Friday, April 30, 2010

an old coffee shop

Menunggu. tak banyak orang yang suka menunggu. Apa yang bisa dilakukan orang di sebuah ruang dan waktu yang memang tidak disiapkan untuk melakukan suatu apa pun? Menunggu. Pasti banyak yang pernah merasakan kondisi ini. "Saya tak suka menunggu," ujar seseorang yang pernah saya temui. Ucapannya ini lalu dilanjutkan dengan keluarnya sebuah buku dari tas yang dia bawa. Memang banyak bisa dilakukan untuk menghindari diam sendiri saat menunggu.

Sebuah tulisan lucu bisa lahir saaat menunggu kereta datang di stasiun Gambir.
Status-status ajaib di FB atau Twitter bisa terus diupload saat menunggu kemacetan berlalu.
Bahkan sebuah percakapan unik lewat sms bisa terjadi saat menanti.
*you guys got the idea, rite?*

Tapi jarang sekali saya dengar kisah (dari teman-teman sekitar) mengenai bagaimana mereka memaknai, menikmati dan menjalani proses menunggu. Hanya dengan menunggu. tidak ada yang lain kecuali menunggu.

Well, saya pernah menunggu. Benar-benar menunggu dan ini ceritanya :

Suatu siang di sebuah kanting kecil di sudut Jl. Ganesha, Bandung, saya menunggu.
Memesan es kopi dan duduk di kursi yang menghadap ke jendela saya menunggu.
Di tempat bertegel dengan motif kuno dan berdinding batu saya menatap langit cerah berubah menjadi gelap lalu disusul dengan hujan yang turun membasahi kota Bandung.

satu jam...dua jam... tiga jam
saya menunggu seseorang menepati janjinya untuk datang menemani saya menghabiskan siang itu. dengan sabar saya duduk terus menunggu.

kenapa saya rela menunggu sedemikian lama?
well, salahkan saja pada 'harapan'
saat menunggu berjanm-jam itu, kepala saya terisi bayang-bayang mengenai betapa nyamannya bertemu dengan dia yang saya tunggu. Sambil memandangi hujan, saya lamunkan bahan-bahan pembicaraan yang nanti akan kami bicarakan. Topik mengenai hukan, kopi, marmut, hidup, cinta, bosan ... ah endless topics....
hanya membayangkan bahan obrolan saja saya merasa bahagia.

tanpa terasa hujan pun reda dan 3 jam berlalu begitu saja. Tapi saya masih di situ dan menunggu.

Crap!
ternyata dia lupa akan janjinya! (begitu akunya saat saya bertemu dengannya kemudian)
tapi entah kenapa saya tidak marah..
mungkin karena saya menikmati proses menunggu saat itu/

saat itu obrolan imajiner yang hadir di kepala saya ternyata cukup membuat proses menunggu itu menjadi begitu nyaman.

Ajaib! begitu pendapat pribadi saya saja :) karena menurut beberapa orang yang saya kenal, saya adalah orang yang amat tidak sabar, jadi ajaib sekali saat saya diharuskan menunggu sedemikian lama di sebuah kota yang tak begitu saya kenal *dramatis* saya tetap sabar dan tersenyum.

Demikian cerita menunggu saya, semoga bisa dinikmati!

*ini sebuah pancingan bagi cerita-cerita serupa dalam kotak kenangan kalian semua untuk dikisahkan pada saya! *

Monday, April 19, 2010

Patah Hati : sebuah cerita tentang saya ... (entah kenapa saya mau ceritakan)

Biasanya kalau saya suka pada seseorang, maka dengan mudah lembaran-lembaran kosong di jurnal saya terisi tulisan-tulisan fiksi romantis yang entah bagaimana caranya keluar begitu saja dari pena yang saya pegang atau tuts yang saya tekan. Keadaan ini biasanya juga terjadi pada saat saya sedang mengalamin patah hati.

Suka pada dan patah hati karena seseorang memang dua emosi yang mudah sekali mempengaruhi proses kreatif seseorang *atau hanya saya saja yah? *

Saat sedang suka dengan seseorang jurnal-jurnal saya dipenuhi cerita-cerita ceme-ceme mengila bahkan sampai lirik-lirik lagu lengkap dengan kordnya * eh di mana yah 3 lagu itu yah? Yes, folk! You heard it rite, ada 3 lagu!!*

Tapi memang tidak ada yang mengalahkan rasa patah hati

*GUBRAK… berani ngak yah saya cerita soal ini? Deg-deg-an mode on*

saat patah hati adalah saat di mana proses kreatif (saya) berada pada titik puncaknya.

Satu skripsi hadir karena rasa itu, satu buku diterbitkan akibat pergulatan dengan rasa itu, satu thesis pun jadi saksi atas perjuangan saya dengan rasa itu… hohohoh… sangat dramatis bukan? Tapi bukan itu saja pencapaian-pencapaian akibat patah hati, tulisan-tulisan yang ada di jurnal * yang nantinya akan dibakar saat saya mati oleh sahabat saya yang sedang ada di sudut dunia itu* menunjukkan tulisan-tulisan saya mengalami kemajuan sangat pesat *hohoho memuji diri sendiri mode on* saat patah hati.

(tiba-tiba rindu akan masa itu…errr… ngak ding)

Well, sebenarnya apa yang saya sampaikan di atas biasa saja, sih.

Karena saya yakin nyaris setiap orang pernah mengalami patah hati yang jauh lebih parah dari saya dan berhasil menanggulanginya dengan cara-cara yang lebih spektakuler, hanya saja karena saya adalah seorang penulis, saya bisa menyampaikannya dengan sedikit lebih heboh dibanding orang kebanyakan… J

Yah, balik lagi soal suka dan patah hati…

Untung *kalau ini bisa dikatakan sebagai keuntungan, yah?* saya adalah orang yang mudah suka dan kagum dengan orang. Jadi lembaran jurnal saya tak henti-hentinya terisi cerita ceme-ceme *hah! Anda pun bisa melihatnya di entri blog saya ini, bukan? * tapi itulah, karena suka saja, saya belum bisa DANGGGGG….*mengikuti gaya Rendy saat bercerita * mengaku ada tulisan spektakuler dari semua tulisan yang lahir pasca patah hati terakhir.

Wadoh! River runs dry begeneee….

Harus yah, patah hati lagi?

Beberapa saat yang lalu seorang fotografer ternama berkata bahwa untuk mendapatkan sebuah ide pameran yang mengena di hati ada baiknya orang harus patah hati dulu…

Di tengah ke-ngantuk-an saya di kelas itu, saya merasa pernyataan itu adalah jawaban atas masalah sehubungan dengan kelahiran buku-buku saya selanjutnya *crap*

“Tapi kan sekarang ‘lo lagi jatuh cinta jadi gampang dong patah hatinya,” pasti ini yang akan diucapkan oleh sobat saya saat tahu mengenai masalah ini *untung dia tidak tahu * karena dia sedang merasa yakin saya sedang jatuh cinta pada seseorang. :P

Aih, jatuh cinta, gimaneeee….

Beberapa bulan bahagia karena punya kawan baru yang punya cerita baru itu bukan jatuh cinta,

kekaguman atas kecerdasan seseorang selama beberapa saat itu bukan jatuh cinta,

mau ketawa karena joke-joke ajaib seseorang itu bukan jatuh cinta,

tergila-gila akan wangi parfum seseorang yang sempurna sekali wanginya saat berbaur dengan bau rokok yang diisapnya itu bukan jatuh cinta….

Lalu tiba-tiba pemikiran lain menganggu kepala saya, “jadi maksud ‘lo, gue harus patah hati lagi, begitu?”

Apakah saya harus menjalani rasa itu lagi, agar saya bisa menulis lagi?

Apakah itu bayaran yang setimpal untuk menjalani kembali hari-hari yang terasa menyesakkan itu?

Aih, sebagaimana pandangan umum yang ada di masyarakat

Patah hati itu rasanya tidak enak sekali…

Bagi saya pribadi, rasa sedih saat patah hati itu bukan sekedar masalah merasa sakit karena tindakan orang itu

Tapi lebih miris lagi, bagi saya yang lebih menyakitkan adalah adanya rasa kecewa mendalam di dada terhadap diri sendiri karena membiarkan hati disakiti sama orang itu.

Hohoho.. dramatis…

Ingat, saya adalah seorang penulis, jadi saya memang punya kemampuan untuk bercerita secara dramatis… hehehe…

Tapi tiba-tiba, belakangan ini saya merasa terpicu untuk menulis lagi. Ada ide mengenai biografi seorang teman, kisah cinta terlarang, dan sebuah film mengenai orang tawanan. Kenapa? Salah satu pemicunya adalah *kembali * rasa patah hati.

Kenapa tiba-tiba saya merasa patah hati?

Well, begini ceritanya...

beberapa waktu yang lalu, ada seseorang yang bertanya mengenai sebuah cerita dalam hidup saya yang sudah lama terlupakan. Sedikit kaget waktu mendapati pertanyaan itu dihadapkan di depan saya. Kaget sebenarnya adalah sebuah understatement of the year (bahasa Indonesia kata ini tak saya ketahui *maaf * )

Syok, lebih tepatnya.

Syok tapi tak tahu sebabnya.

Mungkin karena belum pernah ada yang menanyakannya

Mungkin karena memang tidak ada yang berani menanyakan mengenai hal itu sebelumnya.

Mungkin…

Ah, endless possibilities…

Tapi yang pasti, setelah pertanyaan itu terungkap.

Kotak Pandora yang menyimpan segala rasa sakit itu terbuka kembali.

And hell went loose!

Menyesal?

Sepertinya tidak?

Malam ini saya merasa cukup nyaman bercerita J sesuatu yang sudah lama tak saya rasa. Walau demikian, di dada ini masih menyimpan pertanyaan

Am brave enough to embrace that feeling again?

It feels like shit the first time, I bet it will also feel like shit the second time around.

Ah, saya ngak tahu!

Biarlah dinikmati saja …

Semoga pada akhirnya semua akan baik-baik saja…

March 18, 2010

-Makasih buat kurcaci di kepala saya dan seseorang yang punya sebuah pertanyaan besar karena telah memicu saya untuk menulis-

Thursday, April 15, 2010

Indecent Proposal

ada yang bertanya tentang cerita kita, bung.
apakah baiknya saya ceritakan?
imbalannya cukup menggiurkan, bung..
sebuah rahasia mengenai sesuatu yang paling penting di dunia.
apakah menurut Anda itu setimpal, bung?
apakah cerita mengenai kotak bertulis FRAGILE yang hancur di tengah riuhnya pesta itu cukup berarti bila ditukarkan dengan rahasia alam ini?
saya tak bisa menghitung itu sendiri, bung...
jadi bagaimana?
hubungi saya, kalau Anda sudah punya jawabannya ya, bung...

:)
 



Wednesday, April 14, 2010

buat bung

tiba-tiba ada sms masuk ke hp saya dan menanyakan sesuatu yang cukup menggelitik.

"Sejak kapan kamu memanggil lelaki dengan sebutan BUNG?"


di tengah keriuhan suara perkusi-perkusi dan liukkan penari-penari yang menutupi diri mereka dengan bulu-bulu berwarna warni, saya mencoba mengingat sejak kapan saya menggunakan kata sapaan itu.

'Sejak kuliah di ujung bumi itu, tepatnya saat saya mulai menulis cerita cinta,' demikian balasan saya kepada pengirim sms yang entah mengapa selalu mampu membuat saya ingin mengajukan ribuan pertanyaan tiap kali mendengar pernyataannya.

beberapa saat berlalu dan pembahasan mengenai BUNG pun disudahi (walau sebenarnya masih menyisakan beberapa pertanyaan yang belum sempat terjawab),

tiba-tiba otak saya yang lamban ini bergerak sendiri tanpa hirau konteks dan waktu.

