Wednesday, December 28, 2005

Maling Motor...

siang ini gue pergi ke kantor gue karena keisengan belaka... (lagi bosen di rumah dan karena kantor jaraknya cuma 3 lemparan batu... -ngutip kata temen gue-) makanya gue maen ke sana untuk ngerasain dinginnya AC..

nah pas sampai di sana ada keributan, ternyata ada maling motor ditangkep (keep in mind that i work in a campus) dan semua mahasiswa, karyawan, dosen dan jajaran petinggi kampus tumplek di depan kantor satpam untuk melihat si maling...

pas si maling keluar dari kantor satpam keriuhan pun terjadi.. maling yang udah dilucuti bajunya (tertinggal hanya celana dalam berwarna hijau.. hehehe.. jadi inget si kolor ijo) kini dihujani oleh tendangan gebukan dan hinaan dari semua orang (keep in mind that most of 'em are boyz.. not to be sexist or anything) ... wuiiiihhhh... serem...

nah yang paling serem adalah karen kericuhan itu polisi (yang cuma ada satu) menembakkan senjatanya ke atas...... GUE PANIK 'BRO karena GUE NONTON KERIUHAN ITU DARI LANTAI 3 TEPAT DI ATAS AMUK MASA ITU !!!!! gila nggak sih!!! yang ada di pikiran gue adalah what if a bullet hits me.. what would happen next? jadi aja gue ngabur ketakutan ke ruangan ... sumpee i don't want to die being hit by a bullet like that...

pertanyaan gue, bagi orang yang ngerti.. are police suppose to do that in a place that have second, third and fourth floor?? tolong dijawab... jadi besok2 kalo ada riot kaya gitu gue siap ngabur aja.....

Tuesday, December 27, 2005

Learning to be humble.....

minggu terakhir ini gue dapet pelajaran yang sangat bagus, yaitu belajar jadi humble....
seumur hidup gue, gue selalu diajarin sama lingkungan untuk menunjukkan siapa diri gue (terimakasih berat kapitalisme!!!) tapi pengalaman-pengalaman minggu belakangan ini gue belajar banget untuk menjadi humble... rendah hati..... karena ternyata hidup itu ternyata nggak bisa selalu tentang GUE doang...

kemaren gue reuni sama sahabat-sahabat lama...
kemaren gue belajar untuk mendengarkan lebih banyak dibanding untuk berbicara...
kemaren gue belajar untuk mensyukuri hidup gue
kemaren gue belajar untuk menghargai keputusan orang lain...

cerita2 yang gue denger kemaren mengenai kehidupan 3 sahabat gue itu bikin gue yang dulu merasa bahwa perkawinan adalah sebuah jalan yang salah ... luluh... dan merasa bahwa perkawinan adalah sebuah choice yang layak dipertimbangkan. Ada pandangan lain yang timbul setelah gue denger cerita 3 ibu muda ini. Dari cerita suami males ngangkat telefon di rumah saat si istri sibuk masak sampe cerita istri yang sudah heboh nyiapin cerita untuk dikisahkan ke suaminya, tapi gara-gara pulang kantor keduanya udah kecapekkan,jadi rencana untuk cerita hangus begitu aja. hahahaha....dari cerita kocak yang kecil-kecil itu gue baru sadar bahwa marriage teaches you to be humble... in marriage you are still 2 people trying to cooperate... thats why you need to be humble.. karena sekarang hidup lo udah lo share sama orang lain yang juga telah rela nge-share idup dia sama lo...

are you guys getting any of this?
well pokoke... gue cuma mau bilang kamis malem kemaren gue belajar banyak banget!
makasih guys !!

Wednesday, December 21, 2005

DAY FIVE (Sunday Dec 18)

Last Day…. Mbak Novie udah baikkan jadi hari ini kita bisa nonton barerng… namun karena ada acara mendadak Dewi dan Mbak Novi meninggalkan gue untuk nonton film KAMI ANAK INDONESIA?, JOKI KECIL, MYTH, MONSTER and HOBBIT sendirian 2 pm – Teater Kecil .. tapi pas di Tearter kecil gue ndak sendirian … ada puluhan anak kecil yang ikut nonton bareng gue… rasanya seneng banget liat anak seumur 8-9 tahunan nonton dan ikutan baris….

KAMI ANAK INDONESIA,

Film pertama ini bikin gue harus merogoh-rogoh tisyu dalam gelap… Gila !!! Gue terharu jaya… Cara bertuturnya sangat santai dan nyaman.. namun karena begitu polosnya jiwa gue sampe ndak tahan… Bercerita soal TORI seorang anak Timor yang mengungsi ke Jawa untuk melanjutkan pendidikannya meninggalkan keluarga besarnya di pengungsian Atambua. Film ini memperlihatkan bagaimana Tori dalam perjalanan ke bertemu dengan keluarganya setelah 7 tahun pergi. Film ini dengan cerdasnya mengkaitkan kehidupan Tori dengan keadaan orang Timor dan bagaimana sulitnya berpisah dengan keluarga. Sumpee it looks so natural to me.. ndak seperti documenter berat (walau isi ceritanya berat) jadi santai aja liatnya… Acungan jempol buat yang bikin (salahudin Siregar) yang punya ide begitu mantap…. Nggak goyah untuk nangkep crita-cerita lain yang ada di masyarakat Timor, padahal gue yakin bahwa banyak sekali cerita lain yang bagus tempting to be explored…. Kekukuhan hati si film maker untuk kasi liat hanya Tori dan perasaannya dikasih acungan jempol sama gue…. Karena filmnya jadi padat dan pesannya sampai…..

JOKI KECIL
Film kedua ini ngebawa kita ke daerah Sumba dengan kuda-kuda kecil dan joki-joki kecilnya… WOW…… keren banget…ceritanya keren tentang bagaimana seorang anak kecil jadi joki.. gambarnya berbicara banyak ditambah hasil wawancara yang sumpeee keren banget… wawancara panjang dengan seorang joki kecil yang suka bercerita bikin hati gue nggak patah semangat karena akhirnya ketemu seorang anak Indonesia yang bisa bertutur dengan baik… hasil wawancara itu terlihat si anak akrab banget sama yang ngewawancarai (jempol lagi buat film makernya) dia dengan cueknya bercerita tanpa henti sambil bermain-main di bilik tempat wawancara…. Nggak sungkan… seperti yang gue liat di MAD HOT BALLROOM juga begitu.. ekspresi anak-anak lebih terlihat kalo dia dibiarin ngomong sendiri sambil doing what ever he likes….

