"Saya sudah terlalu tua,"ujarmu sambil mengaduk kopi untuknya.
Dia hanya mengangkat satu alis matanya tanpa bertanya.
"Iya, this is my girlie moment, do you mind?" ujarmu dengan sedikit cemberut sambil menyodorkan segelas kopi kepadanya yg duduk di meja makan bersamamu itu.
"Kenapa?" tanya singkat sambil menatapmu lekat.
"Karena sepertinya sekarang temanku itu itu saja. Apakah dunia sudah kujalani semua sehingga tak ada lagi teman baru yang tersisa?" ujarmu dg frustrasi.
Dia tersenyum sambil mencoba menghitung siklus bulananmu di kepala.
"Honey, masihkah butuh orang lain, bila duniamu sudah komplit dengan adanya aku saja?"
Singkat. Padat. Jelas. Jujur.
Kamu hanya termangu.
Satu orang. Satu pilihan. Satu sesi yg disebut kehidupan.
8 comments:
DAHSYAT!
Err... apanya?
kalimat ini: masihkah butuh orang lain, bila duniamu sudah komplit dgn adanya aku saja?
Kadang ada org memikirkan hal ini tp ngak brani u ngucapinnya. Kadang ada org yg berpikir bhw ada org yg spt ini tp ngak brani ngakuinnya. :)
ini bisa jadi film nih...
(lama-lama kalimat ini jadi template di comment postingan lo)
Trima kasih *nari nari kegirangan! * hahaha smga komen template lo jadi doa buat film pertama gue wahaha! :)
gak cukuuuup!! I need my me tiiiime :D
ah bonce... ini enaknya fiksi... bisa bergaya gaya surreal dan bikin hati bahagia...
reality suck that's why i write fiction, babe... :)
Post a Comment