Tuesday, July 21, 2009

just me being me...

kadang ada hal-hal yang ngak bisa Anda ceritakan pada semua orang
mengenai kekaguman Anda terhadap seseorang
mengenai impian semalam
mengenai rasa benci yang kadang timbul pada seseorang berlabel teman
ah.. kenapa begitu banyak aturan?
ah... kenapa begitu banyak hal-hal yang dilarang?



Saturday, July 11, 2009

Hal-Hal Kecil tentang cinta dan hal kecil lainnya...

"Ah gue males sama mantan, jadi rese gitu sekarang dia. Dikit-dikit mau tahu, dikit-dikit mau tahu....." kata seorang temen. Walau mengangguk-angguk sambil pasang muka empati, sempet ada perasaan sebel berkelibat  "Gila, lu 'ndro.. kemane rasa yang lo gembar-gemborin ke kita2 sampe kuping gue bete?!" ....Karena temen ini 80% menyenangkan, jadi gue mau mempertahankan persahabatan kita selama mungkin. Jadi muka gue ndak menunjukkan emosi2 negatif yang biasanya gue tunjukin ke orang2 lain... hehehe...

Terkait dengan cerita di atas, belakangan ini ada orang--di sekitar gue-- yang sedang jatuh cinta gedubrak. Kalau langit bisa ditulisin perasaannya dia terhadap pacarnya... tentu dia bakal melakukannya tanpa malu-malu... (biar orang lain aja yang malu ngelihatnya). "Dia lucu deh kalo lagi ngomong ini... Dia baik banget waktu dia tahu gue sakit, dia bawain bla bla bla" ...hehehe.... sampai mual dengernya ... (aih mual apa iri, yah? mual aja deh... jawabannya hehehe)

Dua pengalaman yang dramatis (semua yang berhubungan dengan cinta itu bagi gue dramatis) membuat di sabtu siang yang hening --sesaat sebelum terlelap tidur-- gue mikirin mengenai carut marutnya hidup dengan cinta ini. 

Dulu waktu jatuh cinta, semuanya terhitung.. 
berapa kali dia natap gue, 
berapa kali dia sms sama gue, 
berapa kali gue berdoa sambil menyebut nama dia... 

Dulu waktu jatuh cinta, semuanya terlihat jelas 
bagaimana dia menggandeng tangan gue dalam diam 
bagaimana dia membuatkan indomie terenak yang pernah gue makan 
bagaimana dia berusaha datang on-time walau jarak bandung-jatinangor itu jauh banget 

hahaha.. hal-hal kecil yang itu terasa indah dan terpatri di kepala...  
tapi saat memutuskan untuk bercerai, apakah masih kebayang hal-hal kecil itu? 
gue udah pernah liat berkas perceraian dan gue ternganga melihat begitu banyaknya surat yang harus dilampirkan dan harus dibuat untuk maju ke pengadilan.. wiuh.... ribet banget!
kalau melihat itu, tentunya.. jawaban atas pertanyaa gue di atas adalah .. Ya, Enggak Lah.. wong ngurus suratnya susah, gimana kepikiran soal yang kecil2 itu?! hehehe

Tulisan ini bukan dimaksud untuk menjelekkan perceraian (sumpe sama sekali nggak.. menurut gue kalau sudah tidak cocok, yah memang harus berbesar hati untuk bilang sekarang kita tidak bisa bersama lagi :) ) 

Tulisan gue ini sebenernya adalah sebuah perenungan singkat dan ngak penting sesaat sebelum jatuh tidur. Sebuah perenungan  mengenai hal-hal kecil dalam hidup kita.... 

hal-hal kecil yang kita anggep gede banget 

seperti "kenapa sih dia ndak jawab sms gue?" 
seperti "apa sih artinya kalo dia ngomong gitu?" 
seperti "gue harus ngapainnya di anniv ke 6 kami?" 

hal-hal kecil yang bikin pusing 7 keliling 

ternyata in the end, apalagi saat berhadapan dengan kata PUTUS, CERAI, BUBAR JALAN! jadi ndak ada artinya lagi... 

pernah ngak kepikiran berapa lama waktu yang lo udah habisin mikirin bagaimana nyaman pelukannya dan wangi badannya sampai  semua tugas kuliah lo terbengkalai..

pernah ngak kepikir berapa lama waktu nungguin dia ngeberesin kerjaan di kantornya sampai rela kelaperan malam-malam 

pernah ngak kepikiran berapa lama waktu lo habisin muter2 nyari hadiah untuk ulang tahunnya yang ke 28... 

hahahaha.. anjrot, kalo akhirnya semua hal-hal kecil itu ndak ada artinya 

(jadi keinget seorang temen yang rela bawain setangkai mawar buat kekasihnya di tengah hujan di sebuah malam dari jakarta ke bandung.. dan sekarang mereka berdua tidak bersama lagi.. huh.. dia inget ngak ya sama kejadian itu? kalo jawabannya nggak.. kenapa gue masih yah? hehehe)

trus untuk apa?
untuk apa? 

hehehehe... 

cuma buat kita bingung sesaat, ntar 20 th lagi ndak ada artinya... untuk menutup posting yang ajigile panjangnya (yah, maklum baru bangun tidur... hehehe ekstra energinya) .. jadi perlu dipikirkan lagi mengenai hal2 apa yang harus jadi perhatian kita dan mana yang harus dilewatkan saja... hehehehe..


PS. 
hal2 kecil itu lucu... memang ndak penting, dan bakal eventually terlupakan juga.... tapi bagi gue --seorang penulis-- hal2 kecil2 yang kalian semua ceritakan jd sebuah bahan penulisan yang indah... makasih ya, teman2 untuk cerita2 kalian :) 

PS lagi. 
Eh si orang itu inget ngak yah perjalanan kita bikin deg2an ke ITB itu.... hahaha.. 2 hari senyum gue ndak hilang, ah.. sayang kalo dia udah ndak inget lagi.. hihihi...

Wednesday, July 08, 2009

10 Menit!

Tak apa walau cuma sepuluh menit saja
Karena hanya dalam rentangan waktu itu.
Aku masih diperbolehkan
melihat kerlip kecil di matamu
Aku masih diperbolehkan
mendengar tawa renyah milikmu
Aku masih diperbolehkan
merasakan genggaman hangat tanganmu
Sepuluh menit, bagiku,
terasa panjang dan berharga
Karena dalam rentangan itu
Aku mendapatkan kembali
alasan mengapa aku masih bisa tersenyum

alasan mengapa aku masih bisa tertawa
alasan mengapa aku masih harus sabar menunggu..

untuk bung, terima kasih untuk 10 menit-nya.

Monday, July 06, 2009

Lelaki itu (lagi)

Lelaki itu datang sejenak lalu pergi lagi.
Namun walau sejenak,
kedatangannya selalu membawa arti.
Dan bagi gue yang ditinggalkan,
kepergiannya menimbulkan sebuah harapan baru mengenai kedatangannya di lain hari...




untuk 'mas yang satu itu :)

foto diunduh dari : www.lovelyish.com

Saturday, July 04, 2009

Lelaki itu punya kisah yang dirajah di dadanya.

Lelaki itu punya kisah yang dirajah di dadanya. Bukan sebuah kisah besar yang dinanti orang, bukan kisah hebat yang akan menyibak takbir rahasia kehidupan. Hanya sebuah kisah sederhana mengenai bagaimana dia memaknai hidupnya.

Lelaki itu punya kisah yang dirajah di dadanya. Sebuah kisah yang mengalun lewat garis-garis yang tertanam di kulit bersama nadi dan degup jantungnya. Sebuah kisah yang dia abadikan dengan perlahan agar nantinya dia akan terus kenang.

Lelaki itu punya kisah yang dirajah di dadanya. Sebuah kisah kecil yang akan dia simpan buat seseorang yang nanti mau menikmati kisah sederhananya itu bersama dirinya sampai dia tua.