MYTH, MONSTER and HOBBIT
Film terakhir dan yang terpanjang… Film dengan animasi yang cerah dan narasi yang penuh canda ini SAYANG NGGAK PAKE SUBTITLE jadi banyak anak-anak yang nonton nggak ngerti, padalah film ini bercerita tentang mitos mengenai naga, yodha, burung api phoenix dan hobbit sang manusia kerdil ciptaan Tolkien… film documenter ini memang dibuat untuk televise jaid kita bisa melihat jeda-jeda untuk iklan… tapi jeda itu nggak sempet bikin gue bete karena the story fascinates me… bercerita tentang perjalanan Lawrence Blair ke pelosok Indonesia dan membahas mengenai makhluk-makhluk Indonesia yang mungkin saja jadi ide dari pembuatan mitos-mitos Inggris… Keren.. Cuma seperti gue bilang tadi sayang ndak ada subtitile karena kasian anak-anak kecil yang nonton……

Film kedua, gue bertemu dengan Dewi dan Mbak Novi di Djakarta Theater untuk nonton NOI ALBINOI Djakarta Theater 2- 4.15 pm

Film kelam…

Bercerita tentang Noi yang seperti kebanyakan remaja lainnya selalu mencoba memberontak. Saat lo jadi remaja frustasi dan hidup di wilayah terasing Iceland , lo bakal menjadi teramat membosankan…… There’s no way out of the boredome of Iceland.. ketiadaan bikin mereka menerima apa pun tanpa emosi, dan ini tergambar jelas di film berdurasi 93 menit ini. Gambarnya lumayan keren.. NOI yang albino di kelilingi wilayah yang selalu bersalju… dan selalu bertemu orang-orang yang itu-itu saja…..

Filmnya si Dewi banget… bagi gue adalah UNTUNG Cuma 93 menit… dan ceritanya bisa dimengerti.. walau hati gue nggak terlalu jatuh kedalamnya…

Film terakhir di JIFFEST bagi gue adalah THE PRESIDENT BARBER Djakarta Theater2- 6.45 pm Vitri dateng duluan dan ngetek-in bangku buat gue, Mbak Novi dan Dewi… setelah memohon pada seorang mas-mas untuk bergeser sedikit, kita berempat nonton satu deretan…..

Ketawa, Pilu dan sedikit tersindir….. itu perasaan gue waktu liat film ini….

Definisi komedi yang dilekatkan pada film ini bikin gue bertanya-tanya… Film ini bermuatan politis.. menggambarkan kehidupan politik di negara Korea Selatan yang baru mulai menjadi demokratis.. Menggambarkan kecurangan-kecurangan pemilu, perebutan kekuasaan di pucuk pimpinan sampai penculikan-penculikan rahasia yang dilakukan oleh negara. Namun digambarkan dengan amat sangat sederhana dari kacamata seorang pemotong rambut presiden yang sangat sederhana yang tinggal satu dekat dengan istana Presiden (The Blue House) jadi terasa ringan *eh tapi kenapa gue masih merasa tersindir ya?*

Film ini ngasih liat gambaran kehidupan politik negara-negara yang sedang berkembang dengan segala kekelamannya namun dengan gaya lucu.. Bagaimana ke’menurut’an seorang pemotong rambut pada ketua RT-nya dan bagaimana sebuah issue menjadi sebuah masalah yang besar di sebuah negara.


Dan at the end yang bikin gue terharu adalah bahwa film ini tidak mencoba mencari yang salah siapa. Dia konsisten memperlihatkan bagaimana seorang pemotong rambut yang bersahaja tetap pada penghormatannya terhadap negara dan pemerintah yang telah menghancurkan kehidupannya karena That’s the only thing he knows how to do….

Great story is all you need to make a good movie…. .

Dan dengan film ini gue mengucap selamat tinggal untuk 5 hari bahagia gue di JIFFEST .

See you next year ya, JIFF….

DAY FOUR (Saturday Dec 17)

Hari keempat dari Mbak Novie tumbang… Gue ditemani Dewi sekarang untuk nonton 3 film lagi….
4.45 pm. Djakarta Theater 1. FAR SIDE OF THE MOON…

Gue telat masuk….

Ini film pertama yang gue nggak liat openingnya.. padahal dalam kamus gue dalam nonton film, bagian pertama adalah point crusial dalam mengerti sebuah film…. Jadi aja sedikit bete saat gue masuk ternyata layar udah ada gambar seorang adik dan kakak yang sedang bertengkar mengenai jalan hidup.

Film ini katanya masuk dalam kategori drama komedi.. tapi sumpee mampus gue nggak ngerasa ada muatan komedi dalam film ini… maybe Canadian have a different view of what comedy is… I dunno…

Film ini kayanya (gue pake kayanya karena sampe the end of the movie gue nggak bisa nemuin focus dan pesan besarnya…) mau bercerita tentang pilihan hidup. Seorang ibu yang memilih untuk mati, Seorang anak pintar yang memilih untuk menjadi sedih. Seorang anak kaya memilih untuk lari dari sedih…. Semua pilihan ini dikaitkan dengan kekaguman terhadap alam luar angkasa.

Warna di film ini sumpe keren banget, Film ini selalu memperlihatkan kontras-kontras yang keren dengan caranya sendiri. Dinding-dinding rumah yang di cat dengan warna-warna kuat , baju dan sepatu yang mendukung warna itu dan diletakkan dalam sebuah komposisi tertentu sehingga I can’t help not to admire it.. Terlihat bahwa si film makernya lebih berat pada komposisi benda dibanding dengan focus kepada orangnya.

Ada sebuah adegan yang mendukung pernyataan ini. Dalam adegan itu terlihat sebuah dapur dengan dinding yang berwarna terang dengan komposisi peralatan dapur yang menempel kepada dinding dan di ujung dinding itu ada sebuah fishbowl yang beku lengkap dengan seekor ikan yang membeku di dalamnya. Sang tokoh terlihat melalui lorong yang ada diantara dapur dengan pintu masuk. Si tokoh sedang menelfon. Selama percakapan, kita suguhi gambar dapur dengan warna yang kuat dan komposisi itu. Si tokoh dibiarkan berbicara di dekat pintu depan. Sebuah cara yang unik untuk mengedepankan gambar. Memang seperti isi film ini melulu tentang itu dan ceritanya dibiarkan mengalir diantara gambar-gambar yang apik. Pada akhirnya memang cerita tidak menjadi penting karena ending yang imajinatif menjadi pilihan sang film maker. Terbang bebas diantara orang-orang yang masuh terpengaruh gravitasi dengan latar sebuah poster besar di bandara menjadi penutup film yang menurut gue bercerita mengenai pilihan hidup…

Emang sih kalo ngebicarain pilihan hidup, orang akhirnya hanya bisa mengangkat kedua bahunya dan bilang I dunno.. mungkin itu alasan kenapa film ini berakhir dengan mengambang (dalam arti denotative dan connotative)….

Overal, gue lumayan suka sam film ini.. walaupun perjalanan untuk mencapai pesan terkesan lambat dan membosankan, tapi gue suka bagaimana si sutradara mengatur perpindahan adegan…….Nggak ada adegan yang tidak memiliki hubungan dengan adegan lainnya. That’s something hard to do….

Film kedua adalah film yang gue nanti-nantikan THUMSUCKER Djakarta Theater 7 pm .. ketemu sama Firman di antrian jadi akhirnya gue nonton bareng Dewi dan Firman…

Jujur aja, gue kecewa… Gue mengharapkan sebuah film komedi tentang bagaimana seorang anak try to overcome his thumbsucking addiction…. Ternyata as the saying goes.. you can’t always have what you want… terbukti… Film ini bercerita secara serius mengenai bagaimana thumb sucking adalah sebuah masalah psikologis yang harus diobati secara medis…. MATI KUTU DEH GUE ….

Sebuah Drama mengenai Justin Cobb (17) tahun yang nerdy dan nggak bisa bergaul karena punya masalah thumbsucking ini. Sebagaimana film Amerika lainnya ada triumph good against evil… kayanya ini udah embedded deh sama the American Dream bahwa if you want something hard enough and willing to work extra for your dream.. some how some way you will get it…. Film Thumbsucking ini memperlihatkan bahwa Justin DID get everything that he wanted even the impossible.

Kritik gue dalam ide cerita adalah sebagai berikut… (sori di kasi dalam bentuk nomer karena setelah nonton film ini, kepala gue nggak rela gue tidur dengan nyenyak tanpa memikirkan kejanggalan-kejanggalan yang gue rasa waktu nonton film ini..)

1. Bagaimana bisa seorang anak yang tidak percaya diri memasukkan dirinya ke dalam club debat sekolah…. Memang adanya kemungkinan ‘cinta’ tapi sangat aneh melihat bahwa Justin yang minder berada dalam kelompok debat yang kecil, tanpa merasa sungkan….
2. Ada
apa dengan Justin’s girlfriend.. perpindahan si perempuan dari seorang aktivis alam menjadi seorang drug user itu menajdi tanda tanya yang besar.. gue bahkan nggak bisa mikirin kemungkinan alasan. Dan pada perpindahan ini, penonton Cuma diharapkan menerima saja, tanpa protes…. Sebel….
3. Kenapa Justin yang baru overcome his addiction to pills tiba-tiba bisa melarikan diri ke pelukan si cewek dan jadi drug user??? Di kepala gue sih ada alasannya
–mungkin Justin masih mau bergantung dengan benda-benda itu, tapi gara-gara pilnya udah dibuang semua ke tong sampah, dia merasa harus cari alternative- … tapi sepertinya alasan yang gue buat sendiri ini kurang kuat….
4. Tokoh si ayah dan si Adik yang sebenernya msih bisa dikembangkan sayang nggak di sentuh sama sekali….. pada hal gue penasaran sama si adik saat dia bilang.. “you think that you are the only one with problems.. well, when you are acting weird and everything.. I have to step up and be normal…..” Gila kalimat yang keren yang bikin gue terus terngiang-ngiang…. Acungan jempol buat yang bikin !!! Nah melihat itu.. kenapa tokoh si adik nggak keliatan jadi sebuah pertanyaan.

5. Kenapa si pacar Justin nggak mau terlihat buka baju… mmm…..itu yang nggak terselesaikan….dan agaknya bikin penasaran karena Justin makes a big fuss about it dan bikin dia merasa frustasi….

Wah kaya segitu aja kali ye yang bisa gue inget tentang kejanggalan dalam film ini.. Tapi I think this is a good movie walaupun jalannya lambat banget…. Untuk film yang berdurasi 95 menit seharusnya dia bisa memempatkan cerita .. nggak coba eksplore new character…. Tapi it’s a good movie because of the unique idea in it.

Film terakhir gue udh mau tewas dengan sukses… Firman balik jadi gue nonton sama Dewi aja … udah pukul 9 pm dan lelahnya udah berasa nih… tapi ada film yang kudu gue tonton yaitu THE RETURN..

Lelah !!!!

Itu yang gue bisa omongin buat film yang gue tonton pukul 9 malem ini… Setelah seharian nonton film.. gue salah milih film The Return untuk jadi film penutup gue untuk hari itu…

Film ini sebenernya bagus (kalau kata temen gue, Si Dewi yang sesekali nengok ke arah gue yang beberapa kali terlelap saat nonton film ini….) emang lambat sekali jalan ceritanya namun detailnya begitu mempesona sampai si Dewi berbahagia nonton nya…

The Return adalah sebuah film mengenai perjalanan. Sebuah perjalanan dalam satu kehidupan anak manusia yang memperlihatkan kedatangan, kepergian dan kembali pulang. Berkisah mengenai 2 orang saudara laki-laki yang tiba-tiba kedatangan ayahnya yang telah pergi selama 12 tahun lamanya tanpa cerita. Dengan perlahan dan memperlihatkan gambar yang kelam nyaris hitam-putih.. film ini bercerita mengenai bagaimana kedua saudara itu menerima ayahnya kembali. Russia ternyata sebuah negara yang memiliki budaya untuk berbicara yang amat baik. Gue ngeliat bagaimana seorang anak belia bisa mengungkapkan dirinya secara lisan dengan sempurna, dan memiliki sinisme sebagaimana seorang dewasa yang bijak. Gue nggak nyangka! Apa hanya anak Indonesia saja yang punya masalah untuk mengekspresikan diri?

Film kelam ini mengakhiri perjalanan gue untuk hari sabtu di JIFFEST 2005.. masih ada one more day to go… dan gue masih up and ready aja… asal nggak dikasih film lambat dan kelam.. gue akan masih bisa tersenyum….

DAY THREE. Friday (Dec 16)

Udah hari ketiga tapi semangat gue masih membara untuk nonton… Hari ini jadwal gue tertulis 2 pm Teater Kecil SHORTS on Tsunami….

Film pertama UBAT ATE ALLAH ALLAH, UBAT SOSAH PEYASAN BEUNA

Ubat Ate Allah Allah, Ubat Sosah Peyasan Beuna adalah sebuah nasihat orang Aceh jaman dahulu yang menyatakan bahwa Doa dan Lagu kepada Tuhan adalah obat yang paling mujarab. Film 15 menit ini bercerita tentang KANDE (nama yang berarti lampu) yang melakukan perjalanan menghibur rakyat ACEH mengatasi bencana tsunami. Penutup yang keren adalah pernyataan “Hari kemarin, kita sudah tahu.. hari ini kita sudah tahu.. untuk apa takut dengan hari esok……”

Komentar gue adalah mengenai editingnya… ada beberapa gambar yang seharusnya bisa jadi bagus karena yang ngedit (menurut gue lho..) nggak begitu perhatian jadi kerasa banget gambar-gambar itu terjadi dengan gaya yang sama… Padahal gue suka film pendek ini karena ringkas dan pesannya sampe… Hanya satu lagu untuk keseluruhan isi film dan itu NANCEP BANGET (kembali gue menggunakan gaya bahasa Vitri temen gue) di hati…. Sebuah gambaran Aceh yang berbeda dari semua feature tentang Aceh yang gue tonton di TIVI dan satu hal lagi… musik latarnya berasa banget, jadi beberapa hari setelah nonton film ini lagu Ubat Ate Allah Allah, Ubat Sosah Peyasan Beuna masih terngiang-ngiang di telinga gue….

Film kedua SEJARAH NEGERI YANG KARAM

Sori dori mori stoberi…

Pernyataan maaf diatas gue perlu tulis sebelum gue menulis tentang film ini…

Sumpe.. gue pikir semua film itu ada bagusnya , kalo nggak storinya bagus, ide ceritanya bagus or gambar yang bagus… Tapi kok…..

Film ini bikin gue bengong…

Waktu gue ngeliat ini, gue ngerasa gue lagi nonton tivi di rumah dan disuruh ngeliat laporan mengenai tsunami…. Wawancara film maker terhadap seorang survivor tsunami jadi sebuah rengekan mencela pemerintah dan ratapan pilu orang berkeluh kesah… gue, in spite of those who loves the wining and the crying of the victims, sebel banget sama film ini… Karena banyak sekali ironi yang terbaca. Gambaran Aceh dengan lautnya yang indah 11 bulan setelah tsunami sangat terganggu dengan footage-footage gambar orang menangis dan menyesali nasib… Lagu “Rumah Kita Sendiri” dari GODBLESS yang berkata lebih baik disini di nodai dengan adanya statement.. “Kita miris melihat kampong seberang yang sudah mendapat bantuan.. sedang kita belum..”

Waduh…

Kalau gue punya kemampuan dan kesempatan (hehehe… yang nggak gue punya.. karena gue Cuma bisa nyela…. ) Gue bakal bikin film ini mengenai documentary si Irfandi penyelam yang langsung balik ke laut setelah tsunami untuk mencari besi tua.. gue bakal fokusin ke Irfandi si penyelam itu.. dan bagaimana proses dia mendapat uang dan dunia bawah lautnya Aceh setelah tsunami… Dan pastinya akan ada lebih banyak musik dibandingkan dengan film ini.. film ini terasa kosong… ada adegan dimana musik latarnya adalah adzan subuh begitu menyayat kenapa nggak ada lagi suara-suara musik latar kecuali adegan itu? Sok tau banget ya gue?

At least my my idea have one focus… jadi nggak seperti film yang baru gue liat ini yang banyak banget footage yang diambil dari tivi yang bikin gue mikir ini laporan khusus ato film sih??

Pesannya jadi nggak nyampe yang ada Cuma gue harus ikut sedih sama aceh aja.. tanpa ngasih secercah harapan…

Soro dori mori stroberi nih ……

Tapi untuk complement gue salut sama stock gambar kalian.. they are a lot !! gue ngerti, kalian pasti punya kesulitan gambar apa aja yang harus di ambil saat sebejibun shot yang indah-indah yang ada di kalian….

Sori.. dori.. mori… stroberi….

Better Luck Next Time aja Guys…


Film ketiga ATJEH LON SAYANG

Sekali lagi film ACEH yang hanya seperti menonton laporan khusus mengenai Aceh di televisi swasta Indonesia. Sepertinya kekaguman terhadap air mengalir dengan deras menghanyutkan ribuan rumah dan membuat ribuan tangis terus dieksplorasi untuk mendapatkan rasa mencekam di hati para penonton.. For me… it’s just boring.. karena ini nggak ada bedanya dengan footage tivi !!!! Gue bukannya mau mengecilkan bencana yang mahadaya itu yah.. it’s just its getting boring when everytime you talk about Aceh, I could swear that the footage for it is water running in to the city.. don’t you think it’s about time we see something else?

Pembukaan film ini keren, yaitu dengan sebuah puisi.. mengenai perihnya tsunami di hati seorang aceh.. dibawaiin oleh seorang penyair muda Aceh yang terlihat terlalu mengebu-gebu menyatakan pendapatnya pada seluruh film ini. Puisi yang keren diiringi gambar mengenai Aceh yang dalam sekala penilaian gue lumayan itu… dihancurkan dengan (eh.. ini menurut gue lho…) adanya gambar si Reza yang melantunkan puisi itu dengan gaya… Mmmmm…. Atau itu hanya perasaaan gue saja yah yang bilang jelek??

Well, selanjutnya film ini berkelana membahas ACEH dan segala cerita tanpa diberi kaitan… Ada yang membahas mengenai kegiatan penyair Reza yang mengadakan roas show dan wawancara mengenai sekumpulan anak yatim-piatu di Aceh yang dijaga oleh sebuah pesantrean (?) …

Nothing special about this movie… except betapa panjangnya orang bisa ngomong mengenai sesuatu tanpa membuat kesimpulan.. Film KONTROLL juga ngambang pada ceritanya, tapi at least dia merekatkan cerita satu dengan cerita lainnya.. kalau film ini terasa kita lagi duduk di arisan dan mendengarkan seorang berbicara dan diselingi orang lain yang memotong-motong cerita itu dengan cerita yang nggak nyambung… dan at the end of the day kita nggak tahu sebenernya cerita yang mana yang kita dengerin…

Waduh…..

Kok jadi nyela terus gini yah?

Film terakhir dalam rangkaian Tsunami adalah JOGJA NEEDS A HERO

Jogja Banget !!!!!

Film khas Jogya yah pasti kaya gini nih….

Lucu, nyeleneh isinya banyolan abis…

Bahkan Sultan aja jadi becandaan dengan di samakan dengan kartun SpongeBob…

Masih bicara mengenai Tsunami..lho kok Tsunami di Jogja? Nah ini asal muasal cerita dagelan dari Jogya.. Berawal dari kemungkinan badai tropis melanda Daerah Khusus Ibu Kota Yogyakarta lalu ada kabar bahwa Sri Sultan heboh memerintahakan rakyatnya untuk menolak bencana dengan sayur lodeh 7 macem. Kerennya orang Jogya yang katanya kota pelajar dan kota budaya di abad ke 21 ini masih mengikuti petunjuk Sultan dan bikin sayur lodeh. Kota yang katanya film ini menghabiskan stok kondom pada saat tahun baru dan 97 anak mudanya tidak perawan lagi berbondong-bondong memasak sayur lodeh dan mengungsi akibat sebuah mimpi Sultan….

Film keren karena idenya unik, ceritanya straight to the point gambarnya yang sengaja menyeleneh dan kusam karena sepertinya itu menandakan “keyogyaannya”…

Sumpe gue jatuh cinta sama film ini dan berharap one day in the not so near future gue bisa puny ide yang semantap ini…

Santai nggak terkesan menggurui, hanya sekedar memberi tahu keironisan jogya. Mungkin ini hati gue yang bicara karena gue berasal dari kota ini dan berempati dengan kondisi kota kesayangan gue itu. Jadi semua yang tergambarkan disana membekas di hati gue dengan mendalam.

Pokoke edhan lah orang yogya yang bikin film ini…

Gue acungin 4 jempol gue

Setelah diobrak-abrik emosinya oleh Short on Tsunami gue dan Mbak Novie pergi ke TIM 3- 4.30 pm to watch MAD HOT BALLROOM

LETS DANCE !!!

Film ini bikin gue mau belajar nari….. cihuy…..

Film documentary yang memperliatkan bagaimana beberapa sekolah negeri di Amerika Serikat memasukkan program menari dalam kurikulumnya supaya anak-anak (yang rata-rata tinggal di wilayah penggiran kota) tidak terjerumus ke masalah. Anak-anak 11 tahun di ajar menari, tapi sebagaimana budaya Amerika yang lainnya menari juga penuh dengan kompetisi dan upaya pencarian diri sehingga pada akhirnya yang berusaha akan selalu menang (and that’s the American Dream, don’t you forget !!)

Hehehe…

Cara bertutur film dokumeter yang seperti cerita ini sangat menyenangkan… pembuatnya nggak perlu campur tangan banyak untuk membuat film ini menjadi begitu menyenangkan karena MENARI itu sendiri adalah suatu hal yang menyenangkan..

Di bioskop yang gelap di TIM 3 pada saat pemutaran Mad Hot Balroom banyak sekali adegan yang mendapat tepukan dan suara kekaguman dari penonton. Film maker perlu di acungi jempol karena kesensitifannya dalam mengambil gambar yang penuh ekspresi….

Thank you for making this movie a wonderful thing to watch!


Film terakhir untuk hari ini berjudul DEAR FRANKIE –Djakarta Theater
7 pm

I kept writing to him because that’s the only way I could hear his voice…

Begitu alasan Ibunya Frankie atas kegiatannya menulis surat ke Frankie dengan berpura-pura menjadi Ayah Frankie (yang tela lama ditinggalkannya) yang menjadi awak kapal yang mengelilingi dunia. Masalah timbul saat kapal yang “ceritanya” adalah kapal ayah Frankie merapat di kota itu dan Frankie (yang tuna rungu dari kecil) ingin bertemu dengan ayahnya. Sang ibu menjadi kalang kabur dan mencari orang yang mau berpura-pura menjadi ayah Frankie selama satu hari.

Datang lah Mr X yang tidak punya masa lalu, masa kini dan masa depan yang bersedia menjadi ayah satu hari Frankie. Sebuah rencana yang sempurna. Mr X berpura pura menjadi ayah Frankie dan bermain sepuasnya dengan anak itu. Tapi rencana sempurna itu berubah menjadi terlalu sempurna. Mr X jatuh saying pada Frankie dan enggan meninggalkan anak itu. Jadi rencana satu hari berubah menjadi 2 hari. Dan dalam 1 hari tambahan itu banyak sekali yang terjadi. Dari satu hari ini terurai cerita kenapa Ibu Frankie selalu berpindah kota, kenapa Frankie yang dulunya tidak cacat bisa menjadi tuna rungu, kenapa ibu Frankie berpura-pura ayah Frankie adalah seorang awak kapal yang suka menulis surat kepada anaknya…. One full pact revelation tertuang dalam satu malam.

Setelah Mr X pergi, tiba-tiba Ayah Frankie yang asli kedapatan sakit keras dan ingin bertemu Frankir. Ibunya kebingungan. Ditengah kebingungan itu Frankie disuruh menulis surat ke Ayahnya sebagai ucapan semoga lekas sembuh. Surat itu diantarkan ke rumah sakit beserta foto Frankie untuk ayah aslinya.

Beberapa saat kemudian ayah Frankie meninggal. Dan Frankie membacanya di Koran. Kesedihan melanda, namun semua jadi sempurna dalam rencana ibunya. Tidak ada lagi kebohongan dalam surat, tidak ada lagi deg-deg-an karena kapal merapat. Tidak ada lagi berpindah-pindah dari satu kota ke kota yang lain hanya karena ayah Frankie berhasil menemukan keluarganya yang melarikan diri. Ibu Frankie lalu membereskan semua alat-alat kebohongannya. Termasuk alamat PO BOX yang dipercayai Frankie sebagai alamat ayahnya. Saat kotak PO BOX itu hendak ditutup oleh Ibu nya Frankie ternyata masih ada satu surat yang tersisa. Isi surat yang mengharukan itu membuat mata gue basah……

DAMN this is such a good movie, walau sayang bahasa inggrisnya dengan logat inggris kental sehingga agak butuh tenaga ekstra untuk mendengarkannya…. Tapi semuanya perfect menurut gue… oh ya.. satu hal lagi… entah kenapa gue punya masalah waktu mendapati Mr X adalaha seorang yang super duper guanteng ora jamak…. Wah.. kayanya nggak banget ada orang ganteng yang mau berkorban demi orang yang nggak pernah dia temui sebelumnya.

Hahaha…

Sori kepada orang-orang ganteng yang merasa offended….
Coz face it, most of you are really that bad!

DAY TWO (Thursday Dec 15)

This day was suppose to star with the film called Passabe.. tapi di cancel jadi gue nonton WORLD ANIMATION di Teater Kecil 2 pm

Isinya potongan-potongan animasi yang terdapat di iklan dan video klip di Inggris… sayang gue bukan orang Inggris jadi nggak bisa multi bahasa seperti orang-orang Eropa lainnya, jadi beberapa iklan gue Cuma ternganga karena ndak ngerti ceritanya, walaupun dengan hanya ngeliat gambar aja gue udah cukup seneng (abis sumpe mampus keren ) ada beberapa yang fascinates me

- sebuah video klip yang gue lupa dari siapa.. pokoke lagunya kacau banget (pendapat pribadi gue) tapi ngeliat animasi yang dilakukan disana bikin gue… menikmati gambar yang ada tanpa hirau terhadap musik cadas yang menjadi latarnya.

- Klip Cold Play sumpe keren banget !!!!

- Iklan layanan masyarakat Inggris tentang pelecehan anak… yang ngegambarin seorang ayah yang brutal yang memukuli anaknya.. si anak di iklan itu digamabrin sebagai kartun jadi digebukin di tending… si anak menerimanya dengan gaya kartunnya… tapi at the end of the commercial si anak kartun berubah jadi anak beneran yang terjatuh dari tangga waktu ayahnya memukul. Dan ada kalimat terakhir dari iklan itu yang bilang “ Your Kid is not Cartoon They Won’t Bounce Back Everytime You Hit Them” … hehehe sebenernya g lupa the actual words tapi seperti kaya gitu lah….

Perjalanan ke dua, kita (oh ya gue nontonnya sama Mbak Novie) berjalan menuku TIM 4 untuk nonton KONTROLL 4.45 pm

Ini film ajaib….

Kalimat itu nyantol di kepala gue saat gue disuruh mendeskripsikan film yang gue baru tonton tanggal 15 Desember ini. Ini bukan film yang biasanya jadi favorit gue untuk nonton karena story line –nya nggak jelas. Gue suka rese sama film yang nggak ada alur ceritanya karena gue merasa nggak bakal ngerti pesan yang mau disampaiin sama si film maker kalo story linenya berantakan. Tapi untuk film KONTROLL ini, I’m willing to make an exception. Film dengan alur cerita yang berantakan ini diawali dengan pernyataan dari kepala stasiun kereta api bawah tanah Budapest (tempat lokasi syuting KONTROLL) yang menyatakan bahwa film ini 100% fiksi belaka hanya saja KONTROLL menggunakan lokasi stasiun kereta api yang ada di kota itu. Gue pribadi sempet syok waktu liat bahwa ada seorang kepala stasiun dengan notepad hitamnya dan tampang serius membacakan pengumuman ini di awal film... ( bukannya ini biasanya dibelakang dan pengumumannya sifatnya tertulis) ..

Setelah nonton gue baru ngerti kenapa hal itu perlu.

KONTROLL bercerita tentang kehidupan pemeriksa tiket di kereta bawah tanah di kota BUDAPEST. Nggak seperti di negara kita dimana para pemeriksa tiketnya adalah laki-laki berseragam biru putih lengkap dengan topi, kalo di Hungaria para KONTROLL (pemeriksa tiket ) pake baju bebas dan jenis kelaminnya nggak hanya laki-laki saja. Di ceritakan di film itu bahwa di Budapest orang-orang enggan membeli tiket, beda sama Indonesia yang orang rela nyuap si pemeriksa tiket waktu kedapatan nggak punya tiket, di Hungaria orang lebih seneng berantem dan mempertahankan ‘ketidakinginannya’ untuk membeli tiket. Bagi gue yang orang Indonesia dengan keengganan untuk bikin kehebohan di mata umum, gambaran-gambaran mengenai kondisi seperti ini bikin gue penasaran. Selanjutnya film berkisah mengenai tantangan-tantangan lain dalam kehidupan seorang pemeriksa tiket (selain the fact that people often doesn’t wanna buy tickets). Ada cerita tentang orang yang doyan ngisengin si pemeriksa tiket, ada cerita tentang orang gila yang doyan mendorong korban jatuh ke rel sehingga mati tertabrak kereta, ada cerita tentang kompetisi RAILING (lomba lari cepat di jalur kereta yang tertutup dengan kereta ekspress di belakang pelari dan kereta malam terakhir di depannya) antar para pemeriksa tiket, Ada cerita tentang kebosanan yang menghantui para pemriksa tiket yang akhirnya lead to pembunuhan terhadap penumpang yang tidak sopan oleh seorang pemirksa tiket yang biasanya santun, ada cerita tentang seorang pengguna kereta yang tidak merasa perlu membeli tiket karena ayahnya adalah masinis kereta itu.


Kilasan-kilasan cerita ini ndak memiliki ending .. it’s just there for the people to watch, pembuat filmnya tidak berupaya untuk menceritakan kelanjutannya karena focus cerita dia adalah pada seorang tokoh penjaga tiket yang takut untuk keluar dari bawah tanah. Dan cerita ini juga nggak diberi embel-embel alsan dan akhirnya bagaimana.

Film pertama bagi Nimrod Antal ini adalah sebuah film yang becerita tentang cahaya. Dari film ini gue bisa liat makna sebuah cahaya, bagimana cahaya bisa memicu perasaan-perasaan tertentu dari orang yang melihatnya. Gambar-gambar dengan lighting yang superb ini mau bercerita mengenai apa yang nggak bisa diceritain oleh gerakan actor dan dialognya.

