Wednesday, December 21, 2005

DAY FOUR (Saturday Dec 17)

Hari keempat dari Mbak Novie tumbang… Gue ditemani Dewi sekarang untuk nonton 3 film lagi….
4.45 pm. Djakarta Theater 1. FAR SIDE OF THE MOON…

Gue telat masuk….

Ini film pertama yang gue nggak liat openingnya.. padahal dalam kamus gue dalam nonton film, bagian pertama adalah point crusial dalam mengerti sebuah film…. Jadi aja sedikit bete saat gue masuk ternyata layar udah ada gambar seorang adik dan kakak yang sedang bertengkar mengenai jalan hidup.

Film ini katanya masuk dalam kategori drama komedi.. tapi sumpee mampus gue nggak ngerasa ada muatan komedi dalam film ini… maybe Canadian have a different view of what comedy is… I dunno…

Film ini kayanya (gue pake kayanya karena sampe the end of the movie gue nggak bisa nemuin focus dan pesan besarnya…) mau bercerita tentang pilihan hidup. Seorang ibu yang memilih untuk mati, Seorang anak pintar yang memilih untuk menjadi sedih. Seorang anak kaya memilih untuk lari dari sedih…. Semua pilihan ini dikaitkan dengan kekaguman terhadap alam luar angkasa.

Warna di film ini sumpe keren banget, Film ini selalu memperlihatkan kontras-kontras yang keren dengan caranya sendiri. Dinding-dinding rumah yang di cat dengan warna-warna kuat , baju dan sepatu yang mendukung warna itu dan diletakkan dalam sebuah komposisi tertentu sehingga I can’t help not to admire it.. Terlihat bahwa si film makernya lebih berat pada komposisi benda dibanding dengan focus kepada orangnya.

Ada sebuah adegan yang mendukung pernyataan ini. Dalam adegan itu terlihat sebuah dapur dengan dinding yang berwarna terang dengan komposisi peralatan dapur yang menempel kepada dinding dan di ujung dinding itu ada sebuah fishbowl yang beku lengkap dengan seekor ikan yang membeku di dalamnya. Sang tokoh terlihat melalui lorong yang ada diantara dapur dengan pintu masuk. Si tokoh sedang menelfon. Selama percakapan, kita suguhi gambar dapur dengan warna yang kuat dan komposisi itu. Si tokoh dibiarkan berbicara di dekat pintu depan. Sebuah cara yang unik untuk mengedepankan gambar. Memang seperti isi film ini melulu tentang itu dan ceritanya dibiarkan mengalir diantara gambar-gambar yang apik. Pada akhirnya memang cerita tidak menjadi penting karena ending yang imajinatif menjadi pilihan sang film maker. Terbang bebas diantara orang-orang yang masuh terpengaruh gravitasi dengan latar sebuah poster besar di bandara menjadi penutup film yang menurut gue bercerita mengenai pilihan hidup…

Emang sih kalo ngebicarain pilihan hidup, orang akhirnya hanya bisa mengangkat kedua bahunya dan bilang I dunno.. mungkin itu alasan kenapa film ini berakhir dengan mengambang (dalam arti denotative dan connotative)….

Overal, gue lumayan suka sam film ini.. walaupun perjalanan untuk mencapai pesan terkesan lambat dan membosankan, tapi gue suka bagaimana si sutradara mengatur perpindahan adegan…….Nggak ada adegan yang tidak memiliki hubungan dengan adegan lainnya. That’s something hard to do….

Film kedua adalah film yang gue nanti-nantikan THUMSUCKER Djakarta Theater 7 pm .. ketemu sama Firman di antrian jadi akhirnya gue nonton bareng Dewi dan Firman…

Jujur aja, gue kecewa… Gue mengharapkan sebuah film komedi tentang bagaimana seorang anak try to overcome his thumbsucking addiction…. Ternyata as the saying goes.. you can’t always have what you want… terbukti… Film ini bercerita secara serius mengenai bagaimana thumb sucking adalah sebuah masalah psikologis yang harus diobati secara medis…. MATI KUTU DEH GUE ….

Sebuah Drama mengenai Justin Cobb (17) tahun yang nerdy dan nggak bisa bergaul karena punya masalah thumbsucking ini. Sebagaimana film Amerika lainnya ada triumph good against evil… kayanya ini udah embedded deh sama the American Dream bahwa if you want something hard enough and willing to work extra for your dream.. some how some way you will get it…. Film Thumbsucking ini memperlihatkan bahwa Justin DID get everything that he wanted even the impossible.

Kritik gue dalam ide cerita adalah sebagai berikut… (sori di kasi dalam bentuk nomer karena setelah nonton film ini, kepala gue nggak rela gue tidur dengan nyenyak tanpa memikirkan kejanggalan-kejanggalan yang gue rasa waktu nonton film ini..)

1. Bagaimana bisa seorang anak yang tidak percaya diri memasukkan dirinya ke dalam club debat sekolah…. Memang adanya kemungkinan ‘cinta’ tapi sangat aneh melihat bahwa Justin yang minder berada dalam kelompok debat yang kecil, tanpa merasa sungkan….
2. Ada
apa dengan Justin’s girlfriend.. perpindahan si perempuan dari seorang aktivis alam menjadi seorang drug user itu menajdi tanda tanya yang besar.. gue bahkan nggak bisa mikirin kemungkinan alasan. Dan pada perpindahan ini, penonton Cuma diharapkan menerima saja, tanpa protes…. Sebel….
3. Kenapa Justin yang baru overcome his addiction to pills tiba-tiba bisa melarikan diri ke pelukan si cewek dan jadi drug user??? Di kepala gue sih ada alasannya
–mungkin Justin masih mau bergantung dengan benda-benda itu, tapi gara-gara pilnya udah dibuang semua ke tong sampah, dia merasa harus cari alternative- … tapi sepertinya alasan yang gue buat sendiri ini kurang kuat….
4. Tokoh si ayah dan si Adik yang sebenernya msih bisa dikembangkan sayang nggak di sentuh sama sekali….. pada hal gue penasaran sama si adik saat dia bilang.. “you think that you are the only one with problems.. well, when you are acting weird and everything.. I have to step up and be normal…..” Gila kalimat yang keren yang bikin gue terus terngiang-ngiang…. Acungan jempol buat yang bikin !!! Nah melihat itu.. kenapa tokoh si adik nggak keliatan jadi sebuah pertanyaan.

5. Kenapa si pacar Justin nggak mau terlihat buka baju… mmm…..itu yang nggak terselesaikan….dan agaknya bikin penasaran karena Justin makes a big fuss about it dan bikin dia merasa frustasi….

Wah kaya segitu aja kali ye yang bisa gue inget tentang kejanggalan dalam film ini.. Tapi I think this is a good movie walaupun jalannya lambat banget…. Untuk film yang berdurasi 95 menit seharusnya dia bisa memempatkan cerita .. nggak coba eksplore new character…. Tapi it’s a good movie because of the unique idea in it.

Film terakhir gue udh mau tewas dengan sukses… Firman balik jadi gue nonton sama Dewi aja … udah pukul 9 pm dan lelahnya udah berasa nih… tapi ada film yang kudu gue tonton yaitu THE RETURN..

Lelah !!!!

Itu yang gue bisa omongin buat film yang gue tonton pukul 9 malem ini… Setelah seharian nonton film.. gue salah milih film The Return untuk jadi film penutup gue untuk hari itu…

Film ini sebenernya bagus (kalau kata temen gue, Si Dewi yang sesekali nengok ke arah gue yang beberapa kali terlelap saat nonton film ini….) emang lambat sekali jalan ceritanya namun detailnya begitu mempesona sampai si Dewi berbahagia nonton nya…

The Return adalah sebuah film mengenai perjalanan. Sebuah perjalanan dalam satu kehidupan anak manusia yang memperlihatkan kedatangan, kepergian dan kembali pulang. Berkisah mengenai 2 orang saudara laki-laki yang tiba-tiba kedatangan ayahnya yang telah pergi selama 12 tahun lamanya tanpa cerita. Dengan perlahan dan memperlihatkan gambar yang kelam nyaris hitam-putih.. film ini bercerita mengenai bagaimana kedua saudara itu menerima ayahnya kembali. Russia ternyata sebuah negara yang memiliki budaya untuk berbicara yang amat baik. Gue ngeliat bagaimana seorang anak belia bisa mengungkapkan dirinya secara lisan dengan sempurna, dan memiliki sinisme sebagaimana seorang dewasa yang bijak. Gue nggak nyangka! Apa hanya anak Indonesia saja yang punya masalah untuk mengekspresikan diri?

Film kelam ini mengakhiri perjalanan gue untuk hari sabtu di JIFFEST 2005.. masih ada one more day to go… dan gue masih up and ready aja… asal nggak dikasih film lambat dan kelam.. gue akan masih bisa tersenyum….

No comments: