Last Day…. Mbak Novie udah baikkan jadi hari ini kita bisa nonton barerng… namun karena ada acara mendadak Dewi dan Mbak Novi meninggalkan gue untuk nonton film KAMI ANAK
KAMI ANAK
Film pertama ini bikin gue harus merogoh-rogoh tisyu dalam gelap… Gila !!! Gue terharu jaya… Cara bertuturnya sangat santai dan nyaman.. namun karena begitu polosnya jiwa gue sampe ndak tahan… Bercerita soal TORI seorang anak
JOKI KECIL
Film kedua ini ngebawa kita ke daerah
MYTH, MONSTER and HOBBIT
Film terakhir dan yang terpanjang… Film dengan animasi yang cerah dan narasi yang penuh canda ini SAYANG NGGAK PAKE SUBTITLE jadi banyak anak-anak yang nonton nggak ngerti, padalah film ini bercerita tentang mitos mengenai naga, yodha, burung api phoenix dan hobbit sang manusia kerdil ciptaan Tolkien… film documenter ini memang dibuat untuk televise jaid kita bisa melihat jeda-jeda untuk iklan… tapi jeda itu nggak sempet bikin gue bete karena the story fascinates me… bercerita tentang perjalanan Lawrence Blair ke pelosok Indonesia dan membahas mengenai makhluk-makhluk Indonesia yang mungkin saja jadi ide dari pembuatan mitos-mitos Inggris… Keren.. Cuma seperti gue bilang tadi sayang ndak ada subtitile karena kasian anak-anak kecil yang nonton……
Film kedua, gue bertemu dengan Dewi dan Mbak Novi di Djakarta Theater untuk nonton NOI ALBINOI Djakarta Theater 2-
Film kelam…
Bercerita tentang Noi yang seperti kebanyakan remaja lainnya selalu mencoba memberontak. Saat lo jadi remaja frustasi dan hidup di wilayah terasing
Filmnya si Dewi banget… bagi gue adalah UNTUNG Cuma 93 menit… dan ceritanya bisa dimengerti.. walau hati gue nggak terlalu jatuh kedalamnya…
Film terakhir di JIFFEST bagi gue adalah THE PRESIDENT BARBER Djakarta Theater2-
Ketawa, Pilu dan sedikit tersindir….. itu perasaan gue waktu liat film ini….
Definisi komedi yang dilekatkan pada film ini bikin gue bertanya-tanya… Film ini bermuatan politis.. menggambarkan kehidupan politik di negara Korea Selatan yang baru mulai menjadi demokratis.. Menggambarkan kecurangan-kecurangan pemilu, perebutan kekuasaan di pucuk pimpinan sampai penculikan-penculikan rahasia yang dilakukan oleh negara. Namun digambarkan dengan amat sangat sederhana dari kacamata seorang pemotong rambut presiden yang sangat sederhana yang tinggal satu dekat dengan istana Presiden (The Blue House) jadi terasa ringan *eh tapi kenapa gue masih merasa tersindir ya?*
Film ini ngasih liat gambaran kehidupan politik negara-negara yang sedang berkembang dengan segala kekelamannya namun dengan
Dan at the end yang bikin gue terharu adalah bahwa film ini tidak mencoba mencari yang salah siapa. Dia konsisten memperlihatkan bagaimana seorang pemotong rambut yang bersahaja tetap pada penghormatannya terhadap negara dan pemerintah yang telah menghancurkan kehidupannya karena That’s the only thing he knows how to do….
See you next year ya, JIFF….
No comments:
Post a Comment