Acungan jempol buat teknik lighting dan eksplorasi si filmmaker terhadap lokasi. Sebuah stasiun yang suram dan bertaburan sampah di tangan Bapak Antal ini bisa terlihat romantis, anger dan meriah. Ada sebuah adegan di dalam kantor stasiun yang dipenuhi dengan kursi dan file pada satu saat dibuat begitu indah dengan tatanan cahaya jingga yang keren abizzz yang membuat gue berbelalak waktu tahu itu adalah kantor yang stuffy yang ada di adegan sebelumnya.

Ada satu teknik yang Bapak Antal pake yang bikin gue kagum berat. Sebelum cerita ini gue harus bilang dulu bahwa gue adalah pencinta musik latar, menurut gue ‘musik latar itu membedakan kehidupan nyata dengan kehidupan nyata yang di visualisasikan di film’ jadi semua film yang mau dikatakan bagus .. HARUS KUDU DAN WAJIB punya musik latar yang bagus. Well, ini yang dilakukan di film KONTROLL, dari awal film mulai kita disuguhi oleh musik tekno dengan ketukan cepat yang bikin kita merasakan atmosfer sbuah kereta api bawah tanah yang selalu di penuhi oleh lalu lalang penumpang. Pada sebuah adegan Bapak Antal melakukan sesuatu di musik latar itu yang nggak pernah gue lihat (denger sih lebih tepatnya…) sebelumnya. Begini adegannya.

Dalam sebuah pesta di stasiun kereta api bawah tanah musik yang disuguhhkan ada meusik tekno yang riang dengan ketukan yang cepat, lalu ditengah pesta yang meriah itu si tokoh mendapati bayangan musuhnya berkelibat diantara orang-orang yang sedang berpesta. Si Tokoh mulai melakukan pengejaran. Pada saat si Tokoh berhasil melihat si musuh musih tekno pesta diganti dengan musik yang suspence.. tapi musik pesta itu nggak hilang begitu saja. Musik pesta itu terdengar lebih pelan dibanding musik Suspense yang seakan menimpanya. Musik Pesta dijadikan latar dengan cara membuat musik itu terdengar kalo kita nutupin bantal diatas radio kita dan mendengarkannya. Setiap kali si musuh itu hilang dari pengelihatan musik pesta kembali jadi musik utama sedang musik suspense hilang dari telinga, saat si musuh kembali terlihat musik suspense jadi utama lagi.

Gue takjub berat sama gaya ini…

Film ini emang bikin gue nanya “Terus ceritanya gimana?” (dengan gaya Penonton Bodoh di film Janji Joni) tapi one thing for sure gue suka banget sama film ini, buktinya panjang banget gue nulis reviewnya. Gue suka sama film ini karena gue nggak pernah liat film seperti ini sebelumnya.

Setelah berpusing-pung dengan control, gue dan Mbak Novie (teuteup) lari ke Sarinah.. (setelah tahu kalao shuttle bus JIFFEST nggak pas sama jadwal nonton, kita berangkat sendiri ke Djakarta Theater) dan Nonton Spring, Summer, Fall, Winter… and Spring again (Korea) 7pm

Film ini sama dengan judulnya, panjang dan penuh pengulangan.

Film dengan judul panjang ini gue tonton bareng sama KONTROLL, jadi it makes 2 movies in a row yang gue tonton penuh dengan keanehan. Beda dengan KONTROLL yang nggak punya cerita yang jelas, SPRING SUMMER FALL WINTER .. AND SPRING AGAIN ini ceritanya terlalu amat sangat sumpee mampus sederhana banget… saking sederhananya sampe gue takjub…..

Cerita sederhana itu diawali dengan kisah seorang biksu tua yang hidup di biara terapung di tengah danau jauh dari peradaban bersama seorang biksu kecil. Di musim semi pertama (SPRING) kita di beri kisah mengenai karma.. apa yang kamu lakukan kepada orang lain akan dilakukan juga kepada mu.. bagaimana si biksu tua melihat keisengan biksu kecil terhadap binatang dan menghukumnya dengan cara membuat dia merasakan penderitaan binatang yang dia siksa… Musim berganti dan kita memasuki SUMMER .. Biksu kecil menjadi seorang remaja yang jatuh cinta dengan pasien biksu tua dan pergi meninggalkan biksu tua itu untuk hidup bersama si gadis…. Musim bergulir ke FALL… Biksu tua hidup sendiri di temani seekor kucing saat dia membaca bahwa si biksu remajanya itu (sekarang sudah dewasa) membunuh si gadis yang dicintainya. Mantan Biksu yang kini menjadi pembunuh itu kembali ke biara terapung ditengah danau jauh dari perabadan itu. Biksu tua menerima dengan sepenuh hati dan menjaganya sampai polisi datang menjemput sang buron itu. Pada musim ini sang biksu tua mati….. Musim berlalu menjadi WINTER yang beku… Sang biksu muda yang baru keluar dari penjara menemukan biara terapungnya yang telah terbengkalai di tengah danau beku. Dia mulai memberesi biara itu dan hidup menjadi biksu dan pada suatu hari seorang ibu datang menyerahkan seorang bayi kepada sang biksu untuk diawasi.. dan SPRING cerita berulang lagi……..

Sederhana banget nggak sih? Tapi cerita yang berjalan lamban ini memberi kita scene demi scene yang dipenuhi dengan landscape Korea di keempat musimnya yang diambil dengan amat sangat memukau. Biara terapung yang terkadang bergerak diatas air, Embun di musim yang dingin diatas danau, dan salju yang membeku dia atas sebuah air terjun memaksa kita yang udah mulai bosen dengan kelambatan dan kesederhanaan cerita film ini untuk duduk dengan tenang menikmati keindahan panorama yang ditawarkan..

Di film ini ada sebuah kalimat yang menurut gue kerennya setengah mati…

…..JANGAN MENCINTAI SESUATU,KARENA APA YANG KAMU CINTAI PASTINYA DICINTAI OLEH ORANG LAIN JUGA…JADI KALAU KAMU MENCINTAI SESUATU BERSIAPLAH UNTUK MELEPASKANNYA….

WOW….

Day One (wednesday Dec 14)

This is the first day of my 5 days marathon on Jakarta International Film FESTival 2005. The first day of watching endless magical movies…

This day starts out with TURLE CAN FLY (4.45 pm - Djakarta Theater 3)
Leave it to Iraqi and Iranian to make a film about war, They would come up with astonishing idea to share to the word what war is really about….

