*
sabtu.
pukul 7 pagi.
sambil meletakkan cangkir kopi yang masih mengepul itu di sebelah tangan kananku yang sedang berlompatan di atas tuts, dia nekat melanggar rutinitas sabtu pagiku, rutinitas sabtu paginya.
dengan satu pertanyaan
rusak rutinitas yang sudah empat bulan kami dijalankan
:)
aku meliriknya tanpa sembunyi sembunyi
dengan rambut kusut cetakan tempat tidur,
dia menarik kursi meja makan dan duduk setengah linglung di sana
dia bersikukuh aku menjawab pertanyaan itu
dia duduk menunggu
sambil mempererat genggaman pada cangkir kopi miliknya
ah, apa maksud pertanyaan ini
aku tak lagi mau terjebak seperti dulu (baca: questions that should be left unanswered)
apakah ini langkah pembuka untuk sebuah curhat mengenai impian yang baru saja berlalu?
atau dia benar-benar ingin bertanya ...
sekali lagi aku meliriknya tanpa sembunyi sembunyi
dia masih terduduk di sana
menunggu
tanpa ada keinginan untuk beranjak ke ruang tengah dan menonton berita pagi
sekali lagi aku berpikir
menimbang
dan membayangkan sosok
yang selalu kuanggap nyaman
tampan
dengan selera humar yang menawan
haruskah ku bercerita padanya
yang sedang duduk setengah ngantuk
yang selalu membuatkan kopi pertamaku tiap pagi
yang selalu setia menunggu aku bergumul dengan kurcaci di kepalaku
mengenai sosok
yang kuharap
kutemui lebih awal
di kehidupan setelah kematianku nanti
sekali lagi aku berpikir
menimbang....
apakah semua itu baik
dikatakan
setelah ritual sabtu pagiku dan dirinya terlanggar
pada bulan keempat
setelah
disahkan?
-d-
kenangan akan sebuah wawancara
4 comments:
sapayah?
Sapayah yg siapa? Aku? Dia? Atau sosok menawan?
sosok menawan
Mmm siapa yah... *u do realize that this is fictional, kan* :) sbnernya menarik sekali mbhs ini sm lo, ky. Krn inget pertanyaan lo soal ketemu sama org ky mantan itu baiknya dipacari ndak? Well ide ini sort of kebalikan dr ide lo. *so not answering the question, i know*
Post a Comment