Tuesday, May 31, 2011

Kenangan

"Hey, penulis, apa kabarmu hari ini?"
"Baik," ujarnya sambil melirik kecil pada saya tanpa mengangkat wajahnya. 
Dia memang selalu begitu. Menolak untuk menatap langsung mata saya. Menurutnya mata adalah jendela hatinya, di mana semua cerita akan terpampang jelas bila seseorang menatap langsung ke matanya. Jadi saya tak memaknai apa-apa ketika melihat keengganannya untuk bertatap mata. 
Saya memutuskan --tanpa meminta ijinnya-- untuk menduduki kursi kosong yang ada di hadapannya. Ada meja kayu kecil yang memisahkan kami berdua. Meja yang berikan segelas kopi setengah kosong miliknya dan secarik foto ukuran postcard yang tergeletak di dekat tangan kanannya. Dia duduk diam tanpa menghiraukan keberadaan saya di hadapannya. Matanya menunduk dan memperhatikan foto itu. Sebuah foto yang menyajikan sebuah wajah yang cukup saya kenal dengan baik. Wajah milik saya. 
"Tahukah kamu bahwa aku rindu sekali padanya," ujarnya entah kepada siapa. Matanya masih tertuju kepada foto wajah saya yang diambilnya lima tahun lampau itu. 
Saya menghela napas dalam-dalam. Saya ikut memperhatikan foto itu. Saya tak tahu bagaimana menanggapi pernyataannya. Jadi saya hanya diam. Sejujurnya saya ingin mengatakan bahwa saya juga rindu sekali pada sosok yang ada di foto itu.Sosok yang sepertinya sudah hilang ditelan waktu. Sosok yang sudah tak ada lagi bersama saya. 

*buat yang bilang rindu* 

2 comments:

bonita adi said...

Akuuuuu.. Aku rindu padamu mbaaaaaaak :D

detta aryani said...

:) xixixix... dikumpulin rindunya dulu.. ditata rapi jadi pas ketemu tak berloncatan kemana-mana sampai berantakan :) sampai ketemu, teman! :)