Wednesday, December 09, 2009

:p

Dia belum pulang juga, batin lelaki itu sambil menaruh ransel di meja makan sambil menatap nanar ruangan yang remang karena hanya ada satu lampu saja yang dinyalakan. Lelaki itu ingin sekali berkata 'aku sudah pulang' lalu melihat senyum dia yang telah menantinya seharian. Tapi hari ini semua itu hanya sebuah impian dan teriakan 'aku sudah pulang' hanya bisa ditujukan kepada kesunyian.

'Cepat pulang,' ujar lelaki itu padanya tadi malam melalui telepon genggam.
'Ah, sepertinya masih lama nih,' jawab dia dengan nada suara yang ringan.

SIAL
Ingin sekali rasanya lelaki itu membanting telepon untuk melampiaskan kesal di hatinya.
'Kenapa kamu bisa begitu riang? Kenapa kamu bisa begitu senang? sementara aku di sini setengah mati kehilangan?'

tapi kalimat yang sudah melingkar-lingkar di kepala itu urung diucapkan.
'Oh, begitu. Ya sudah jaga diri baik-baik ya, sayang.' hanya itu yang bisa diucapkan untuk menekan segala rindu yang sudah meradang.

Kenapa kamu masih butuh yang lainnya, kalau dahulu kamu pernah bilang bahwa bersamaku adalah segalanya?

SIAL 
kenapa aku jadi cengeng seperti ini, batin lelaki itu dengan resah.

Mungkin karena aku sudah lupa rasanya teh hangat, baju rapi di gantungan dan sarapan lengkap sebelum berangkat kerja.

Ah, begini rasanya kehilangan...
cepat pulang yah, sayang....


***

No comments: