Tuesday, July 05, 2011

Serba Salah

Kalian pasti akrab dengan konsep rindu. Ya, betul. Itu lho, rasa yang menggerogot di tengah dada kalian. Yang berhasil membuat hari apa pun terasa mendung. Yang membuat hati merasa sepi, yang membuat hidup terasa tak berarti. Huh? Bagaimana tahu 'kan sekarang konsep rindu itu? :) 

Beberapa hari yang lalu, saya --dengan gagah berani--merasa butuh menghadapi rasa itu secara langsung, setelah sebelumnya terus merasa terganggu oleh rasa ajaib itu selama beberapa bulan terakhir ini. Saya nekad. Tanpa berpikir panjang mengenai implikasi yang bisa terjadi bila saya melakukan konfrontasi secara langsung, saya meluncur ke tempat di mana ujung akhir rindu saya berada. 

Tertawa. Berbagi. Bahagia. Menemukan ruang kosong dalam hidup terisi lagi. Seperti dulu. 

Tapi, sebagaimana peraturan dunia--yang ditetapkan tanpa persetujuan dari saya--yang menyatakan bahwa segala sesuatu ada harganya. Maka setelah proses penghapusan rindu dari dada selama sehari, saya harus membayarnya di hari-hari berikutnya. Dengan harga yang ternyata cukup mahal. Rindu yang dulu hanya mengganggu, kini berakumulasi jadi sebuah rindu yang menghantui dan menelan saya hidup-hidup. 

Ada yang salah di sini! Saya yakin bahwa ada yang salah di sini! Benar-benar salah. 

Mengapa saat saya mencoba menghilangkan rasa itu, kini rasa itu kembali berbalik pada saya dalam kuantitas dan kualitas yang lebih dasyat. 

Siyal! Aturan nomor berapa ini? 

Rindu, apa maumu? Tidak tahukah kamu, bahwa saya tak bisa hanya memikirkanmu saja? Banyak yang harus saya kerjakan. Banyak yang harus saya lakukan sebagai akibat dari keputusan --entahsiapa-- saya berada di dunia. 

Bersembunyilah sejenak di padang-padang imajiner di kepala-kepala orang berbahagia. Jangan ganggu saya dulu. Mungkin bulan depan, saya bisa mengurusimu. Tapi jangan sekarang. 

Sepertinya memang rindu harus dibiarkan sendirian, jangan diikuti, karena nanti seperti apa yang saya alami, dia akan berbalik ke arah Anda dengan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya. Dan Anda hanya bisa terkapar. berkhayal. mengenang. berharap. pada sesuatu di masa silam yang telah membuat Anda merasa senang. 


*cheers* 
cold beer would be nice after this :)

3 comments:

irina lune said...

setel musik: keep bleeding keep keep bleeding love...

ric ky said...

kenapa semakin rindu setelah bertemu?

detta aryani said...

My question exactly, ky.