Saturday, October 29, 2011

in case of love (2010) -sebuah pengalaman menonton-

entah mengapa saya selalu tertarik pada film-film Asia dengan judul-judul yang bikin penasaran seperti ini :) jadi saat sedang channel-hopping dan membaca judul unik ini, tanpa banyak pertimbangan, langsung saja saya tonton... 

Harus diakui bahwa menonton film panjang pertama milik sutradara Gavin Lin ini membuat saya beberapa kali menguap dan meninggalkan layar tivi untuk mengambil cemilan... :) cerita bertele-tele mengenai percintaan remaja yang terlalu biasa *hahahaha entah bagaimana yang luar biasa atau harusnya saya menuliskannya sebagai percintaan yang terlalu biasa ditemui sehari-hari*ah, entahlah* :) 

Well, anyway... karena sepertinya tak ada film lain yang baik di tv, dan pemeran wanita film tersebut *Haden Kuo* luar biasa cantiknya... saya tetap duduk dan mengikuti cerita yang --menurut sebuah review yang saya baca --terasa amat datar. 

Meskipun demikian menurut review yang sama, pengambilan gambar dan warna film tersebut amat memesona. Untuk hal tersebut, saya tak bisa berkata banyak, well, karena saya tak tahu banyak soal hal ini. 

Yang bisa saya bahas mengenai sebuah film hanyalah mengenai cerita. Alur cerita yang lambat dan bertele-tele memang --seperti disebutkan sebelumnya-- membuat saya bosan. 

Namun saat-saat terakhir, film tersebut menguraikan cerita sesungguhnya, saya sedikit terhenyak. Sebuah cerita yang amat menarik terurai dengan perlahan, di tengah kejemuan saya mengikuti percintaan remaja yang tak tergambarkan dengan baik. 

Ada sebuah cerita di dalam cerita, sebuah flashback yang membuat terhenyak. Ah, seru sekali kepala saya menguraikan cerita itu sendiri, karena bantuan visual dan/atau dialog dalam film tersebut tak membuat saya yakin. Entah apakah karena ada masalah dalam bahasa, banyak pertanyaan yang tersisa di kepala saya mengenai jalan ceritanya. 

Tapi karena saya membiarkan sel-sel kelabu bergerak liar, maka di kepala saya tergambar sebuah cerita yang demikian memesona. Cerita mengenai cinta. Sebuah cinta yang tidak ada. hahay!

Sebuah ending --di kepala saya-- yang tak terduga. Amat disayangkan, si empunya film memutuskan menutup filmnya dengan adegan tipikal film remaja dengan sebuah band yang memainkan lagu sesuai dengan tema film. Ah, tak seru.... padahal menurut saya dramatis sekali keadaannya saat Anda menemukan bahwa lelaki yang mirip sekali dengan your first crush itu ternyata adalah adiknya, dan dia sendiri sudah meninggal sejak lama.

*drumroll* 

hahahahha kalau saya boleh mengubah endingnya... saya tak akan menjadikan ini sebuah film drama remaja yang berlalu saja karena terlalu ringan, tapi sebuah film yang mempertanyakan mengenai: dapatkah dua orang yang patah hati karena ditinggal oleh satu orang yang sama, saling jatuh cinta? :) 

ah.. pasti seru tuh, nguliknya... :) 

ah, film asia memang selalu bisa bikin sebuah cerita yang menarik :) 

:) 

i'm back, how bout you?