Wednesday, November 30, 2011

Pagi, Hujan, Sendirian

waktu yang tepat untuk menulis. 
meliar dengan huruf-huruf yang bergabung menjadi kata yang kemudian menjadi kalimat lalu bersatu menjadi paragraf dan sampai pada waktunya menjadi cerita.. 
tentang kamu 
yang sedang jauh 
yang sedang bimbang 
yang sedang rindu 
yang sedang ingin sendiri 
yang sedang tak ingin bertemu 

*cepatkembaliteman* 

i'm still happy with my tea

7 am 
Our last breakfast together.
not very different from our other breakfasts together. 

we've perfected the ritual 
a glass of water 
followed by 
your peanut butter sandwich 
and my plate of rice with scrambled egg 

then 
a story about your work 
a joke about a friend 
my insight of a movie i just watched 
and not so interesting problem i always stumble upon 

after that 
you still drink your dark coffee 
and i still happy with my tea.

why did we make this ritual when right from the start we know this can't be forever?
ah, sometimes we pretend that we have control in our life
ah, sometimes we try to forget that time moves on 
and we are just little dust swept aside by it's movement 

hope, life treats you kind, dear 
hope, life will be a bit nice to me too

this is not goodbye (i know)  
but a chance to say thank you and nice knowing you 

-d-
while listening to Matchbox Twenty "If You're Gone"  
"I think I've already lost you/I think you're already gone/ I think I'm finally scared now"
 


Tuesday, November 01, 2011

sore-sore nonton short di TIM

Hari ini ndak bisa ketemuan. 

Pesan singkat di telepon genggam saya itu menandakan satu hal: Saya bebas siang ini... yeay! jadi meluncurlah saya ke TIM. Ah, sudah lama sekali tidak ke TIM dan nonton film... 

Dalam perjalanan, saya membuka akun twitter dan melihat bahwa ada beberapa film pendek yang akan diputar siang itu. Ternyata film-film dari orang-orang yang saya kenali. kebetulan. 

berikut pengalaman menonton saya pada Minggu, 30 Oktober 2011 di Kineforum-- Film Pemula: Presentasi Binus International – Film Department.

#PG (Henna Mulani|Indonesia) Fiksi|3’31|2011

Telat! :) film pertama selalu bertemu dengan masalah ini... walau tak banyak telatnya, namun tetap saja, saya tak melihat pembukaannya.... yang saya sempat tonton adalah bagian wajah-wajah aktor memberi komentar sengit pada peran utama. 

Wah, film tentang stres nih, demikian pikir saya. 

Lalu tiba-tiba saya melihat pistol di balik punggung peran utama. Sebuah revolver berat dalam genggaman seorang gadis remaja. ironis. :) saat melihat adegan itu saya bertanya: bagaimana gadis itu menyelundupkan sang revolver ke meja makan? mmmm 

Namun pertanyaan tak berlangsung lama, karena kemudian saya dikejutkan dengan sebuah tembakan. DOR. di meja makan, sebuah peluru menembus kepala gadis itu. tubuh miring ke kiri dengan senjata di tembakkan dari sebelah kanan (?) mmmm.... perlu nonton ulang untuk melihat apakah yang saya lihat itu benar atau salah. 

#Pagi, Sayang (Angkasa Ramadhan|Indonesia) Fiksi|5’26|2011

Adegan pertama yang menekankan pada sosok cincin kawin, membuat saya tersenyum. Ah, sebuah film pendek mengenai pernikahan. menarik. namun kemudian muncullah elemen-elemen yang mengganggu seperti: indomie goreng dengan selada (yang menurut saya sedikit absurd), gaya perempuan yang berlebihan, percakapan yang penuh kosa kata di pagi yang seharusnya/ biasanya sepi.

ide cerita yang menarik, namun tenggelam dalam percakapan nan riuh antara dua orang yang seharusnya sudah kenal dekat selama setahun. mmmm.... menurut pengalaman saya, semakin Anda kenal dengan seseorang, semakin sedikit kata yang dibutuhkan :) jadi teringat sebuah film Pasangan Baru garapan salman aristo yang saya sukai. Mmmm.... 24/7 selama setahun membuat dua orang harusnya punya kode-kode ajaib yang tak terlihat dalam interaksi dua aktor itu.. ah, mungkin memang harus mengalaminya sebelum bisa menyajikannya dalam sebuah film agar penonton bisa percaya (teringat film hujan tak jadi datang-yosef anggi)  

Break (Candra Aditya|Indonesia) Fiksi|5’00|Indonesia

Apa yang terjadi bila Anda sedang berupaya melepaskan diri dari hobi yang sudah Anda jalani bertahun-tahun. :) well, memang agak sulit menerjemahankannya dalam gambar. 

Keinginan tiba-tiba untuk meraih sebatang rokok saat tak ada orang yang melihat, atau tak sadar menghirup asap rokok yang dihembuskan orang dekat Anda, atau menggigit bibir saat menonton film dengan adegan orang yang merokok dengan nyaman (hey, tell me about it, coz i've gone through it all)... 

film yang ingin menunjukkan bahwa mencoba berhenti itu sulit, dan semua yang menyuruh Anda berhenti itu munafik, tak berhasil membuat saya terpana. :) Ah, mengapa begitu sulit?

beberapa adegan yang bikin mengernyit adalah saat si tokoh menerima telepon dan mendengarkan pesan dari kekasihnya --si munafik yang memintanya untuk berhenti merokok-- dan yang lainnya adalah dandanan sang kekasih di akhir film membuat saya ingin bertanya, " eh, gimana maksudnya?" 

hehehe... ah, entahlah mungkin kasus ini terlalu dekat di hati sehingga menjadikannya terlalu personal :) 

F*ck, She was Great (Giorgio Pratadaja|Indonesia) Fiksi|04’54|2011

Is in english! hehehehe... selalu senang melihat skrip dalam bahasa yang satu ini, dan melihat bagaimana aktor2 memainkan perannya :) dan saya terpana.... 2 aktor utamanya cihuy!!! :) cerita yang cukup menarik dan alur yang sederhana --walau sedikit terasa terulur-ulur dengan paksa-- namun tetap berhasil menutup sajian film pemula ini dengan manis. 


----
ah, selesai sudah film-filmnya :) 
waktunya melanjutkan perayaan hari kebebasan di tempat lain. 

untuk menutup cerita sore-sore nonton short ini, saya hanya ingin menanyakan: mengapa pemuda 20-an bercerita mengenai depresi, komitmen dengan pacar, perkawinan, dan perselingkuhan. I thought youth had all the fun... why sad stories, dear little ones? 

:) 

well, off to kemang, then...