Saat mendengar lelaki bersuara super sexy memainkan lagu 'Crazy Little Thing Called Love' sambil meliuk-liukkan tubuhnya seakan sedang bermesraan dengan tiang mike, saya teringat kapan tepatnya saya menggunakan kata BUNG secara sadar dan terencana.

ah, kenangan itu tiba-tiba terpampang jelas di kepala saya yang seharusnya sudah tak mampu lagi bekerja.

Ternyata pertama kali saya menggunakan kata BUNG adalah ketika saya memutuskan untuk tidak jatuh cinta lagi kepada dia yang berhasil menghilangkan hati yang saya pernah titipkan padanya.


*sebuah ending yang dasyat, bukan? pasti Anda sedang menyesal telah menanyakan semua ini :)  hohoho.... perlukah diingatkan lagi bahwa saya adalah seorang penulis teenlit yang gemar urusan ceme-ceme seperti ini, bung! :P

Tuesday, April 13, 2010

*buat madu*

let's go home, honey...
to our cozy little place in the country
leaving the wrecked world to suffer alone

let's just be selfish for awhile
pretend that the universe revolves around us
and the nobel aim for everything is just to see us smile

:) 

lagu jatuh cinta

"Falling In Love At a Coffee Shop" (Landon Pigg)

I think that possibly
Maybe I'm falling for you
Yes There's a chance that I've fallen quite hard over you

I've seen the paths that your eyes wander down
I want to come too

I think that possibly
Maybe I'm falling for you

No one understands me quite like you do
Through all of the shadowy corners of me

I never knew just what it was about this old coffee shop I love so much
All of the while I never knew

I never knew just what it was about this old coffee shop I love so much
All of the while I never knew

I think that possibly
Maybe I'm falling for you
Yes there's a chance that I've fallen quite hard over you

I've seen the waters that make your eyes shine
Now I'm shining too

Because
Oh
Because I've fallen quite hard over you

If I didn't know you I'd rather not know
If I couldn't have you I'd rather be alone

I never knew just what it was about this old coffee shop I love so much
All of the while I never knew

I never knew just what it was about this old coffee shop I love so much
All of the while I never knew

All of the while
All of the while
All of the while it was you, you!


*kaget ada orang yang sepertinya mencuri kenangan yang tersimpan rapi di kepala gue dan menjadikannya sebagai sebuah lagu sempurna* Tuan Landon, apakah Anda mengenal saya sebelumnya? karena lirik ini dengan sempurna menggambarkan kisah saya... right to the old coffee shop detail... :)

Monday, April 12, 2010

i must have done something good...

dengan egoisnya saya mendatangi kamu dengan sejuta masalah saya. berharap kamu mendengar, tertawa lalu mengatakan saya gila. Setelah itu hidup saya akan terasa lebih ringan dan berharap akhirnya saya akan bahagia.

tapi satu hal yang saya lupa. dunia tak selalu mengikuti harapan yang ada di kepala saya. karena saat menggotong karung berisi masalah ke depan pintumu, ternyata kamu sedang memandangi tumpukan masalahmu yang sudah menjadi gunung di halaman belakang.

tiba-tiba masalah saya menjadi sangat tak berarti. namun di tengah rasa malu terhadap masalah yang sifatnya trivia itu, kamu meminta maaf karena tak ada bagi saya minggu lalu saat semua masalah saya terasa berat untuk ditanggung.

kembali saya ingin masuk ke lubang bumi karena malu. namun sebelum semua itu saya lakukan, lagi-lagi saya harus kembali menunduk malu. Saya menemukan bahwa saya tak bisa membantu menyelesaikan masalahmu.

bahkan untuk berada di sisi kamu saat kamu menghadapi semua itu, saya tak mampu!
sekarang saya hanya bisa terdiam
dan berpikir keras apa gunanya saya untuk kamu? dan kenapa kamu masih saja ada di sisi saya, sambil terus berharap bahwa akhirnya nanti bahagia akan menyertai saya di kemudian hari.

___i must have done something really really good in the past to deserve this from you__
thank you!

Sunday, April 11, 2010

Apa yang membuat Anda bahagia, teman?

apakah dia bahagia? tanya Anda dengan sederhana

Ah, tentunya dia bahagia, jawab saya dengan yakin.
dia mendapatkan kebahagiaan yang datang dari
gunungan uang
gunungan ketenaran
gunungan kekaguman

Ah, masa gunungan uang bisa mendatangkan kebahagiaan, ujar Anda penuh sangsi...

Ha, saya juga belum tahu pasti sih, aku saya.

Berarti konsep bahagia kita berbeda ya, det, ujar Anda dengan serius.

Hah? memang apa konsep bahagia menurut Anda? tanya saya penasaran

"Sederhana, kok... saat meng-upload foto anak saya di FB dan mendapatkan banyak komentar manis dari teman-teman."

Saya cuma bisa tersenyum.
Ah, Anda tentu sekarang sedang berbahagia ya, bung!
Selamat bahagia!!!
terima kasih sudah berbagi rasa itu...
:)

*buat seorang teman yang sebentar lagi balik ke negara bapaknya ini*

Thursday, April 08, 2010

pernah ngak lo?

pernah ngak lo tiba-tiba dilanda keinginan kuat untuk mengetahui apakah dia sedang tersenyum atau tidak pada saat membaca sesuatu tentang diri lo....

aduh, gila gue penasaran banget ....
harusnya sih mudah saja, di tanyakan saja...

tapi apakah pertanyaan
"Apakah kamyu sedang tersenyum saat membaca kisahku?"
tidak terdengar aneh?!


Wednesday, April 07, 2010

Bos, Bali, Bule, Babi dan cerita-cerita menyenangkan :)

menurut beberapa orang yang saya kenal, belakangan ini saya terdengar sering kali mengeluh... mengeluh... dan mengeluh... well, sebagai permintaan maaf bagi orang-orang (dan termasuk beberapa pembaca blog ini) saya akan menuliskan sebuah cerita perjalanan yang telah dihilangkan beberapa bagian yang tak menyenangkannya... agar hati kita semua baik adanya  *lihat kan, gue juga bisa ngalah dan berkompromi...:p *

OK... begini ceritanya...
setelah liburan dengan bahagia di sebuah kota --yang menurut seorang teman--adalah salah satu kota paling membosankan di dunia ini (cerita mengenai liburan saya yang rahasia ini akan di post nanti *kalau saya sudah py waktu untuk menulisnya* ), saya diberi tahu oleh BOS bahwa saya akan pergi meliput ke Bali selama lima hari (hehehe,... it rhymes lho.. how cool is that?! )

Gokil, BALI ... lima hari!!!
hal yang pertama yang kebayang di kepala gue adalah tumpukan pekerjaan yang tentunya akan menggunung di meja bila saya tinggal pergi lima hari... *jiwa babu yang membara memang tak bisa padam begitu saja*  :) tapi si BOS entah kenapa tiba2 menjadi pengertian sekali dan meniadakan tumpukan itu dengan membagikannya pada anak-anak lain utk dikerjakan *how cool is that! *

jadi akhirnya berangkatlah saya ke Bali dengan pikiran yang enteng (dan badan yang berat hehehehe). Dengan semangat saya pergi liputan karena di pulau itu ada beberapa teman yang sudah bersiap mau nongkrong bareng saya dan berbagi cerita *teman-teman baru yang amat sangat  baik hati dan manis * jadi  dari awal saya sudah mempersiapkan jadwal dan tulisan yang akan saya buat mengenai festival bali itu agar pekerjaan tak mengganggu acara  senang-senang saya... yeay me.... :)

singkat cerita, sampailah saya di festival itu pada hari pertama .... apa yang saya rasakan?... yaoloh... ini bali toh? yakin ngak perlu pasport untuk ke sini? agak terkesima saya melihat begitu banyak wajah orang asing dengan kulit pucat dan rambut pirang berkeliaran di sudut-sudut festival. Wadoh! sebagai orang yang merasa tak nyaman dengan keberadaan BULE di tanah air saya, saya merasa sedikit tak enak... :) yah, tapi sudahlah biarkan mereka dengan keriaan mereka memandang ke-eksotisan kita dan berusaha menceritakan kembali kisah hanoman, rama, shinta, krisna, siwa kepada seorang saya yang waktu kecil cerita penghantar tidur siangnya adalah cerita mahabarata dan ramayana.... :p

Lanjuuttttt...... nah, menurut temen saya yang punya cerita mendalam di pulau ini *kisah cinta katanya*  kalau sudah di Ubud (oh ya, itu nama tempat di mana festival itu berlangsung) harus mencicipi dua tempat yang menyediakan makanan BABI nan enak. Karena saya orang yang penurut *wahaha understatement of th'year * saya mengunjungi salah satu tempat itu (karena yang kedua ndak tahu lokasinya di mana) ... menyantap BABI guling saat makan siang, mungkin salah satu kesalahan dari wisata kuliner ini. Di tengah udara bali yang panas dan lembab dengan keringat yang berhenti mengucur dari tubuh yang dibalut kaos paling tipis yang pernah saya punya.... es teh manis dingin yang saya pesan  ternyata lebih menggiurkan dibanding BABI yang saya pesan *maafmaafmaafmaaf*

mungkin lidah saya memang bukan petualang, karena saya sudah cukup senang ngemil bacon di hotel tiap pagi... hehehe.... tak perlu yang eksotis-eksotis buat lidah sederhana saya ini... hehehe...

OK.. 4 bagian sudah saya ceritakan... tinggal satu bagian penutup yang saya sisakan di akhir (wahahaha keterangan yang tak penting!)

yang belum diceritakan di atas adalah saat tahu akan liputan di Bali saya menemukan 2 hal yang menyenangkan dalam trip ini. pertama, teman saya (sebut saja si X) merupakan salah satu artis yang akan mengisi panggung festival. kedua, ada beberapa musisi yang saya kagumi --yang kebetulan tinggal di Bali --- mengajak saya ketemuan.... GOKIL.... how cool is that!!!!

waktu menemukan dua fakta itu, saya sudah super senang!! tapi ternyata memang dunia py caranya sendiri untuk melakukan sesuatu... :) (kadang I luv you, world) Ternyata rasa senang saya bisa dijadikan dua kali lipat (rasa yang awalnya saya kira mustahil ada)...

begini ceritanya...
waktu bertemu dengan X, saya kaget ternyata band si X itu ada terselip seorang Riza Arshad! *wow, how cool is that!*

jadi saya *mupeng mode on* sempet kenalan sama orang yang membuat saya tak habis pikir mengenai hubungan antara alat musik dan musisinya.... :) huhuy....

sehari setelah pertemuan itu, saya menyempatkan diri nonton X manggung ... seru dan menyenangkan, pengalaman saya mendengarkan X manggung selalu dengan alat musik yang minimalis... jadi kaget juga saat dia bernyanyi dengan keyboard, gitar, bas dan drum yang ketukannya lumayan cepat... :)

selesai menonton (walau dengan berat hati) saya mengucapkan selamat tinggal pada Xitu untuk melanjutkan perjalanan ke seminyak --tempat nongkrong sebuah band bali yang saya kagumi-- untuk ngobrol.

setelah sekitar 45 menit (pengemudi mobil rental yang saya sewa lihay sekali menyetirnya dan seru sekali ceritanya, jadi tak terasa) saya sudah sampai di jalan kecil di sudut seminyak tempat cafe milik teman saya berada.

crap! cafenya keren pisan.... cantik pisan!
walau tempatnya seasyik itu, tp ndak ada yang lebih asyik dari obrolan dan tawa malam itu. Bagi orang-orang yang baru bertemu dengan saya sekali sebelumnya (dan bahkan ada yang hanya sesekali chat dengan saya di FB) .. pertemuan kami seperti temu teman lama (makasih mas-mas dan mbak-mbak)

just when i thought nothing could be any better... tiba-tiba ....