Film Turtle Can Fly ini adalah film pertama yang gue tonton di JIFFEST 2005. Dan hasilnya adalah WOOW!!! Gue tercengang. Sebuah pesan tentang perang dari sisi yang sangat berbeda. Sebuah perang tanpa scene-scene yang berdarah-darah dan teriakan-teriakan horror. Sebuah perang yang mungkin bagi orang
Iran dan Iraq adalah sebuah kejadian sehari-hari bagi mereka. Dan dengan film ini mereka telah membuat gue bisa memandang perang dari jarak yang lebih dekat.

Cerita berawal dari jatuh cintanya seorang remaja laki-laki yang dijuluki Satellite, tukang reparasi antenna di sebuah tempat pengungsian di perbatasan Iran-Iraq, kepada seorang gadis yang selalu terlihat menggendong seorang anak berumur 2 tahun di pundaknya. Tapi sebagaimana perang selalu berhasil mengubah hidup orang, cerita cinta anak remaja ini pun tidak sama dengan cerita cinta lainnya. Dalam film ini perang tidak sekedar dijadikan latar, namun jiwa dari perang itu menjadi plot utama. Satellite yang rela memberikan tali, (yang jarang adanya pada waktu itu) bagi gadis pujaannya, Satellite yang rela mengangkat air dari mata air bagi sang gadis, Satellite yang menyisihkan masker oksigen bagi sang gadis, Satelitte yang ikut menjaga anak sang gadis hasil perkosaan tentara, Satelitte yang rela berbagi wilayah pembersihan ranjau dengan kakak sang gadis. Sebuah cerita cinta yang hanya bisa terjadi pada situasi perang.

Cerita ini berlanjut dengan mendalami pengalaman sang gadis mengenai perang. Kefrustasiannya dalam memelihara anak hasil perkosaan, perseteruannya dengan kakaknya yang sayang dengan anak itu, dan keengganannya pada Satellite yang selalu membantu. Perang memang selalu mengerikan, bila kita memakai kacamata seorang anak untuk melihatnya, perang menjadi sesuatu yang sangat amat menjijikkan. Dari film ini gue bisa liat bagaimana sebuah perang mengubah seorang anak riang dan penuh dengan kehidupan menjadi seorang pemimpin yang harus menjaga puluhan anak buahnya dalam mencari ranjau untuk dijual, gue bisa liat bagaiamana seorang anak remaja yang bijak dan mampu meramal menjadi seorang bapak tanpa tangan bagi seorang anak yang dibenci ibunya sendiri, gue liat seorang gadis muda yang terpaksa menjadi seorang ibu dari seorang anak yang tidak diinginkannya. SIAL EMANG ‘LU PERANG……

Acungan jempol bagi filmmakernya puny ide dan mampu mengeksekusinya dengan sempurna… Gambar-gambar di film ini terlihat begitu natural karena tidak menggunakan teknik-teknik pengambilan gambar yang heboh, jadi mata gue ngerasa we are not watching a movie, but looking at real life!! .

Acungan jempol lainnya buat ide cerita yang nggak mau jatuh ke kubangan gelap mengenai perang, lelucon-lelucon yang keren ditebar sana-sini tanpa sungkan, membuat emosi penonton naik turun nggak karuan…. DAMN, YOU GUYS ARE GREAT !!

Acungan jempol buat para pemainnya yang terlihat dapet karakternya (tapi kayanya gue nggak pernah deh liat film festifal yang pemainnya nggak OK!!)

Emang layak banget film ini jadi best film tahun 2004 di San Sebastian…. Sumpeh deh… walaupun this movie is not my cup of tea tapi … gue sama sekali nggak menyesal untuk nontonnya… Anak memang sumber inspirasi terkeren untuk bikin karya dalam bentuk apa pun.

The second movie for today is THE SEA INSIDE (7 pm - GBB-TIM)

Ada seorang Ramon (Javier Bardem) dan hidup tidak akan jadi sama bila dekat dengannya.

Ramon adalah seorang yang cacat dari leher kebawah, tapi kecacatanya hanya membuktikan bahwa manusia memang hanya butuh kepalanya saja untuk bisa hidup bahagia. Ramon memberikan sebuah konsep baru dari POWER. Ramon yang menyenangkan dan selalu menulis dengan mulutnya itu ingin MATI. Bukannya dia nggak tahan sama hidup, tapi dia merasa dia sudah cukup menikmati hidup dan ingin melakukan sesuatu yang berbeda, yaitu mati.

Proses Ramon dalam mencari kematian membuat penonton menguras air mata. Pertanyaan-pertanyaan mengenai hidup, mati, bahagia, jatuhcinta, frustrasi dan laut membuat penonton sendiri menjadi ikut mempertanyakan hidupnya masing-masing.

Nonton film ini bener-bener menguras emosi gue, keluar dari theater rasanya gue tinggal daging dan kulit saja. Gila this movie just drain the life outta me.

Beda dengan Turtle Can Fly, Film The Sea Inside pake teknik kamera yang keren untuk mendukung jalan pikiran Ramon yang penuh fantasi (iya lah… saat lo hanya bisa tidur doing di tempat tidur ‘lo, yang melanglang buana adalah kepala ‘lo). Kekaguman dan pendalaman film maker terhadap laut bikin kita bisa liat gambaran laut yang indah, berwarna hijau di kontraskan dengan pasir yang coklat muda. This film has great shot in it, sayang proyektornya ndak focus banget, jadi agak bikin nggak enak mata waktu awal-awal nonton.

Ada kalimat yang bikin gue mati kutu waktu dengernya…

‘Why do you want to die?’

‘Like my father always says that it’s going to rain tomorrow and it will, I know that I want to die.’

Sebuah jawaban berdasarkan feeling dan rasionalitas yang bikin sedih, karena it reminds me that all my life I’ve been doing what my heart says….

Film ini penuh dengan simbol-simbol yang gampang di cerna dan kalimat-kalimat yang puitis dan (menggunakankan vocabulary yang gue dapet dari Vitri) NANCEP ABIS !!

Hehehe… nggak salah dia dinobati film asing terbaik di Academy Award dan Golden Globe… Film ini emang dasyat.. walau waktu 125 menit terasa amat lama karena you keep crying all the time.

Sunday, December 04, 2005

the end of 2005

I used to believe in dreams ..
now at the end of 2005 i saaaaaw every dream that i treasure are falling apart...

If I can't even dream..
what should a man do , then?