Friday, April 30, 2010

an old coffee shop

Menunggu. tak banyak orang yang suka menunggu. Apa yang bisa dilakukan orang di sebuah ruang dan waktu yang memang tidak disiapkan untuk melakukan suatu apa pun? Menunggu. Pasti banyak yang pernah merasakan kondisi ini. "Saya tak suka menunggu," ujar seseorang yang pernah saya temui. Ucapannya ini lalu dilanjutkan dengan keluarnya sebuah buku dari tas yang dia bawa. Memang banyak bisa dilakukan untuk menghindari diam sendiri saat menunggu.

Sebuah tulisan lucu bisa lahir saaat menunggu kereta datang di stasiun Gambir.
Status-status ajaib di FB atau Twitter bisa terus diupload saat menunggu kemacetan berlalu.
Bahkan sebuah percakapan unik lewat sms bisa terjadi saat menanti.
*you guys got the idea, rite?*

Tapi jarang sekali saya dengar kisah (dari teman-teman sekitar) mengenai bagaimana mereka memaknai, menikmati dan menjalani proses menunggu. Hanya dengan menunggu. tidak ada yang lain kecuali menunggu.

Well, saya pernah menunggu. Benar-benar menunggu dan ini ceritanya :

Suatu siang di sebuah kanting kecil di sudut Jl. Ganesha, Bandung, saya menunggu.
Memesan es kopi dan duduk di kursi yang menghadap ke jendela saya menunggu.
Di tempat bertegel dengan motif kuno dan berdinding batu saya menatap langit cerah berubah menjadi gelap lalu disusul dengan hujan yang turun membasahi kota Bandung.

satu jam...dua jam... tiga jam
saya menunggu seseorang menepati janjinya untuk datang menemani saya menghabiskan siang itu. dengan sabar saya duduk terus menunggu.

kenapa saya rela menunggu sedemikian lama?
well, salahkan saja pada 'harapan'
saat menunggu berjanm-jam itu, kepala saya terisi bayang-bayang mengenai betapa nyamannya bertemu dengan dia yang saya tunggu. Sambil memandangi hujan, saya lamunkan bahan-bahan pembicaraan yang nanti akan kami bicarakan. Topik mengenai hukan, kopi, marmut, hidup, cinta, bosan ... ah endless topics....
hanya membayangkan bahan obrolan saja saya merasa bahagia.

tanpa terasa hujan pun reda dan 3 jam berlalu begitu saja. Tapi saya masih di situ dan menunggu.

Crap!
ternyata dia lupa akan janjinya! (begitu akunya saat saya bertemu dengannya kemudian)
tapi entah kenapa saya tidak marah..
mungkin karena saya menikmati proses menunggu saat itu/

saat itu obrolan imajiner yang hadir di kepala saya ternyata cukup membuat proses menunggu itu menjadi begitu nyaman.

Ajaib! begitu pendapat pribadi saya saja :) karena menurut beberapa orang yang saya kenal, saya adalah orang yang amat tidak sabar, jadi ajaib sekali saat saya diharuskan menunggu sedemikian lama di sebuah kota yang tak begitu saya kenal *dramatis* saya tetap sabar dan tersenyum.

Demikian cerita menunggu saya, semoga bisa dinikmati!

*ini sebuah pancingan bagi cerita-cerita serupa dalam kotak kenangan kalian semua untuk dikisahkan pada saya! *

No comments: