang lolos seleksi pada FFPK kali ini menempati urutan terendah (hanya ada 10 film yang lolos) dibanding FFPK sebelum-sebelumnya. Saya juga baru sadar –setelah baca buklet itu—bahwa tahun ini tak ada kompetisi film pendek dokumenter.
Huh…. Dari 200 entri, hanya terpilih 10! Di satu sisi menyenangkan juga karena berarti 10 orang ini adalah pemenang –secara 10 banding 200 gitu lho!— *tulisan ini digarisbawahi untuk orang yang memikirkan apakah filmnya menang atau tidak, ini jawaban atas kekhawatiran itu dari saya! *
Di sisi lain, seperti yang tertera di buklet jadwal, sedih juga karena direktur festivalnya menunjukkan bahwa kecenderungan ini memperlihatkan bahwa ‘adanya stagnasi tema dan gaya.’ Ouch!
Well.. guess that’s enough opening… now we talk about whats important here….
THE FILMS… J Berikut adalah pengalaman saya menonton! Enjoy!
PROGRAM PEMBUKAN
Lagu Gambar Gerak (54’26)
Kamis, 19 nov 09 pk. 20.00
Funny how program ini menyajikan hasil pembacaan videografer mengenai sebuah karya musik. Kenapa lucu? Karena beberapa bulan yang lalu saya sempat ngobrol dengan seorang kenalan yang gimbal mengenai video klip…. Segala diskusi itu kembali terulang di kepala saat melihat lagu gambar gerak ini… thx, gimbal! Saya jadi lebih mengerti sekarang!
Dark /09’34/ 2008
Musik: CandyFloss
EP: Hope Guts and Loneliness/ Tambourine Records
Video: Muhammad Akbar/Bandung
Saat melihat video ini, saya langsung menarik napas dalam-dalam karena menyadari bahwa orang yang tone deaf seperti saya, sepertinya ndak bakal bisa bikin video musik, *secara yah* ketukan musik harus menjadi dasar dari gambar yang disajikan… seperti yang terlihat dari video musik pertama ini…. Salut!
Cukup dalam Hati/04’02/2008
Musik: Anda/Album: In Medio/ Sendiri Record
Video : Joko Narimo/Solo
Si gimbal, kenalan saya, pernah berpendapat mengenai pengulangan dalam video musik. Menurut orang itu, saat lirik sudah berkata-kata, untuk apa mengulanginya dengan gambar? Waktu itu saya mendebatnya dengan konsep ‘penekanan kata dengan gambar’ *hahah.. bahkan waktu saya mendebatnya dulu, saya juga kurang yakin mengenai apa yang saya ucapkan… * well, video –yang saya acungi jempol ini—menjelaskan secara jelas mengenai ucapan kenalan saya itu.
Lagu di atas –yang betewe cukup saya gemari ini—dimaknai berbeda. Penggunaan semut dan pemahaman terhadap politik negara ini bikin lagu yang liriknya bagi saya mengenai pencarian jati diri, dibuat menjadi sebuah pertanyaan kepada pemimpin negara ini… Huhu… mantaffff… terima kasih buat pembuatnya! I really enjoyed it!
Manekin Bermesin/00’46/2007
Musik: Zoo/EP: Kebun Binatang /Yes No Wave Music
Video: Beni Wicaksono/Surabaya
Ngak banyak komentar karena memang hanya sejenak video musiknya..keren pisan!
Blues Iblis/03’43/2007
Musik: Adrian Adioetomo
Album: Delta Indonesia/My Seed Records
Video: Cyka/Yogyakarta
Nah, gini nih kalo nyuguhin manusia dudul seperti saya sesuatu yang tidak biasa... heheh.. sumpeh ndak nangkep.. tapi menurut saya sih ‘mengapa mencoba sok mengerti saat musiknya sendiri enaknya minta ampun gini’ jempol berat pada musiknya…
Tiba-tiba Hamil/ 04’34/2009
Musik: Bite/EP: BITE/ Firecatz Records
Video: Isha Hening/Bandung
Wihihi… mata saya tak lepas dari layar saat melihat video ini. Langsung ketawa-ketiwi sendiri, seperti nonton film dengan lirik sebagai line-nya. Cerdas idenya! Tapi sayangnya (eh saya ndak tahu apakah ‘sayangnya’ cocok dipakai di sini… atau apakah seharusnya kata ‘untungnya’ you guys be the judge!) karena gambar (yang dipenuhi teks) dan cerita yang kuat, berhasil mengalihkan perhatian saya dari musik ke gambarnya.. maybe it’s the texts, karena di video cukup dalam hati, saya ndak terlalu terganggu dengan teks-nya (karena memang hanya sedikit dan tidak sekuat ini. ) I loved it, but where video music concern, I don’t know whether this is a good thing or not.. is like kindda stealing the thunder from the star… but must confessed I really enjoyed watching it and I don’t mind that all music video turns out like this!
Punyaku Sendiri/05’31/1999
Musik: Cozy Street Corner/Album: Cozy/CUPU Records
Video: Bayu Bergaswaras/Purwokerto
Pas liat kota asal pembuat videonya, saya sudah siap melihat sesuatu yang di luar kotak. Tapi sayangnya pembuat video ini membuat video musik Cozy Street Corner. Ini membuat saya merasa bisa objektif *secara* saya telah mendengar lagu ini ratusan kali dan telah beberapa kali melihat lagu ini dipentaskan lengkap dengan tariannya… huhu… tapi yang bisa saya utarakan di sini adalah GOKIL idenya!!! Entah saya benar atau salah, tapi saya melihat ini sebagai sesuatu yang ironis.. dengan judul Punyaku Sendiri, sang pembuat video, mengambil adegan-adegan dari video karaoke * kata seorang temen sih itu lagu born free * …. Talk about ironic! Salut!
Marginal Decay /04’38/2009
Musik : Rizatreoscapes/ Rizatreoscapes2/ Rita Publishing/demajors
Video: Damar Ardi/Semarang
? is not the video.. it’s me… maybe I know too much about bajaj…
Madat/04’05/1970
Musik: Shark Move/Album: Gedhe Cakra’s
Video: Gentur Suria Sukeni/Yogyakarta
Serius ini dibuatnya tahun 1970? Ya ampyun!
Herr Wulf’s/02’28/2008
Musik: Lull/Demo
Video: Ari Rusyadi/Jakarta
“Ini video art,” ujar kenalan saya yang nonton bareng saya saat itu. Sayang saya tak sempat meminta penjelasan detail mengenai apa sih video art itu kepadanya. Kalau benar itu video ini bernama video art, berarti lucu sekali yah yang namanya video art itu… hehehe… saya senang melihat gambar-gambar lucu menjadi wakil dari cerita… cerdas, menarik dan easy on the eyes… J