Accepted: reject Rejection

tadi malem baru nonton film Accepted : reject Rejection
dan langsung aja pandangan gue terhadap dunia perkulihan diputar balikan dalam waktu 1,5 jam.

Ceritanya sederhana tentang seorang anak yang ditolak di semua univ, tempat dia mendaftarkan diri. Lalu apa yang terjadi? secara ini film Amerika, yah.. dengan gampangnya dia bikin universitas sendiri! lengkap dengan gedung (bekas sebuah mental hospital yang disewakan), website sekolah yang keren dan fomulir pendaftaran yang otentik. hehehe... saik banget deh..

gara2 semua terlihat asli, banyak banget yang akhirnya daftar dan dari situlah segala kerusuhan terjadi... sumpeh.. seru dan lucu... si anak yang bikin univ itu langsung mikirin apa saja yang dibutuhkan dalam sebuah univ: gedung, dekan, tempat nongkrong dan kurikulum. dan bikinlah dia semua itu... (yang tentu saja se-alternatif mungkin)

yang bikin gue mikir saat gue nonton film teenflick ini adalah sebuah pertanyaan yang diungkap oleh anak itu, "apa sih yang dicari orang kalau kuliah?"

Jawaban dari pertanyaan itu emang harusnya beragam.
dari pertanyaan itu gue jadi punya pertanyaan bagi diri gue sendiri. "apa sih yang gue dapet dari kuliah?" to my surprise jawabannya (bagi gue pribadi) adalah teman...
nothing more and nothing less...

jadi what does it say about universitas?
is just a place to hang out and find friends to broden your knowledge..
kalau begitu emang sah aja semua orang bikin universitas. pandangan gue tentang universitas yang berkedudukan di ruko-ruko langsung berubah. Sah banget mereka bikin itu semua. Sah banget klaim untuk bikin univ di mana-mana, karena pelajaran itu ngak harus selalu punya cap makara atau berkedudukan di kawasan pendidikan..

hahaha.. it's just a thought sih...
semoga ndak ada yang tersinggung...
hehehe....