Sunday, September 05, 2010

Detta Gendut Tapi Nyaman dengan Keadaan itu

Saya kerap nonton film yang bercerita mengenai bagaimana orang berjuang melawan kegemukannya. Beberapa film yang membekas di kepala adalah Love on a Diet (2001) yang memperlihatkan Sammi Cheng dan Andy Lau jadi orang gendud yang berusaha diet untuk mendapatkan cinta dan Real Women Have Curves(2002) yang dibintangi oleh America Ferrera. Hanya dua. Memang tak banyak memang yang membuat saya terkesan. Karena kebanyakan cerita mengenai kegemukan, hanya sebuah cerita klise belaka, tanpa benar-benar mengetahui cerita di balik kegemukan itu. 

Terakhir saya menonton Queen Sized (2008) sebuah film televisi mengenai bagaimana seorang yang gemuk menjadi Prom Queen di sekolahnya. 

Film itu mendapat mixed review dari saya karena penciptaan karakter si gemuk itu tak mantap, atau paling tidak tak terasa kuat saat saya menontonnya. Selesai menonton itu, saya berpikir --tanpa melakukan research mendalam-- orang yang membuat ini pasti tak tahu bagaimana rasanya menjadi gemuk. Jadi titip salam saja buat Peter Levin, Rodney JohnsonNora Kletter dan Richard Kletter yang bercerita bahwa orang gendud itu selalu diganggu oleh orang kurus. 

Lalu pagi ini saya menonton sebuah reality show : Stylista : Elle Magazine Reality Show. Tak lama sih, cuma melihat sebentar saat jadi kutu loncat remote.. :) 

Nah, bagian yang saya tonton itu memperlihatkan seorang kontestan yang gemuk, sedang makan. Saat mengunyah pizza itu, si kontestan bilang, "although i might actually not look it, but i can't really eat that much" 

dan kamera terus menangkap dia mengunyah mengunyah dan mengunyah.... 

Saya tertawa pahit.... 

Saya tahu betapa sulitnya jadi orang gemuk. Jadi kepikiran untuk menulis entri ini di multiply.

Saya tahu bagaimana rasanya naik angkot dan dapat tatap, aih orang gemuk ini masuk, mau duduk di mana dia? 

Saya tahu bagaimana rasanya menyebutkan ukuran celana saya, dan ditatap oleh mbak-mbak pelayan dan dikatakan, ah, ngak mungkin mbak ukurannya segitu, kayanya ngak muat deh, mbak... :) makasih lho, mbak! 

Saya juga tahu bagaimana rasanya ditanyakan, sedang hamil, mbak? << yang kemudian saya jawab dengan "nggak kok emang gendud aja" yang membuat mbak itu merasa tak enak... adooh maaf ya... gue lagi bete hari itu sehingga harimau di mulut gue ndak dirantai, maaf ya :( 

Hidup jadi orang gendud itu memang ajaib. Saat Anda gendud, banyak sekali orang yang merasa kasihan. Anda kerap --tiba-tiba ditanya mengenai berat badan Anda oleh orang asing, dan Mereka juga akantiba-tiba tanpa di minta-- memberi resep kurus dan tempat nge-gym paling baik atau apalah. Gendud di sini menjadi aib.

Sebuah stigma yang menyatakan bahwa Anda tak normal. 

Tapi tak semua orang begitu. Ada banyak yang bisa melihat melewati batas kegendud-an itu. Saya sih amat bersyukur karena tak orang di sekitar saya yang mempermasalahkan kegemukan saya. Mungkin itu alasannya mengapa saya tak pernah merasa kebutuhan untuk mengarang cerita, "sebenernya saya makannya dikit, lho" atau apalah agar orang memaklumi kegemukan saya. 

Saya gendud karena saya suka makan, makanan ibu saya. Hehehe... 

Saya suka makan es krim, minum bir dan makan apapun yang berhubungan dengan pasta dan gorengan. 

Saya gendud karena diri saya yang gemar mendudukkan diri di kursi dan berhadapan dengan komputer seharian juga membaca novel-novel roman sambil tidur-tiduran... 

itu alasan mengapa saya gendud. 

dan setelah saya melihat alasan-alasan itu, saya menimbang apakah saya rela menghilangkannya untuk mendapat sebuat tempat di masyarakat "normal" dengan baju ukuran 2 dan 4 ? 

ah, kayanya belum dulu deh.... 

saya memang gendud tp sumpah mampus ini kondisi ini sudah cukup nyaman... :) 

kenapa ndak itu yang diangkat dalam film-film ini, atau yang menjadi pemikiran orang-orang?  

yah, segitu dulu soal kegemukan .... 

*terpicu oleh reality show tadi pagi. God bless me and my fat belly* 

 :) 

9 comments:

marie olive said...

:)

detta aryani said...

hahaha.. maksih atas senyummnya ...

'M ' said...

am not fat, am big boned :P

*terus bawa kabur kueh coklat*

adisti daramutia said...

Gw juga bingung tuh dg pola pikir itu. Padahal dulu kekaisaran Cina menjadikan istri gemuk sebagai lambang kemakmuran.
Kenapa bukan kurus yg dijadikan aib ya? Kurus kan identik ga cukup makan. Ga cukup makan BIASANYA diidentikkan dengan ga ada uang. Ga ada uang = aib. Ya ga? :-D

rendy imandita said...

ga gemuk, cuma kinyis kinyis ginak ginuk

rachma wati said...

Gue malah lebih cekikikan baca komen2 di atas Ta :P

detta aryani said...

aku suka dibilang gendud... berasa mau dipeluk.. xixixixi.... :)

detta aryani said...

tau ngak, mir.. kue coklat yang ingin banget gue makan adalah kue coklat bikinan nyokapnya raymond di everybody loves raymond... nyam nyam nyam kayanya enakkkkkk bangetzzzzzzzz *padahal gue ndak terlalu suka coklat*

gilang gumilang said...

Selama nyaman... apalagi yang penting :)