Sunday, December 11, 2011
untuk kedua kalinya
masalah jatuh cinta.
masalah sakit hati.
masalah tahu diri.
masalah berbagi.
masalah rasa yang terlalu menjadi.
masalah takdir.
dan masalah-masalah yang tak bisa dipahami dengan logika sederhana.
Ternyata dia salah.
ternyata dunia merasa semua pelajaran itu belum dia pahami sepenuhnya.
sehingga perlu kaji kembali.
sehingga perlu dipaparkan ulang .
Kini dia harus duduk kembali,
mengambil ulang kelas bernama patah hati.
dia terpaksa-dipaksa-atau tak sengaja(?)
kembali berada di ruang yang sama.
dihadapkan pada cerita yang serupa.
dengan alur tak jauh berbeda.
hanya saja tokohnya berbeda-walau tak esensial perubahannya.
Kelas hari pertama.
mereka membahas kasus yang dulu pernah dia bahas.
mereka bercerita mengenai hal-hal yang dulu pernah dia dengar.
setengah bosan, dia mendengarkan.
semua masih sama.
apa yang harus dikata,
semua cerita dan pembahasan seperti sebuah rekaman yang berulang.
Dia menggaruk kepala.
mengapa?
apalagi yang harus dipelajari.
toh, akhirnya dia tahu bagaimana akhir cerita.
dia akan menjadi yang disakiti.
dia akan menangis berhari-hari.
dia akan menghela napas dalam kesendirian.
Dia memandangi semua yang hadir.
semua terlihat hanyut dalam emosi yang ditawarkan oleh cerita.
tegang.
sedih.
depresi.
semua kecuali dia.
dia hanya termangu mengikuti alur yang sudah tertanam di kepalanya sejak lama.
Tanpa emosi, dia coba mengkaji ulang.
Tapi dia tetap dia.
semua tindakannya, semua pikirannya tetap mengikuti logika sederhana miliknya.
Ah, apalah artinya.
Kelas berakhir, tanpa dia memahami apa yang baru saja diajarkan.
dengan gontai dia pulang.
berharap kelas ini cepat selesai
sehingga dia bisa berpura-pura memahami:
mengapa dia kembali sakit hati.
Friday, December 09, 2011
Sometime enough is enough
Is the heart strong enough to handle all that?
Or people are just 2 ignorant 2 know when enough is enough?
Wednesday, November 30, 2011
Pagi, Hujan, Sendirian
i'm still happy with my tea
Tuesday, November 01, 2011
sore-sore nonton short di TIM
#PG (Henna Mulani|Indonesia) Fiksi|3’31|2011
Telat! :) film pertama selalu bertemu dengan masalah ini... walau tak banyak telatnya, namun tetap saja, saya tak melihat pembukaannya.... yang saya sempat tonton adalah bagian wajah-wajah aktor memberi komentar sengit pada peran utama.
Wah, film tentang stres nih, demikian pikir saya.
Lalu tiba-tiba saya melihat pistol di balik punggung peran utama. Sebuah revolver berat dalam genggaman seorang gadis remaja. ironis. :) saat melihat adegan itu saya bertanya: bagaimana gadis itu menyelundupkan sang revolver ke meja makan? mmmm
Namun pertanyaan tak berlangsung lama, karena kemudian saya dikejutkan dengan sebuah tembakan. DOR. di meja makan, sebuah peluru menembus kepala gadis itu. tubuh miring ke kiri dengan senjata di tembakkan dari sebelah kanan (?) mmmm.... perlu nonton ulang untuk melihat apakah yang saya lihat itu benar atau salah.
#Pagi, Sayang (Angkasa Ramadhan|Indonesia) Fiksi|5’26|2011
Adegan pertama yang menekankan pada sosok cincin kawin, membuat saya tersenyum. Ah, sebuah film pendek mengenai pernikahan. menarik. namun kemudian muncullah elemen-elemen yang mengganggu seperti: indomie goreng dengan selada (yang menurut saya sedikit absurd), gaya perempuan yang berlebihan, percakapan yang penuh kosa kata di pagi yang seharusnya/ biasanya sepi.
ide cerita yang menarik, namun tenggelam dalam percakapan nan riuh antara dua orang yang seharusnya sudah kenal dekat selama setahun. mmmm.... menurut pengalaman saya, semakin Anda kenal dengan seseorang, semakin sedikit kata yang dibutuhkan :) jadi teringat sebuah film Pasangan Baru garapan salman aristo yang saya sukai. Mmmm.... 24/7 selama setahun membuat dua orang harusnya punya kode-kode ajaib yang tak terlihat dalam interaksi dua aktor itu.. ah, mungkin memang harus mengalaminya sebelum bisa menyajikannya dalam sebuah film agar penonton bisa percaya (teringat film hujan tak jadi datang-yosef anggi)
Break (Candra Aditya|Indonesia) Fiksi|5’00|Indonesia
Apa yang terjadi bila Anda sedang berupaya melepaskan diri dari hobi yang sudah Anda jalani bertahun-tahun. :) well, memang agak sulit menerjemahankannya dalam gambar.
Keinginan tiba-tiba untuk meraih sebatang rokok saat tak ada orang yang melihat, atau tak sadar menghirup asap rokok yang dihembuskan orang dekat Anda, atau menggigit bibir saat menonton film dengan adegan orang yang merokok dengan nyaman (hey, tell me about it, coz i've gone through it all)...
film yang ingin menunjukkan bahwa mencoba berhenti itu sulit, dan semua yang menyuruh Anda berhenti itu munafik, tak berhasil membuat saya terpana. :) Ah, mengapa begitu sulit?
beberapa adegan yang bikin mengernyit adalah saat si tokoh menerima telepon dan mendengarkan pesan dari kekasihnya --si munafik yang memintanya untuk berhenti merokok-- dan yang lainnya adalah dandanan sang kekasih di akhir film membuat saya ingin bertanya, " eh, gimana maksudnya?"
hehehe... ah, entahlah mungkin kasus ini terlalu dekat di hati sehingga menjadikannya terlalu personal :)
F*ck, She was Great (Giorgio Pratadaja|Indonesia) Fiksi|04’54|2011
Is in english! hehehehe... selalu senang melihat skrip dalam bahasa yang satu ini, dan melihat bagaimana aktor2 memainkan perannya :) dan saya terpana.... 2 aktor utamanya cihuy!!! :) cerita yang cukup menarik dan alur yang sederhana --walau sedikit terasa terulur-ulur dengan paksa-- namun tetap berhasil menutup sajian film pemula ini dengan manis.
Saturday, October 29, 2011
in case of love (2010) -sebuah pengalaman menonton-
Sunday, September 11, 2011
Selamat bekerja, sayang!
“Selamat bekerja, sayang,” ujar perempuan itu sambil menyingkirkan cangkir kopi hitam yang isinya sudah tandas. Lelaki itu mengangguk. Tersenyum. Lalu mengucap salam.
“Malam ini aku pulang agak malam, bahkan mungkin sampai pagi menjelang,” ujarnya sambil menyandang ransel hitam berisi keperluan liputan.
Perempuan itu mengusahakan sebuah senyum tanpa berani menatap lelaki yang sedang berjongkok di ambang pintu sambil membenahi tali sepatunya.
“Hati-hati di jalan dan jangan lupa makan sebelum begadang,” ujar perempuan itu. Lagi-lagi lelaki itu mengangguk. Lalu dia melambaikan tangan.
Di ambang pintu itu, sang perempuan masih terpaku. menatap punggung laki-laki itu sampai tak kelihatan. Sambil memejamkan mata, perempuan itu berbisik, “Pulanglah dengan selamat, sayang. Dan jangan bawa pulang serpihan hati milik mereka yang kamu temui saat liputan.”
Ngantuk
sama seperti film yang bagus
segelas kopi yang kuat
buku tebal yang menarik
dan kamu…
No Cinderella
I don’t actually believe in fairy tale
Think that it is something that someone made up
Just to brighten up our childhood days
I don’t really believe in Cinderella
And there’s no way one can survive the cruel stepmother and two petrifying step sisters
There’s also no prince charming galloping away from the land far far away
I don’t buy the believe in love at first sight
It’s a silly little imagination that grows in people’s head
Just to justify their luck in finding the one at a glance
I’ve made up my mind
To believe not to believe
But then came you
One silly you
Stealing a glance at me in a crowded room
With fairy dust that makes me believe I can fly
How do you do it?Rearranging my head the way that you did
Galloping toward me with all the charm
And talks of happiness and land of ever after
I’ve made up my mind
To believe not to believe
But then came you
One silly you
With dreams of tomorrow
And picking wishes and hopes of coming true
Now, I know not what to believe anymore
TENGGELAM
Saya ingin tenggelam dalam sebuah pelukan nan sunyi
karena kata-kata kini sudah tak ada artinya lagi.
Saya ingin tenggelam dalam sebuah pelukan yang hangat
karena di dunia nyata kini sudah terlalu dingin adanya.
Saya ingin tenggelam dalam sebuah pelukan tanpa pertanyaan
karena jawaban kini sudah tak memberikan kepastian
Saya ingin tenggelam dalam sebuah pelukan milik Anda
Yang sunyi, hangat, tanpa banyak pertanyaan
Namun sayang, pelukan tersebut
Sudah terisi
Oleh
Dia
Yang
Ternyata
Bukan
Saya…
Hujan Penghujung Hari
Tak ada yang lebih nyaman dari hujan ringan di penghujung hari.
Saat semua nyaris terlelap dalam dekapan selimut yang hangat.
Dan dia berhasil mencuri waktu psikologis yang terlewat oleh semua.
Saat hanya ada deru napas teratur dan terdengar samar-samar
Hujan perlahan menetes
Pada tanah, pada batu, pada pohon, bahkan pada sebuah kepala yang sedang membara dan jiwa yang tak menentu.
Semua ditetesinya.
Satu per satu.
Tak peduli apakah yang ditetesi setuju atau tak ingin diganggu.
Semua jadi basah.
Semua jadi berubah.
Kini tinggal ditunggu hasilnya esok yang hanya tinggal beberapa menit lagi tercipta.
Apakah tetesan hujan ringan di penghujung hari itu bisa cipta cerita baru pada tanah, batu, pohon, kepala dan jiwa yang ditetesinya beberapa saat yang lalu?
Semoga saja, tentunya.
Karena seharusnya hari baru selalu menjadi awalan baru, bukan?
Saturday, September 03, 2011
Gadis Kecil dengan Sepatu Tinggi
Thursday, July 14, 2011
Rindukah kamu?
Sunday, July 10, 2011
LAGU BARU
Sebagaimana malam-malam sebelumnya, dia hadir kembali ke tempat ini. Duduk di meja terpencil di sebelah lampu sudut. Ditemani satu bucket berisi empat bir dan sisa pikiran di penghujung hari nan panjang.
“Saya bukan peminum yang baik,” ujarnya, “hanya saja satu bucket bir harganya jauh lebih murah dibanding beli satuan.”
Tapi dia menampik alasan dia datang ke tempat itu untuk menikmati bir murah. Menurutnya dia datang untuk mendengarkan band reguler yang manggung di tempat ini tiap Rabu. Maka tak mengherankan dia memilih berdiam diri di sudut dan menyimak dengan tenang semua lagu-lagu yang dimainkan. Dia kerap menutup matanya saat mendengarkan sambil sesekali meneguk minuman gandum langsung dari botol hijau.
“Lagu dimainkan untuk kepuasan telinga, maka ada baiknya kita memberi kesempatan telinga-telinga kita untuk menikmatinya tanpa gangguan indera yang lainnya,” ucapnya sekali waktu sebelum dia meminta saya untuk meninggalkannya sendirian.
Sosoknya menjadi penanda bagi semua yang bekerja di sini bahwa hari ini adalah sudah Rabu. Sosok yang datang meminum empat botol bir. Yang datang untuk menikmati musik tanpa berisik.
Namun malam ini, ada yang sedikit berbeda. Untuk pertama kali setelah 3 bulan menjadi langganan, saat anggota band bersiap untuk bermain di atas panggung, dia meninggalkan tempat duduk terpencil di sebelah lampu sudut dan mendekati vokalis band yang sedang membenahi kabel pada mic-nya.
“Bung, bisakah Anda memainkan lagu baru yang belum pernah saya dengar sebelumnya?” ujarnya datar tanpa ekspresi. Sang vokalis yang mengenalinya sebagai sosok yang selalu ada di sudut itu memandanginya dengan wajah heran. “Ah, akhirnya saya bisa tahu bagaimana rupa suara Anda. Lagu apa yang ingin Anda dengar?”
“Apa saja,” ujarnya, “lagu apa saja asal tak mengingatkan saya pada sesuatu. Malam ini saya ingin benar-benar sendiri menikmati penghujung hari tanpa ditemani hantu masa lalu.”
* untuk masa lalu, selamat jalan, teman!*