"eh, det. Menurut mu si X mau manggung lagi ngak di sini?'
"mmm.. wah, setahu gue kemarin dia manggung di ubud di luar festival, kenapa?"
"kayanya asyik juga kalau besok malam kami manggung dan dia juga manggung di sini untuk menghibur pengunjung dan kamu juga tentunya yang udah jauh2 datang dari ubud ke sini"

WAT..WAT... saya speechless....
'Kami' yang di sebut oleh teman gue di atas adalah sebuah band bali yang lagu2nya keren sekali!!!! beberapa saat sebelum ini mereka manggung dengan tata panggung yang keren bgt di bali, saya hanya gigit jari karena ada di Jakarta saat itu... huhuy...

hampir tengah malam, saat semua orang yang ada di cafe (yang sudah ditutup oleh empunya yang tiba-tiba py keinginan untuk masak indomie di tengah malam itu) mulai ribut dengan pagelaran yang akan mereka sajikan keesokan hari nya. X di telp dan langsung bilang OK untuk manggung.... undangan FB di buat, foto di cari, alat-alat yang dibutuhkan untuk besok di daftarkan... wah riuh... dan menyenangkan!

:)

dan keesokan harinya... keajaiban itu terjadi di depan mata gue... :)
sekali lagi gue nonton band bali yang kalau bikin lagu selalu bikin gue senyum senyum sendiri.... dan tentunya mbak X yang keren banget lirik lagunya... :) wat a nite...


ah....
makasih Bali
makasih atas kesempatannya
makasih atas semua pertemanannya
makasih
dan karena ini saya (untuk beberapa minggu ke depan) ndak akan mengumpat dan mengeluh lagi)

kadang...
memang hidup itu suka memberi kejutan-kejutan yang seperti ini pada saya..
dan saya terkadang ndak tahu harus bilang apa
kecuali,
thx, dude!

:)












Tuesday, April 06, 2010

Let this boy die like a man

In need of you, my dear friend.
The only one who thinks my fears are real, my tears aren't phony and my cry of help is not something to laugh about.

In need of you, my dear friend.
The only person who knows that i'm scared of stupid silly trivia problems in life but never underestimates them.

In need of you, my dear friend though i realize that i ought to deal with this by myself coz its me who caused it on the first place...

*pengen ngobrol scr normal sm lo, ting. Doain gue, yah...*

BELUM FINAL

pada akhirnya nanti
kamu akan berdiri dan menatap hidupmu sendiri
dengan satu pertanyaan
"apakah saya sudah bahagia selama ini?"

huh! entah kenapa kata2 di atas nyangkut di kepala saya... ah, entah ... mungkin lagi sensi, mungkin lagi sedih, atau mungkin sudah terhasut oleh sesuatu yang bernama kedewasaan... jadi mikirin hal yang tidak-tidak seperti ini.

pemikiran di atas merupakan sebuah ketakutan saya.. momok besar dari hari-hari belakangan ini... saya takut saya tidak bahagia. saya takut saya telah berhasil mengelabui diri saya sendiri sehingga saya merasa sudah cukup bahagia, padahal sejatinya tidak.

seorang teman lama pernah berujar saya tak tahu apa yang saya mau, maka dari itu --menurutnya-- saya masih terus sibuk berputar dan berlari mencoba menggapai sesuatu dalam kehidupan yang belum saya ketahui bentuknya...

hasilnya --menurut pandangan orang yang saya sudah kenal hampir duapuluh tahun ini--- saya kerap masuk ke dalam fase  aneh di mana saya akan mempertanyakan segala yang terjadi dalam hidup saya. keputusan-keputusan yang telah dibuat, akan dibuat dan yang akan diabaikan....

padahal menurut dia .. hidup itu untuk dijalani bukan untuk dipikirkan....

crap, sebenarnya saya marah pada manusia geblek satu itu karena dia sok tahu. tapi setelah lama berpikir, sebenarnya ada benarnya orang aneh itu...

dan --sekali lagi-- saya ada di posisi yang salah dan kalah... saya tak suka berada di posisi itu.... saya benar-benar tak suka akan posisi itu...