Friday, February 05, 2010

Pujian, sindiran atau tamparan?

Hei....
ini masih saya lagi
dengan segala kebimbangan-kebimbangan saya  
semoga tidak bosan
karena belakangan ini, saat mau menulis di diary bersampul kulit warna merah tua itu, kepala saya lebih memilih untuk tidur dibanding berpikir....
jadi walhasil segala unek-unek di kepala hanya bisa saya tumpahkan di sini saja...
hahaha...
semoga tidak ada yang berpikir bahwa hidup saya hanya berisi emosi gila begini...
Hal ini saya lakukan agar ada ruang di hati dan kepala untuk berbahagia... cukup sederhana bukan?

Saat 'harusnya' sibuk mentranskrip sebuah wawancara di siang nan panas... tiba-tiba kepala saya terusik dengan kejadian yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu...

“Lo bisa mengevaluasi segitu detail karena lo tahu bagaimana sebaiknya sebuah tulisan itu diterjemahkan. Lo merasa lebih mampu untuk nerjemahin itu dibanding yang nerjemahain.”

ANJRIT!
Kalimat yang meluncur santai dari mulut teman baik saya sewaktu makan siang itu menyinggung perasaan saya. Aih, sumpe mempes, tak pernah terlintas di kepala saya bahwa saya lebih mampu dibanding si penerjemah itu. Sumpe mempes... Saya cuma membaca dan merasa ada yang kurang sreg saja...

Kenapa saya begitu perasa soal hal ini. Karena pada rapat yang terjadi sejam sebelum percakapan ini, bos saya mengeluarkan pernyataan, “Agak unik cara 'lo memandang sebuah tulisan terjemahan ya... sensitivitas lo tinggi terhadap tulisan-tulisan ini. Mungkin karena lo merasa bahwa lo bisa menerjemahkannya lebih baik dari penerjemahnya ya...”

GUBRAK!!!
tadinya ucapan bos tidak saya masukkan dalam hati –karena let's face it he's my bos.. nothing he says matters to me--- tapi ketika teman baik saya di kantor mengucapkan hal yang sama.... saya merasa terganggu... terganggu berat!!!

Aih...

setelah dipikir dengan mendalam... saya menemukan bahwa ternyata ini kerap terjadi dengan saya... Evaluasi, Analisa, Pendapat saya mengenai sesuatu selalu diasosiasikan dengan kepercayaan bahwa saya melakukan pekerjaan itu lebih baik dari orang yang meminta evaluasi, analisa, dan pendapat saya. PADAHAL ITU TIDAK BENAR!!!

Berbagai kisah bodoh mengenai hal ini dengan bisa mudah saya ceritakan kembali (kenapa sih kisah bodoh kerap hinggap dalam hidup saya?) well, semua merujuk pada satu hal : banyak orang yang menganggap saya sombong....

Padahal pada kenyataannya sumpeh saya tidak punya rasa itu di kepala saya.... hanya kadang-kadang saya terlalu bodoh untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan * yang menurut pendapat sahabat saya, best left unanswered * Pertanyaan-pertanyaan seperti, menurut lo gue bagus ngak pake baju ini? Apakah tulisan gue sudah cukup baik? Apakah menurut mu tinggu gue sudah cukup? Keren ya lagu ini? Filmnya bagaimana?

Arghhhh....................
apakah semua orang harus tahu berapa kali saya mengganti opening di setiap tulisan saya. Betapa kali saya harus menggoogle sesuatu demi mengerti arti sebenarnya dan cara penulisannya... betapa saya hanya bisa menunduk malu saat bertemu dengan sutradara karena sampai detik ini saya belum bisa membuat film?

Aih,,,,,
let's not talk about pompousness, coz everyday i have to scrape the self-esteem i have left in my self just to get through the day...
 
hahaha... well, segitu dulu curhat parah saya hari ini... :) jangan sedih,.. ini cuma unek2 kok... :)

 

2 comments:

rendy imandita said...

dasar libra. logonya aja timbangan,.. pasti banyak bimbangnya...

detta aryani said...

dasarnya bimbang itu dari kata timbang ya, ren...wah baru tau gue... :)