Wednesday, January 16, 2008

Kita, Bencong dan negara bernama Indonesia

sedap banget ngak judul entri gue kali ini... tulisan gue ini terispirasi dari poster iklan indra birowo yang ada di jalan2 dae kebun Jeruk sampe Slipi, acara company gathering kantor gue yang menyisakan lagu UMBERELLA-Rihana di kepala, dan pertanyaan seorang temen yang berbunyi "kangen ngak jadi akademisi, ta?"

gue jadi mikirin mengenai bencong-- sebenarnya harusnya 'kata' tepatnya sih waria.. tapi dalam keseharian gue, penggunaan kata bencong lebih melekat pada gue (tanpa ada tendensi untuk merendahkan yah...it's just lebih santai aja bagi gue.. --penggunaan konsep bencong/cong akan gue gunakan seterusnya di tulisan ini jadi this is an early warning yah...)

'cong belakangan ini sedang marak di media. Dari mulai acara talkshow sampai kegiatan-kegiatan hiburan lainnya. ada kesan ndak sreg aja kalau liat acara hahahaha tanpa ada sosok kemayu lucu itu... gue sih asyik2 aja liatnya... sebagai pemerhati media  menurut gue hal ini wajar sekali, mungkin karena demand publik yang senang melihat sosok lelaki bergaya perempuan jadi semua seolah berlomba-lomba menampilkan mereka. Kondisi ini berkembang sampai pada titik dimana menimbulkan ketakjuban pada diri gue. Bayangkan saja sebuah majalah mengangkat tokoh Aming (mmm.. sebenarnya dia bisa dikategorikan 'cong apa ndak yah..) sebagai salah satu pria terseksi di Indonesia, Ivan Gunawan dengan bebas mengenakan make-up dan dengan gaya sehari2nya yang genit bitchy (sebagaimana perempuan biasanya hahahaha) di televisi nasional dan mengeruk penonton banyak banget, dan contoh2 lain yang mengagumkan...

tapi kondisi ini jadi ironis

sekali waktu gue nonton acara Indonesian Idol 2007--waktu itu ada seorang kontestan namanya Ajeng seorang 'cong yang berhasil masuk ke ruangan untuk memukau para juri (jurinya waktu itu Indra dan Titi DJ yang lainnya gue lupa) .. Ajeng menyanyikan lagu 'don't you wish your girlfriend is sexy like me' versi indonesia hehehe.. gue ndak tahu judul lagunya jadi gue tulis saja yang gue tahu... wel eniwei.. ajeng menyanyikan dengan suara lumayan keren da gaya yang asik .. indra dan titi malah minta dia untuk menyanyikan 2x... tapi yang bikin sedih  bagi gue saat ajeng ndak diloloskan .. dengan canggih dan perlu diberi jempol adalah pertanyaan Ajeng kepada Indra setelah tahu dia tidak lolos di ajang itu "Apakah orang seperti saya bisa berada di industri ini?" jawaban Indra logis dan diplomatis.. "Untuk saat ini tidak.."

mmmmm.....
gue ndak protes omongan indra, menurut gue jawaban dia baik dan benar. .. dan yang penting adalah jawaban itu logis .... memang di negara bernama Indonesia ini kondisinya begitu... 'cong di negara ini diposisikan sebagai sosok yang hanya ada di dunia surrealis bernama hiburan.. di dunia nyata, sosok itu dinafikkan keberadaannya..

beberapa waktu yang lalu gue berkesempatan untuk ngobrol dengan ketua Srikandi--sebuah organisasi waria di Indonesia-- kondisi penafikkan 'cong  di  negara bernama Indonesia ini jelas dari ceritanya.."Saat kami masuk ke panti wreda, kondisi kami membingungkan, begitu juga di rumah sakit" kalimat mbak ketua Srikandi itu sampai detik ini masih terngiang di kuping gue...

hal ini yang bikin gue menjadi kebingungan... bagaimana sosok yang sama bisa gemilang di layar kaca/lebar, tapi dalam kenyataan dunia, mereka dihilangkan begitu saja...

ini menyedihkan....
gue menyikapi hal ini dengan pemikiran yang logis, tanpa embel2 agama dan kepercayaan yang ada di kepala gue.. gue harap yang baca juga demikian... sehingga omongan ini bisa dilihat dari kerangka yang sama dengan yang menulisnya...

argumentasinya di sini adalah keironisan yang ada.... yang mau gue ungkapkan di sini adalah kita yang munafik mendukung 'cong di pentas, tapi saat lampu sorot dan keriaan hilang... begitu juga dukungan kita pada mereka...

gue ndak mau bandingin dengan di luar negeri, karena sepertinya mereka juga masih sama dengan kita. Tapi sedikit harapan di hati gue sama negara bernama Indonesia yang gue cintai ini, pingin denger ada orang yang bilang "coba tengok Indonesia yang telah berhasil dengan sistem....... di negaranya dan kini negara tersebut menjadi ......" wah...... berbunga2lah orang seperti gue...

hehehe..
well. iit's just a thought...
ndak perlu persetujuan
ndak perlu penolakan
hanya membutuhkan eksistensi saja bahwa pendapat ini ada....



 

15 comments:

agung marhaenis said...

aku memandangnya tak beda dengan preman, polisi, tentara, atau yang lain. asal gak rese' dan gak mengganggu orang lain, gak ada masalah

dan sapar said...

yupz di dunia nyata mereka bener2 dikucilken ye
setubuh jg asal gk nyolek2 gua mah gak masalah ... hihihihi

detta aryani said...

iya.. bedanya preman kalau pipis ndak usah mikir mau di toilet mana, dan ndak dibetein sama petugas saat liat namanya cowok sosoknya cewek.. padahal waktu bikin ktp ndak boleh ngasih foto 'cantik'nya...
ironis aja.... :(

Rio XY said...

waaaah....keren opininya..ya asal ga saling mengusik sih that would be fine..manusia toh hanya menilai

Imelda Suryaningsih said...

sama seperti kata "garing", "gila" dan "lucu", kata "bencong" sudah mengalami pergeseran makna. misalnya, pas lagi ngobrol seru gila (maksudnya seru banget) soal satu barang yang lucu (maksudnya barang yang bagus atau menarik), ada yang melontarkan cerita garing (maksudnya cerita yang tak bikin ketawa), sering banget gue denger orang langsung ngomong gini, "Ih, bencong deh lu." padahal maksudnya dia, "Ih, nggak asik deh lu." :D

detta aryani said...

sejujurnya.. ini bukan masalah ngak saling mengusik sih.. tapi masalah apakah kita adil dengan membiarkan keadaan ini terus ada...

kita membutuhkan mereka dalam dunia hiburan tapi kita masih diem aja pas tahu kalau ternyata mereka keilangan identitasnya di negara yang namanya indonesia ini...

apa hanya ini yang bisa kita buat yah...? hiks...

uwi hadjid said...

eh tulisan loe serius banget...

detta aryani said...

iya nih.. belakangan ini lagi ada bara di dada yang ndak mau ilang...kangen nulis spt ini, opini2 gokil ngak penting.. tapi kalau ada mikirin jadi penting banget hehehe....

detta aryani said...

kayanya gue tahu siapa yang suka ngomong ini... :)

rachma wati said...

( mikir )

serny olive said...

Wah Det, gue mau komentar tp kayaknya gak cukup deh di sini.

Bahas satu persatu, dimulai dari kata 'bencong'. Gue melihat bahwa 'bencong' (versi gue) lebih rendah dibanding 'waria'. Maksud gue, kl 'waria' memang orang itu sudah begitu adanya, cuma yang bikin gue concern adalah orang yang berusaha jadi 'kebencong-bencongan' demi mendapat tempat di masyarakat. Demi ingin mendapat 'cap' lebih 'stylish' atau 'sensitif' dari lelaki atau orang kebanyakan, ada beberapa yang berusaha 'membencongkan' dirinya. Itulah yang menurut gue 'bencong', karena dia takut dengan dirinya yang asli.

Nah, tentang 'bencong' di masyarakat. Sepertinya industri komedi & hiburan lagi suka memasarkan 'kebencongan' dan menganggapnya sebagai satu daya jual. Gue kemarin baru aja nonton sinetron (yang ada Sandra Dewi nya) dengan tokoh sok 'bencong' yang loe maksud itu. Mungkin si pembuat cerita menganggap hal ini bisa membuat cerita lebih lucu dan menghibur, tapi gue pikir itu sama sekali gak lucu.

Duh, gue ngomong muter-muter ya....

Imelda Suryaningsih said...

sama kayak latah gitu dong, ser. beberapa orang menganggap latah itu sesuatu yang cute. padahal ya nggak banget. tapi menurut gue, bencong itu ya sekadar istilah. sama aja sih artinya dengan banci atau waria. artinya ya itu-itu juga. pria kewanita-wanitaan atau wanita kepria-priaan. cuma kekayaan bahasa aja untuk mengartikan orang yang seperti itu.

detta aryani said...

kutipan keren! dan gue setuju berat dgn sepatuungu soal ini!

Dora Theodora said...

Gw punya banyak banget temen yang bencong.
Tapi kadang gw juga bingung dia bencong apa bukan? Soalnya mereka suka menunjukkan sifat-sifat diluar sifat bencong yang dapet protes dari bencong yang lain "Iiiiih...bencong dikit dong luh!" sehingga dia dibilang bukan seperti bencong yang seharusnya bersikap & bergaya sebagaimana bencong biasanya. Makanya kadang kalo lagi deket sama temen-temen bencong, gw sedikit ikut kebawa bencong.

Sebenernya bencong itu apa sih?

lady fitonia said...

aq no comment,, terlalu berat, aq gak bisa kasi opini, ini kasusnya sama kayak vivrons ensemble (livin' together) or nikah beda agama... saya lebih memilih tidak beropini,,, ada lagi postingan yang lebih "ringan"??