Monday, January 07, 2008

Another episode of Mr Monk

yes, lo boleh caci maki gue karena belakangan ini doyan banget nonton tivi --padahal moto idup gue adalah WATCHING TV IS A SIN.. hehehe..

tapi tadi malem gue mendapati gue di depan tv dan menonton MONK (film serial tentang detektif canggih bernama adrian monk yang punya masalah kejiwaan) dan tidak bisa melepaskan diri dari efek magis kotak bercahaya itu.. hehehe...

sebelum gue cerita tentang episode tadi malem, berikut prolognya dulu....

cita2 gue dari dulu adalah menjadi detektif (kawakan kalau bisa)... idola gue dari kecil adalah Mr Hercule Poirot --karakter karangan the ever so genius Agatha Christie-- dan nyaris semua film serial yang gue tonton pasti mengenai crime solving (gue cinta berat sama Murder She Wrote dan Matlock----ketauan deh umur hehehe-- dan sekarang I can't miss an episode of CSI)

well, balik lagi ke MONK... untuk serial yang satu ini gue melihat adanya anomali dalam diri gue...
MONK tidak seperti serial2 yang gue gilai.. menurut gue kasus2 yang diangkat dalam film itu terlalu remeh temeh dan gampang ditebak..

terlebih lagi sang detektif itu mirip sekali dengan Mr Poirot gue tercinta walau digambarkan secara berlebihan (seperti obsesi yang berlebihan pada kebersihan dan keteraturan itu dicomot abis dari karakter Poirot yang punya kegemaran dengan hal2 yang bersifat simetris --walau dalam kehidupan Mr P hal ini tidak membuatnya harus pergi ke psikiater, berbeda dengan Adrian Monk yang gokil dan kudu memiliki jadwal rutin dengan psikiaternya)

Melihat semua down side dari MONK itu, gue jadi agak heran mendapati diri gue suka banget sama serial ini.. Baru tadi malem gue menyadari mengapa gue menyukainya ..

episode tadi malem bercerita mengenai pembunuhan seorang perempuan (yang ternyata adalah temannya  Adrian.. perempuan ini baru pulang liburan dari Yunani dengan kekasihnya... tertuduh utamanya tentunya tidak lain dan tidak bukan adalah sang kekasih.. ternyata beberapa saat setelah diselidiki oleh kepolisian, sang kekasih ditemukan mati...

habislah tersangka.. namun saat diwawancarai polisi, sang kekasih menyebutkan bahwa pacarnya itu sudah meninggalkannya demi lelaki lain yang dia temui di Yunani...nah masalahnya siapa lelaki itu menimbulkan pertanyaan besar...

di sisi lain dalam cerita ini, dikisahkan bahwa Adrian mendapat teman baru--karena adrian adalah orang yang 'aneh' , jadi memiliki teman adalah hal yang baru bagi Adrian. dia konsultasi ke psikiaternya dan percaya 100% pada temannya yang baru itu. Sang teman baru itu tinggal ngomong "Yeah, that's what friends do, Adrian...." dan dengan itu sang detektif genius percaya dan bahkan menuruti ajakan sang teman...

Gampang ditebak memang, ternyata sang teman baru adalah pembunuh. Dia mendekati Adrian karena tahu bahwa korbannya telah mengirimkan foto liburannya di Yunani kepada Adrian. Dan dengan foto itu akan tersingkaplah siapa pembunuhnya.

malam itu gue baru sadar bahwa kasus2 MONK ndak terlalu menarik perhatian... yang menarik perhatian gue ternyata adalah karakter MONK sendiri yang selalu tidak fit in sama lingkungannya... kesendiriannya, keanehannya dan usahanya untuk membaur dengan masyarakat 'normal' membuat gue mau terus mengikutinya....

I don't feel sorry for MONK... dan rasa kasihan bukan alasan gue terus menonton serial ini.. menurut gue, pencipta karakter MONK ini keren banget karena berhasil membuat gue (atau banyak orang) melihat sedikit dari diri kita masing2 dalam diri MONK...

dulu (waktu gue masih rajin baca buku) gue pernah baca bahwa penyakit orang modern adalah KESEPIAN... dan ternyata pernyataan penulis buku benar adanya.. terlihat dari sosok MONK yang mendamba sahabat sampai dia rela mematikan semua sensesnya sebagai detektif jenius dan mengabaikan tanda2 yang menunjuk kepada si pembunuh..

Mmm.. seperti orang kurang kerjaan lainnya.. gue tadi malem mikir mengenai hal ini.. Betapa susahnya orang nyari temen yah...
kadang kita (gue lebih tepatnya) menghiraukan ajakan berteman dari orang2 yang ada disekeliling gue hanya karena hal yang remeh temeh. Atau tidak menunjukkan sikap ingin berteman saat gue merasa 'nah.... orang ini ndak mungkin jadi temen gue'

ada keinginan untuk memilih teman yang cocok sempurna dengan kita... jadi orang2 diluar itu kita omit dengan mudahnya...

gue jadi mikir.... orang2 seperti guelah yang bertanggung jawab kenapa orang seperti Adrian Monk bisa salah milih teman dan dipergunakan oleh orang sedemikian rupa...
SIAL! kayanya my new year resolution adalah menjadi orang yang lebih ramah pada orang lain.... gue ndak mau nama gue masuk dalam daftar orang-orang yang menyebabkan rusaknya dunia... heehhehehehe....

oh ya, di akhir tulisan yang luar biasa panjang ini gue cuma mau bilang.. TERIMA KASIH PADA SEMUA YANG SUDAH RELA MENJADI TEMAN GUE... gue tahu besarnya pengorbanan kalian untuk menyandang predikat itu.. hehhehehehe... terima kasih, karena berkat kalian semua, gue ndak ngerasa seperti Adrian Monk....

hehehhe
oh ya.... eh untuk Naboi.. this is not the hormone talking.... hehhehe:)

No comments: