keping #1

Selamat pagi, ujarnya dari balik selimut kusut di antara tumpukan bantal berantakan. 

Kamu menantapnya dengan mata ngantuk. 

"Jam berapa kamu pulang tadi malam?" tanyamu. 

Dia tersenyum dan berkata "Pukul" 

Kamu menutup mata dan melepas tawa kecil. 

"pelajaran bahasa di pagi yang masih muda adalah alasan mengapa aku menikahimu, sayang," ujarmu perlahan sambil membiarkan perempuan itu melanjutkan tidurnya. 

:) 

cheers! selamat pagi mata-mata ngantuk!  

People Hurt People

orang itu mudah banget menyakiti orang lain 

pertanyaannya kemudian adalah : kenapa orang suka menyakiti orang ? 

mmmmfhhhh... 

ada kemungkinan orang itu tak sadar 

ada kemungkinan orang itu tak tahu 

ada kemungkinan orang itu tak mau tahu 

tapi ada juga kemungkinan (dan ini gue sebenernya ngak rela untuk gue omongin) ... bahwa ada memang sebuah niat untuk menyakiti orang. 

dengan alasan (mungkin) : 

merasa lebih enak bila berhasil menyakiti orang 

merasa puas bila berhasil menyakiti orang 

merasa terbayar rasa sakit hati orang tersebut akibat orang lain itu 

ahhh... endless possibility 

disakitin itu ... errr... yah, terasa sakit 

semua orang pernah (atau paling tidak merasa) disakiti orang lain 

benerkan?

:) 

ah tentunya bukan?

pertanyaan gue 

-bila melihat/merasakan/mengetahui ada sebuah proses penyakitan hati sedang terjadi-

cuma satu 

dan sederhana banget 

apakah orang yang sedang menyakiti hati orang itu tahu apa rasa yang sedang bercokol di hati orang yang disakitinya itu?

bila iya, 

maka pertanyaan selanjutnya : 

apakah pengetahuan bahwa seseorang telah tersakiti hatinya karena perbuatannya, membuat seseorang bisa memadangi dirinya sendiri dan berkata : ah, saya puas dan senang atas perbuatan saya itu.... 

*note to self : stop hurting other people even though you feel they have hurt you first and you really want to return the favor....*   

Substitute

Substitute

Sewaktu masih mengajar di sebuah lembaga bahasa, saya dan seorang teman membuat sebuah perjanjian. Sebuah perjanjian yang sederhana untuk tidak pernah menjadi substitute teacher di kelas masing-masing. Mengapa? Alasan kami berdua sebenarnya amat sangat sederhana: kami berdua tak ingin dibandingkan. J

Saya dan teman saya (sebut saja D) memiliki gaya mengajar yang amat berbeda. Mengapa kami tahu bahwa cara mengajar kami berbeda? Well, karena D ingin bisa mengajar saya, dan saya ingin sekali bisa terkesan serius saat di kelas seperti D. J Hehehe… Walau saling mengagumi, kami berdua sadar bahwa kami tak bisa saling mencontek gaya mengajar masing-masing, Jadi kami berdua menerima nasib saja bahwa kami memang “great in our own special way” hehehe…

Penjelasan panjang di atas adalah sebab utama kami tak mau saling menggantikan. “Gue ngak mau setelah digantiin lo, anak-anak murid gue tiba-tiba menyeletuk ‘Miss, kok ngak seperti Miss kemarin ngajarnya pake keketawaan gitu,’” jelas D pada saya. Penjelasan itu saya timpali dengan berujar, “Gue juga ngak mau dibilang, ‘Miss, kok ketawa ketiwi melulu sih di kelas, ngak belajar serius kaya Miss kemarin?’

Sebagai dua manusia yang merasa bahwa mengajar adalah sebuah kegiatan memberikan makanan bagi ego diri, maka kami berdua sepakat untuk tak pernah ingin dibandingkan di depan kelas kami masing-masing, agar terhindar dari perasaan tak nyaman itu.

Namun seperti kata orang bijak: Manusia boleh berencana, namun ada kekuasaan lain di dunia yang menentukan jalan hidup ini. Akhirnya saya –pada satu titik dalam hidup ini —mengalami apa yang disebut sebagai SANG PENGGANTI.

Crap! Rasanya tak enak sekali!!!

Menggantikan itu membuat Anda kehilangan jati diri Anda. Apalagi yang Anda gantikan memiliki posisi yang penting dalam hati seseorang. Aih, mati gedubrak mampus deh… pas tahu bahwa Anda hanyalah sekedar pengganti, dan sadar bahwa pada akhirnya posisi itu akan dikembalikan kepada empunya yang asli…

Huahuahuahua… garuk-garuk aspal.

Okeh!

The moral of this story… jangan terlalu berharap hal buruk tidak terjadi pada Anda. J terima semua dengan lapang dada hehehe… And try to be a good sport about it!

Yah, I’ve learn my lesson. Sakit memang … tapi saya masih belum mati, jadi I guess it will only make me stronger

Dan untuk manusia yang membuat saya jadi substitute.. makasih untuk pelajarannya yah… J